Cinta adalah sebuah anugerah dari tuhan, maka dari itu kita dituntut untuk menjaga cinta kita.
Sudah sekian lama gua mengabdi sebagai pencari cinta dengan warna tinta yang tak pernah pudar. Tak pernah gua menyangka akan bernafaskan kata-kata hingga saat ini.
Ketika nada-nada cinta masih terekam dengan jelas di memorry ingatan gua, kini semua telah menjadi kegetiran dan penderitaan yang sangat.
Ditambah lagi dengan dirinya yang tiba-tiba saja menghilang meninggalkan kerinduan yang mendalam selama ini.
Sebenarnya gua masih bingung untuk menerjemahkan rasa ini, rasa yang muncul pertama dan mungkin untuk yang terakhir kalinya, sebagai kegelisahan yang belum pernah gua rasakan sebelumnya.
Kali pertama rasa ini muncul saat tanpa sengaja tatapan kami ~ gua dan dia Siti Zakiyah namanya beradu di sebuah pagi yang indah, saat itu gua sedang menjalani test medical di salah satu Rumah Sakit di Bekasi.
Di kedalaman matanya, gua temukan cahaya ketulusan dan kejujuran disana, juga sebuah bintang yang terus saja bersinar pada sebuah senja yang menguning di antara pematang hati gua.
Disinilah rasa ini mulai bergejolak dan semakin kuat saja ketika hari demi hari saat kerja gua lewati begitu saja dengan hanya memperhatikan bintang itu ~ cahaya cintaku. *lebay banget kan* Namun sengaja gua simpan rapat-rapat semua rasa itu, tanpa sedikitpun gua ungkapkan padanya, juga pada sahabat gua disana.
Dengan sedikit keraguan gua coba untuk menghubungi dia, gua ambil ponsel jadul gua lalu gua kirim sms padanya.
“Siti Zakiyah?” tanya gua saat itu.
“Iyah, ini siapa?” jawab gadis cantik disana.
“Aku Arif Rahman yang kerja di PT Muramoto juga, sama kaya kamu. Masa gak tau” jelas gua padanya.
“Arif yang mana, aku nggak tau” jawab dia.
Sakit memang hati ini, gua berpikir bahwa dia juga suka merhatiin gua.
Tapi nyatanya? Ohhh tuhan kuatkan aku. *ngenes banget kan. Prett ah*
Gua menghela nafas yang dalam untuk memulihkan semua pikiran-pikiran neagatif yang ada diotak gua, *huhhh*
Dan dengan tekad yang kuat dan dibarengi dengan niat yang sudah bulat, gua terus mencoba mendekatinya, tapi apa yang terjadi?
Semua perhatian dan perlakuan gua sama dia terlalu berlebihan, yang akhirnya menyebabkan gua bersikap Over Protektif padanya.
Bodoh banget ya, pacar juga bukan tapi kenapa bisa gitu coba?
Jelaslah itu semua karena gua sayang sama dia, tapi kalau dipikir-pikir memang salah juga sih kalau kita bersikap gitu sama pasangan. Hehe
Tapi enggak apalah semoga dia ngerti dengan sikap gua seperti ini dia bisa merasakan betapa gua sayang sama dia.
Tanggal 3 Oktober
Dengan diawali membaca basmalah gua berniat untuk mencoba nembak dia. *bukan nembak mau ngebunuh, tapi mengutarakan isi hati. Pada tau kan lu semua bro, sist?*
BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM. Hehe
“Zaky, aku sayang sama kamu, aku cinta kamu. Kamu mau jadi pacar aku?” tanya gua penuh harap.
“Iya aku juga sayang kamu, aku juga mau kok jadi pacar kamu” jawab gadis lucu yang katanya mirip panda disana. Haha
Horeee, hati gua bersorak bisa dapetin cewek secantik dia. gimana gak seneng coba, secara dia tuh idola banget di PT kita kerja *pretttt ah*
Sejak itu kita resmi jadian, hari-hari gua menjadi lebih berwarna karena gua dibuat bahagia dengannya.
Tapi..
