Dibawah rintik hujan,Aravita berjalan tanpa arah. Dia hanya mengikuti kemana kaki nya melangkah,tidak mempunyai tujuan yang pasti. Dia hanya berbekal pakaian yang melekat ditubuh nya,yang sudah basah kuyup.
“Jadi,selama ini kamu udah mempunyai tunangan? Aku gak nyangka,kamu setega ini! Selama ini,aku mengira kamu adalah pasangan terakhir ku,kamu yang terbaik untukku! Nyatanya? Bullshit! Persetan kamu!”
“Araaa!!!! Dengarkan aku please!”Ara tidak mau mendengar penjelasan apapun itu,hati nya kian beku,mati rasa. Dia tidak perlu penjelasan lagi,yang dia lihat tadi sudah cukup untuk membuktikan omongan Rani,sahabatnya.
Waktu sudah menunjukkan jam 2 malam,tapi dia belum juga pulang ke rumah nya,dia masih ingin berkeliaran dijalan tanpa ditemani siapapun,hanya suara rintikan hujan dan kilat yang setia menemaninya. Dia tidak peduli dengan deringan telpon yang sudah beberapa kali-atau bahkan berpuluh kali masuk ke ponsel nya. Dia hanya ingin sendiri.
Disaat Ara sedang menikmati kesedihannya,ponsel nya kembali berdering. Tertera nomer mama nya memanggil.
“Ara,kamu dimana sayang? Cepat pulang,nak”suara mama yang lembut dan sedikit khawatir,membuat Ara sedikit tenang,tetapi tidak setenang hidup nya dulu-sebelum peristiwa naas ini terjadi.
“Ma,jangan khawatir,aku baik-baik saja. Ma,hari ini aku tidak bisa pulang,karna ada urusan kampus yang harus Ara selesaikan. Bye ma!”telepon terputus. Ara mematikan ponselnya.
“I’m sorry ma,aku terpaksa berbohong!”kata Ara dalam hati.
Ara kembali menikmati kesedihannya,dia sangat terpuruk. Apa yang dikatakan sahabatnya itu benar,dia sangat menyesal tidak mau mendengarkan sahabat karibnya itu,sampai-sampai Ara menjauhi Rani. “Aku menyesal Ran,maafkan aku”
——–
“Ra,lo harus percaya sama gue! Gue gak bohong! Alva itu cowok brengsek! Lo gak pantes buat dia Ra! Jauhin dia Ra”
“Ran,punya hak apa lo,buat nyuruh-nyuruh gue menjauh dari Alva? Alva itu gak seperti yang lo kira! Lagi juga,lo punya bukti? Kalo Alva itu brengsek!”
“Gue emang belum punya bukti! Tapi nanti,lo akan tahu dengan sendiri nya,siapa Alva itu? Cowok yang lo bangga-banggain itu cowok brengsek!”
Praaaak…..Tangan Ara berhasil menyentuh pipi Rani dengan keras. Semua orang yang berada di cafe,memandangi mereka berdua,dengan tatapan penasaran sekaligus kaget.
“Mulai sekarang,jauhin gue! Gue gak mau kenal sama lo lagi! Pergi lo dari hidup gue! Anggap saja kita gak pernah kenal!”kata-kata Ara,mampu membuat Rani,pergi meninggalkan cafe itu,meninggalkan Ara sendiri.
——-
Sepulang dari cafe,Ara pulang ke rumah dengan mata sembab,untung saja semua keluarga nya sedang pergi ke luar kota,hanya Ara dan bi Darmi yang berada dirumah. Dia sengaja tidak ikut bersama keluarga nya,karna besok tanggal 10,Alva berulang tahun yang ke 22 tahun,dia ingin memberikan surprise untuk kekasih dambaan hatinya. Dia sudah menyiapkan semua rencana dan hadiah untuk Alva.
Tepat jam 00.00,Ara ingin menjalankan semua rencana yang telah ia siapkan,dia akan pergi ke apatermen Alva,dengan sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Alva. Hanya Ara dan teman-temannya Alva yang tahu.
“Va, lo lagi dimana?”kata Rino-temannya Alva yang mencoba memastikan Alva sedang berada di apatermennya lewat telepon. Karna seharian ini,Ara sengaja tidak berkomunikasi dengan Alva,karna ini adalah bagian dari rencana yang telah ia buat.
Ara sudah menyiapkan kue tart,dan juga sudah menyalahkan lilin. Segera dia dan teman-temannya menuju ke apatermen Alva yang bernomor 23 yang terletak dilantai 1. Pintu apatermennya tidak dikunci,segera Ara dan teman-temannya masuk tanpa permisi. Terdengar suara televisi sedang menyalah di ruang tamu,itu pertanda Alva sedang berada diruang tamu itu.
