Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman lada diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
2. Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
3. Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping satu)
4. Ordo : Piperales
5. Famili : Piperaceae
6. Genus : Piper
7. Spesies : Piper nigrum Linn
Genus Piper memiliki banyak spesies. Sekitar 600 – 2.000 spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa spesies yang telah dibudidayakan, antara lain Piper nigrum (lada), Piper betle (sirih), dan Piper retrofractum (cabai jawa) (Rukmana, 2003).
1. Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
2. Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
3. Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping satu)
4. Ordo : Piperales
5. Famili : Piperaceae
6. Genus : Piper
7. Spesies : Piper nigrum Linn
Genus Piper memiliki banyak spesies. Sekitar 600 – 2.000 spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa spesies yang telah dibudidayakan, antara lain Piper nigrum (lada), Piper betle (sirih), dan Piper retrofractum (cabai jawa) (Rukmana, 2003).
Chromosome pada piper nigrum berjumlah 2n = 52. Bangsa Piper termasuk kelas Dicotyledae, ordo Piperales dan keluarga Piperaceae. Di antara 600 jenis bangsa Piper yang terdapat di daerah tropis, kurang lebih 40 jenis berasal dari Indonesia. Menurut dugaan, lada yang ditanam di Indonesia dewasa ini bukanlah tanaman asli Indonesia melainkan diimport dari India.
Pada waktu itu, tanaman tersebut masih hidup secara liar. Butir-butir lada yang kita kenal, baik lada hitam maupun lada putih adalah buah daripada lada yang berbatang memanjat. Batang itu bisa mencapai ketinggian lebih dari 10 m. Tetapi tanaman lada yang sudah dewasa tidak akan dibiarkan memanjat sampai mencapai ketinggian lebih dari 10 m, melainkan dibentuk atau dibuat dengan ketinggian 4 – 5 m, melekat pada tajar. Sedangkan keliling tubuhnya (mahkota pohon) bergaris tengah 1,5 m
(Rukmana, 2003).
(Rukmana, 2003).
1. Akar
Pada garis besarnya lada mempunyai 2 jenis akar, yakni:
a. Akar yang terdapat di atas tanah, Akar yang terdapat di atas tanah juga disebut akar lekat atau akar panjat. Akar lekat ini berguna untuk melekat atau memanjat pada tajarnya, sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas. Akar-akar
lekat ini hanya tumbuh pada buku batang orthotrop, sedangkan pada cabang-cabang buah tidak akan tumbuh akar lekat.
Pada garis besarnya lada mempunyai 2 jenis akar, yakni:
a. Akar yang terdapat di atas tanah, Akar yang terdapat di atas tanah juga disebut akar lekat atau akar panjat. Akar lekat ini berguna untuk melekat atau memanjat pada tajarnya, sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas. Akar-akar
lekat ini hanya tumbuh pada buku batang orthotrop, sedangkan pada cabang-cabang buah tidak akan tumbuh akar lekat.
b. Akar yang terdapat di dalam tanah, akar yang terdapat di dalam tanah juga disebut akar utama. Akar-akar ini selain tumbuh pada bukunya yang merupakan perpanjangan dari akar lekat, juga tumbuh pada bekasbekaspotongan batang. Akar utama tumbuh pada pangkal batang, sehingga padasuatu batang bisa terdapat 10-20 akar utama. Pada akar utama itu akan tumbuh akar samping dengan bulu akar yang banyak sekali. Bulubuluakar tersebut bisa berkembang di permukaan tanah dan berguna untuk menghisap makanan yang diperlukan. Apabila keadaan tanah memungkinkan, maka akar itu akan dapat menembus tanah sedalam 12 m.Sedangkan panjangnya akar bisa mencapai 2-4 m. Tetapi pada umumnya sistem perakaran lada cukup dangkal, hanya mencapai kedalaman antara 30-60 cm saja.
2. Batang
Bagian-bagian batang di atas tanah ada 3 jenis :
1. Stolon : tandas (batang primer). Stolon atau batang primer juga disebut batang dasar; istilah Lampung, stolon ini apa yang disebut tandas. Stolon merupakan batang pokok atau batang induk yamg tumbuh memanjat di mana batang-batang lain seperti cabangcabang orthotrop dan pang plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, dan setelah berdiameter 4-6 cm, berbenjolbenjol, berwarna abu-abu tua, beruas-ruas dan lekas berkayu serta berakar lekat. Sedangkan pada kuncupnya, batang tersebut membengkok. Setiap ruas panjangnya bisa mencapai 7- 12 cm; dan pada bukunya tumbuh sehelai daun dan satu kuncup yang berhadaphadapan.