“Happy Birthday,sayang…”teriakan Ara mengangetkan Alva dan juga…Melihat Alva yang berciuman mesra dengan wanita itu,membuat Ara shock bukan main,kue tart yang dia bawakan sudah hancur berhamburan ke lantai.
“Alva!!! Dasar brengsek! Ngapain kamu berduaan sama cewek ini? Pake acara ciuman segala! Siapa dia?”Alva terdiam,dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
“Kamu yang siapa?”gertakan wanita itu tak kalah kerasnya dengan gertakan Ara.
“Gue pacarnya Alva! Lo siapa? Berani-berani nya deketin cowok gue!”
“Eh,gue tunangannya! Lihat nih”wanita itu menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis kanan nya.
“Jadi,selama ini kamu udah mempunyai tunangan? Aku gak nyangka,kamu setega ini! Selama ini,aku mengira kamu adalah pasangan terakhir ku,kamu yang terbaik untukku! Nyatanya? Bullshit! Persetan kamu!”Ara pergi begitu saja meninggalkan Alva. Alva mencoba mengejarnya tapi terlambat! Sosok Ara sudah menghilang entah kemana.
——-
Ara memutar kembali kejadian tadi di apatermennya Alva,seharusnya hari ini adalah hari kebahagiaan untuk Ara dan Alva,namun takdir berkata lain,hari ini adalah hari kepahitan untuk Ara dan mungkin kebahagian untuk Alva. Tangisan Ara tak bisa berhenti,orang-orang yang berlalu-lalang mengira Ara baik-baik saja,seperti orang berjalan biasa. Dia menangis dibawah rintik-rintik hujan,sehingga orang lain tidak bisa melihat tetesan air mata Ara,karna terhalangi oleh tetesan air hujan. Ara kembali meratapi kesedihannya,dia terus berjalan,berjalan,dan terus berjalan. Tak peduli sudah seberapa jauh dia melangkah. Ketika dia ingin menyebrang,Ara tidak mendengar suara klakson mobil,dia tidak melihat ke kanan maupun ke kiri,pandangannya lurus,kosong,dan pudar….
——-
“Ara,kamu sudah bangun sayang? Ini mama,nak!”Ara membuka matanya perlahan-lahan,mata nya memfokuskan pandangannya yang menyapu seisi ruangan.
“Ma,aku dimana?”
“Kamu dirumah sakit sayang,kamu kecelakaan. Untung saja orang yang nabrak kamu tanggung jawab,dan dia sekaligus dokter muda yang merawat kamu”kata mama panjang lebar sambil mengelus rambut Ara.
“Nah,itu dia orang nya datang!”dr.Calvin Agustin,Ara membaca nametag yang terpasang di jas dokter nya. “Lelaki ini,lumayan tampan,wajah nya baby face untuk seorang dokter muda yang kira-kira berumur 25tahun”kata Ara dalam hati. Mama Ara meninggalkan Ara berdua dengan dokter muda itu.
“Hai,gimana keadaan kamu? Sudah baikkan? Maaf ya,saya tidak sengaja menabrak kamu,diposisi kemarin itu saya juga salah,karna saya tidak melihat kamu menyebrang jalan. Untung saja kamu tidak terluka parah,kalau iya-saya sangat menyesal telah membuat gadis semanis kamu terluka”dokter Calvin menyunggingkan bibir tipis nya itu-membuat Ara terpana dan salah tingkah. Ara tidak terlalu mendengarkan omongan dokter muda nan tampan itu,dia fokus dengan wajah nya yang bersih tanpa noda jerawat sedikit pun. Perfect!!!
“Hei,kok diam?”Ara langsung menurunkan sikap salting nya itu,agar tidak ketahuan dr.Calvin.
“Oh,iya gpp dok! Saya juga salah nyebrang gak lihat-lihat”kata Ara yang tidak berhenti salting,karna tatapan dokter muda itu berhasil membuat jantung nya berdetak cepat. Ara tidak tahu mengapa bisa seperti ini,padahal dia belum mengenal dokter muda ini lebih jauh,hanya sebatas dokter dengan pasien.
“Nama mu,Aravita Giselle? Nama yang bagus untuk wanita semanis kamu. Hm..boleh saya minta nomer ponsel kamu?”
Duaarrrr….. Ara shock bukan main,dia tidak menyangka dokter muda ini,meminta nomer ponsel nya,memang itulah sebenarnya yang Ara inginkan. Segera dia mengambil secarcik kertas,dan menuliskan nomor ponsel nya dengan cermat,dia takut menuliskan nomer ponsel yang salah.
“Makasih nona Ara,saya pamit dulu ya! Sampai jumpa besok!”lagi-lagi senyumnya dokter muda itu meluluhkan hati Ara. Ara membalas senyuman itu yang tak kalah manis.
——-
Cahaya matahari pagi,menembus jendela ruang inap Ara,sudah 2 hari dia dirawat di rumah sakit,dia tidak mengeluh untuk segera pulang ke rumah,malah dia ingin lebih lama berada di rumah sakit,karna dia ingin bertemu dokter muda itu. Entah kenapa setiap Ara bertemu dokter muda itu,rasa sakit yang diberikan Alva sedikit berkurang,walaupun masih berbekas. Apa itu tandanya Ara sudah jatuh cinta lagi?
“Hmm,dokter Calvin kemana ya,sus? Kok dia gak nge-check saya?”tanya Ara sedikit ragu,dia takut kalau suster ini tahu,kalau Ara sangat menginginkan dokter muda itu datang.
“Hari ini,semua dokter libur,kan sekarang hari Sabtu”kata suster itu dengan ramah,nampak nya dia tidak curiga dengan pertanyaan yang dilontarkan Ara.
“Oh,iya,saya lupa sus!”kata Ara sambil mengutuk dirinya bodoh! Dia lupa tanggal dan hari,tapi dia tidak lupa dengan senyuman dokter muda itu.
“Kalau dokter itu gak masuk,kan dia bisa sms,dia kan tahu nomer gue”Rupa nya Ara mulai tertarik dengan dokter muda itu,dia ingin tahu lebih dalam tentang dr.Calvin. Baru saja Ara memikirkannya,orang yang dipikirkannya pun datang dengan membawa keranjang buah dan bunga yang harum juga segar.
“Halo,Ara! Sudah bangun rupanya!”
“Eh,dokter,bukannya hari Sabtu semua dokter libur ya?”kata Ara polos.
“Iya memang! Tapi tidak buat pasien spesial yang satu ini”kata Calvin sambil memberikan bunga itu pada Ara. Hati Ara berdegup kencang,kesaltingannya mulai memuncak. Dia banyak mengobrol dengan Calvin,dia lelaki yang berpikiran dewasa,tegas,bertanggung jawab,tampan juga lucu. Mengobrol dengannya,membuat Ara melupakan segala nya. Segala tentang kepahitan percintaannya dengan Alva.
“Toook..Tok..Tokk”Calvin,membuka pintu itu tanpa perintah Ara.”Mungkin itu mama”pikir Ara. Ternyata pikiran Ara meleset,yang datang itu bukan mama,tapi Alva!!!!
“Ngapain kamu kesini? Pergi sana! Gue gak mau lihat muka lo lagi. Dasar brengsek!!!!”Ara tak dapat menahan emosinya yang semakin meledak-ledak ketika Alva mendekat dan meminta maaf padanya. Calvin hanya diam,dia tidak tahu harus berbuat apa,dia tidak mau mencampuri urusan Ara,dia juga tidak tahu apa permasalahannya,dia hanya sebagai penonton.
“Araaa,maafin aku. Aku sayang kamu Ra,aku udah mutusin untuk bersama kamu,bukan bersama dia!”
“Inget ya! Aku gak akan balik lagi ke kamu! Aku udah maafin kamu,tapi please,kamu pergi dari sini sekarang juga!!”teriakan Ara rupanya cukup membuat suster datang,dan akhirnya mengusir Alva dengan perintah Ara tentunya.
Ara kembali mengingat kenangan dia dan Alva,dia mengenal Alva lebih dari 1 tahun. Sulit bagi Ara untuk menghapus kenangan tentang Alva. Ara menangis tersedu-sedu,Calvin memeluk Ara dan memberikan tempat curhat untuknya. Ara menceritakan semua yang terjadi pada dirinya. Sekarang Calvin tahu,mengapa Ara berjalan sendiri,lalu menyebrang jalan tanpa menoleh kiri-kanan,penyebabnya yang tak lain karna Alva!!! Saat Ara sedang asyik bercerita tentang Alva,sesuatu yang tak diduga pun datang.
“Araa!!! Lo baik-baik aja kan?”Rani yang baru datang langsung memeluk sahabat karib nya itu tanpa canggung. Ara kaget,dia tidak menyangka sahabat nya itu,masih mau bersahabat dengan Ara. Padahal menurut Ara-dia telah melukai sahabatnya sendiri,tapi Rani sudah melupakan kejadian itu.