Bagian-bagian batang di atas tanah ada 3 jenis :
1. Stolon : tandas (batang primer). Stolon atau batang primer juga disebut batang dasar; istilah Lampung, stolon ini apa yang disebut tandas. Stolon merupakan batang pokok atau batang induk yamg tumbuh memanjat di mana batang-batang lain seperti cabangcabang orthotrop dan pang plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, dan setelah berdiameter 4-6 cm, berbenjolbenjol, berwarna abu-abu tua, beruas-ruas dan lekas berkayu serta berakar lekat. Sedangkan pada kuncupnya, batang tersebut membengkok. Setiap ruas panjangnya bisa mencapai 7- 12 cm; dan pada bukunya tumbuh sehelai daun dan satu kuncup yang berhadaphadapan.
Tanaman lada masih muda, yakni umur 8 -12 bulan akan mencapai ketinggian 1 1,5 m dengan ruas yang jumlahnya ± 20 buah. Setelah itu, barulah pada tanaman tersebut akan tumbuh cabang-cabang itu juga disebut kayu primer, sekunder, tertier.
Pada umumnya tunas atau kuncup tak akan tumbuh pada setiap ruas, melainkan setelah tumbuh cabang sekunder 3 -4 ruas lagi, barulah kuncup yang baru dan seterusnya. Kadangkadang dialami, setelah tumbuh 7 -10 ruas barulah tumbuh kuncup yang lain.
3. Cabang-cabang orthotrop
Cabang-cabang ini tumbuh pada batang pokok. Cabang tersebut bentuknya bulat, berkuncup yang berjauhan dan tumbuhnya memanjat ke atas. Cabangcabang ini kedudukannya sama dengan batang primer. Sebab mereka juga berakar lekat, memanjat serta beruasruas.
Cabang-cabang ini tumbuh pada batang pokok. Cabang tersebut bentuknya bulat, berkuncup yang berjauhan dan tumbuhnya memanjat ke atas. Cabangcabang ini kedudukannya sama dengan batang primer. Sebab mereka juga berakar lekat, memanjat serta beruasruas.
Pada setiap buku terdapat sehelai daun yang berhadap-hadapan dengan cabang plagiotrop dan segumpal akar lekat yang mengikat tanaman pada tajarnya. Semua cabang yang mengarah ke atas disebut cabang orthotrop. Apabila cabang-cabang itu tak melekat pada tajar, tetapi memanjang terus ke bawah atau menggantung, maka cabang itu disebut sulur gantung, sedang yang tumbuh pada pertumbuhan tanah disebut sulur tanah. Baik sulur tanah ataupun sulur gantung dapat dipergunakan sebagai bibit.
4. Cabang plagiotrop: cabang buah
Cabang plagiotrop ialah rantingranting yang tumbuh dari batang orthotrop, yang jumlahnya banyak sekali. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak melekat pada tajar sebab masingmasing, bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku tumbuh sehelai daun yang berhadaphadapan, dan disinilah akan tumbuh malai bunga. Cabang plagiotrop ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan pada cabang plagiotrop ini masih bisa tumbuh ranting-ranting lagi. Inilah bagian-bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau buah,
maka ia juga disebut cabang-cabang buah.
Cabang plagiotrop ialah rantingranting yang tumbuh dari batang orthotrop, yang jumlahnya banyak sekali. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak melekat pada tajar sebab masingmasing, bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku tumbuh sehelai daun yang berhadaphadapan, dan disinilah akan tumbuh malai bunga. Cabang plagiotrop ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan pada cabang plagiotrop ini masih bisa tumbuh ranting-ranting lagi. Inilah bagian-bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau buah,
maka ia juga disebut cabang-cabang buah.
5. Daun
Tanaman lada itu berdaun tunggal tidak berpasangan, keadaannya kenyal, serta bertangkai. Bentuknya bulat telur, tetapi pada pucuknya meruncing. Daun belahan atas berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada belahan bawah berwarna hijau pucat dan tak mengkilat. Panjang tangkai 2- 4 cm, panjang daun 12- 18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat daun 5 -9. Daun pada batang bagian atas tidak sama dengan daun pada bagian bawah, di bagian atas lebih panjang, sedang bagian bawah lebih bulat. Begitu pula bentuk daun dari batang atau cabang juga tidak sama dengan daun pada sulur dan cabang plagiotrop. Daun pada cabang bentuknya simetris dan berwarna tua, sedang daun dari cabang plagiotrop atau sulur asimetris dan berwarna muda.
Tanaman lada itu berdaun tunggal tidak berpasangan, keadaannya kenyal, serta bertangkai. Bentuknya bulat telur, tetapi pada pucuknya meruncing. Daun belahan atas berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada belahan bawah berwarna hijau pucat dan tak mengkilat. Panjang tangkai 2- 4 cm, panjang daun 12- 18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat daun 5 -9. Daun pada batang bagian atas tidak sama dengan daun pada bagian bawah, di bagian atas lebih panjang, sedang bagian bawah lebih bulat. Begitu pula bentuk daun dari batang atau cabang juga tidak sama dengan daun pada sulur dan cabang plagiotrop. Daun pada cabang bentuknya simetris dan berwarna tua, sedang daun dari cabang plagiotrop atau sulur asimetris dan berwarna muda.
Daun-daun tersebut tumbuhnya berhadap-hadapan dengan tumbuhnya
kuncup cabang, sedang daun pada cabang plagiotrop tumbuhnya berhadap-hadapan dengan tumbuhnya malai bunga. Kuncup daun itu dibungkus oleh kelopak. Apabila daun itu akan mengembang, maka gugurlah kelopak atau sisik tersebut.
kuncup cabang, sedang daun pada cabang plagiotrop tumbuhnya berhadap-hadapan dengan tumbuhnya malai bunga. Kuncup daun itu dibungkus oleh kelopak. Apabila daun itu akan mengembang, maka gugurlah kelopak atau sisik tersebut.
6. Bunga
Bagian-bagian yang dapat berbunga hanyalah cabang-cabang plagiotrop atau cabangcabang buah. Bungabunga itu tumbuh pada malai bunga, sedang malai bunga itu sendiri tumbuh pada ruas-ruas cabang buah yang berhadap-hadapan dengan daun. Sebagaimana bunga yang lain, maka bunga lada juga mempunyai bagian, antara lain:
a. Tajuk bunga atau dasar bunga. Tajuk bunga ini berwarna hijau atau melekat pada malai. Apabila sudah tumbuh buah, tajuk ini akan merupakan dasar buah atau tempat duduk buah, karena buahnya tidak bertangkai.
b. Mahkota bunga. Ini berwarna kuning kehijau-hijauan dan tumbuh pada dasar bunga. Bentuknya sangat kecil dan halus, sedang beberapa hari setelah terjadi penyerbukan, maka daun bunga itu akan layu dan akhirnya mengering.
c. Putik. Putik adalah alat betina, bagian ini merupakan terusan dari ovarium.
Putik terdiri dari:
1. Ovarium: mengandung sebuah sel telur yang berdiri tegak dan bertangkai pendek.
2. Bakal buah yang dilengkapi dengan tangkai kepala putik dengan bentuk bintang yang terdapat 35 tangkai. Setiap tangkai panjangnya 1 mm serta terdapat kepala putik basah dengan garis tengah 10 mu (1 mu = 1/1000 mm).
d. Benang sari. Benang sari adalah alat jantan, terdiri dari 2 atau 4 tangkai benangsari dan kepala benangsari. Di dalam kepala benangsari terdapat tepungsari yang berguna untuk menyerbuk putikputik. Tangkai benang sari panjangya 1 mm, sedang kepala benang sari besarnya 10 mu, dan bundar.
Karena bunga lada itu memiliki putik dan benang sari, maka disebut bunga
sempurna atau berumah satu. Malai yang tumbuh lebih dulu adalah malai yang dekat pucuk-pucuk cabang buah, kemudian disusul malaimalai
dibawahnya. Selanjutnya apabila semua ruas cabang buah itu sudah tumbuh beberapa malai, maka malai itu akan mengarah ke bawah atau menggantung. Tiap malai bunga panjangnya 7-12 cm, dan tumbuh bunga
maksimal 150.
7. Buah dan Biji
Buah merupakan produksi pokok daripada hasil tanaman lada. Buah lada mempunyai ciriciri
khas sebagai berikut:
Buah merupakan produksi pokok daripada hasil tanaman lada. Buah lada mempunyai ciriciri
khas sebagai berikut:
Bentuk dan warna buah: buah lada berbentuk bulat, berbiji keras dan berkulit buah yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Dan apabila buah sudah masak berwarna merah, berlendir dengan rasa manis. Maka buah lada disukai burungburung
berkicau. Sesudah dikeringkan lada itu berwarna hitam. Kedudukan buah: buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm. Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 38 gr atau rata-rata 4,5 gr.
Keadaan kulit buah: kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, ialah:
a. Epicarp = kulit luar
b. Mesocarp = kulit tengah
c. Endocarp = kulit dalam
Biji: di dalam kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada, biji-biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras.
(Sutarno dan Agus Andoko, 2005).
berkicau. Sesudah dikeringkan lada itu berwarna hitam. Kedudukan buah: buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm. Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 38 gr atau rata-rata 4,5 gr.
Keadaan kulit buah: kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, ialah:
a. Epicarp = kulit luar
b. Mesocarp = kulit tengah
c. Endocarp = kulit dalam
Biji: di dalam kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada, biji-biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras.
(Sutarno dan Agus Andoko, 2005).