“Gue minta maaf,gue nyesel Ran gak dengerin omongan lo! Dan gue malah nyuruh lo pergi dari hidup gue. Tapi gue seneng,ternyata lo gak bener-bener pergi. Ternyata gue gak bisa hidup tanpa sahabat kaya lo Ran. Maaf ya”Air mata Ara kembali menetes. Rani pun juga begitu,dia tidak menjawab omongan Ara,dia hanya menganggukan kepala dan memeluk sahabatnya itu. Ara kembali menceritakan kejadian,kenapa dia bisa mengalami kecelakaan. Ara pun juga mengenalkan Calvin-dokter muda yang merawatnya sekaligus yang menabrak nya. Tapi dia juga beruntung,orang yang menabarak dirinya,seorang lelaki tampan dan bertangung jawab. Setelah Ara menceritakan semua nya,Rani tidak memarahi Calvin,karna Rani tahu,Ara menyukai nya. Rani pun setuju kalau sahabatnya itu jatuh cinta dengan Calvin,tidak dengan Alva!!!
——-
Setelah 4 hari Ara menginap di rumah sakit,akhirnya dia diperbolehkan pulang. Dia sedih tapi juga bahagia. Dia sedih karna,mungkin ini pertemuan terakhirnya dengan dr.Calvin,dia juga bahagia karna dia bisa menghirup udara segardi luar sana,bisa kembali beraktivitas kembali.
Sebelum Ara meninggalkan rumah sakit,salah satu suster yang merawatnya,memberikan surat untuk Ara. Ara langsung membuka surat itu dan membaca nya…
To : Aravita Giselle
Ra,temui aku di taman belakang. Aku tunggu kehadiran mu.
From : Calvin Agustin
Ara segera menemui Calvin. Dia berlari-lari kecil,dia tidak mau Calvin menunggu terlalu lama. Dia penasaran,mengapa dia mengirim surat? Tidak mengirim sms. Setiba ditaman,Ara melihat,cowok berkemeja biru tanpa jas dokter,yang sedang mondar-mandir,mungkin-dia gelisah menunggu kehadiran Ara.
“Hai,dok!”sapa Ara.
“Jangan panggil dok! Panggil Calvin aja,oke??”
“Hm,Ra,aku boleh ngomongong sesuatu?”kata Calvin ragu.
Jantung Ara berdesir cepat,ketika Calvin menggenggam erat tangannya. Dia merasakan aliran darah nya berjalan cepat,keringatnya mulai mengucur,entah apa yang akan Calvin lakukan.
“Ra,semenjak kenal kamu,aku merasa hidup ku lebih berwarna. Aku merasakan ada hal yang aneh ketika bertemu kamu,bahkan kalau aku gak bertemu kamu,aku merasa ada yang hilang dalam diriku. Aku jatuh cinta sama kamu Ra! Kamu mau jadi pacar aku? Kalau bisa jadi pasangan hidup aku? Aku tahu,kamu baru mengalami pahitnya cinta,tapi aku janji,aku akan kasih kamu manisnya cinta. Itu juga kalau kamu bersedia Ra,kalau tidak ya gpp,kita kan masih bisa berteman”kata Calvin panjang lebar. Ara tidak tahu harus menjawab apa,sebenarnya dia juga merasakan hal yang Calvin rasakan. Tapi dia masih takut untuk mengenal cinta!
“Calvin,aku juga ngerasa kalau aku jatuh cinta sama kamu. Tapi aku takut,kamu akan menyakiti aku seperti Alva! Aku mau jadi pacar kamu,tapi,apa kamu mau menerima aku apa adanya? Jujur,aku masih takut untuk mengenal cinta. Apa kamu mau,menunggu aku selama kurang lebih 1 bulan,untuk melupakan semua tentang Alva? Kamu harus bantu aku juga,untuk melupakan Alva”
“Iya,aku akan menggeser posisi Alva yang ada dihati kamu. Aku akan menunggu Ra sampai kamu benar-benar siap untuk menerima cinta yang baru. I love you!”Ara dan Calvin,sama-sama mengutarakan isi hati mereka,sekarang tidak ada lagi rasa harap-harap cemas yang menyelimuti mereka berdua. Mereka berpelukan untuk menghilangkan rasa kangen mereka,tiba-tiba langit pun gelap,tapi tidak dengan hari mereka berdua. Tetes-tetes air hujan jatuh membasahi bumi. Mungkin langit sedang menangis karna bahagia melihat Ara yang sudah menemukan cinta nya,meskipun hati nya masih menyimpan nama Alva Al-Vino. Tapi Ara yakin,dia bisa menghapus nama itu,dan mulai melukis satu nama yaitu Calvin Agustin.