Tapi.. Mhhh
Tapi.. Heuheu
Hubungan kita cuma berjalan dua hari aja, gara-gara gua nunjukin catatan gua selama gua masih pacaran sama mantan gua. Bego banget ya gua malah nunjukin catatan yang gak penting kaya gitu. *ngenes banget kan*
Tanggal 5 Oktober 2013 kita PUTUS alias END alias BUBAR alias BERSAMBUNG. Heuheu
Gua nangis deh tuh semaleman, gua telepon dia malah ditolak sama dia. Gimana gua bisa jelasi kalau gini caranya coba.
Dan setelah gua coba lagi ternyata dia mau nerima telepon gua juga.
“Apa sih maksudnya nyuruh aku baca catatan kamu, bikin nyesek tau sumpah sakit banget” kata dia.
“Nggak ada maksud apa-apa, aku nggak ada maksud buat nyakitin hati kamu” jelas gua sambil gemeteran. Hehe
“Udahlah, aku juga tau maksud dari catatan itu, kamu masih sayang kan sama mantan kamu” timbal dia.
“Enggak, aku cuman sayang kamu” jawab gua.
“Udahlah kita emang gak cocok” timbal dia lagi.
Sedih banget hati gua saat dia bilang gitu, sumpah sakit.
Gua tulis coretan ini bersama derai air mata yang terus mengucur dari kedua mata gua, tanpa bisa gua seka untuk sekedar menghapusnya.
Karena memang dengan mengungkit kembali kisah ini sama halnya dengan mencakar kembali luka yang telah terkubur sekian lama bersama abu, mengembalikan gua pada masa buram yang sebenarnya telah lewat bersama angin lalu.
Namun begitu, tetap harus gua rampungkan cerita ini agar menjadi sintesa waktu tentang kerinduan yang tak bertepi, dan sebuah penantian abadi.
Meski jari jemari gua mulai lemah kini untuk merangkai kalimat-kamilat mutiara, sebab mata gua yang selalu saja nanar sembab oleh air mata.
Sejak itu hidup gua berubah!!
Hari demi hari kian berat gua jalani, yang berdapak pada keaktifan gua di tempat kerjaan.
gua lebih memilih berdiam diri di rumah sambil menumpahkan kekecewaan gua pada selembar kertas yang kemudian gua sobek.
“Percuma gua hidup kalau tanpa dia di samping gua, haruskah gua mati?” pikir gua dalam hati.
Nggak. Hidup gua belum berakhir, gua harus bangkit dari keterpurukan ini. Pokonya gua harus bisa nunjukin sama dia kalau gua bener-bener cuman sayang sama dia.
Semoga allah mengabulkan semua doa gua, dimana gua ingin duduk berdua dengan dia di pelaminan cinta, dimana kita memadu kasih sebagai dua sejoli yang tak akan pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Aamiin..
Sudah sekian lama gua mengabdi sebagai pencari cinta dengan warna tinta yang tak pernah pudar. Tak pernah gua menyangka akan bernafaskan kata-kata hingga saat ini.
Ketika nada-nada cinta masih terekam dengan jelas di memorry ingatan gua, kini semua telah menjadi kegetiran dan penderitaan yang sangat.
Ditambah lagi dengan dirinya yang tiba-tiba saja menghilang meninggalkan kerinduan yang mendalam selama ini.
Sebenarnya gua masih bingung untuk menerjemahkan rasa ini, rasa yang muncul pertama dan mungkin untuk yang terakhir kalinya, sebagai kegelisahan yang belum pernah gua rasakan sebelumnya.
Kali pertama rasa ini muncul saat tanpa sengaja tatapan kami ~ gua dan dia Siti Zakiyah namanya beradu di sebuah pagi yang indah, saat itu gua sedang menjalani test medical di salah satu Rumah Sakit di Bekasi.
Di kedalaman matanya, gua temukan cahaya ketulusan dan kejujuran disana, juga sebuah bintang yang terus saja bersinar pada sebuah senja yang menguning di antara pematang hati gua.
Disinilah rasa ini mulai bergejolak dan semakin kuat saja ketika hari demi hari saat kerja gua lewati begitu saja dengan hanya memperhatikan bintang itu ~ cahaya cintaku. *lebay banget kan* Namun sengaja gua simpan rapat-rapat semua rasa itu, tanpa sedikitpun gua ungkapkan padanya, juga pada sahabat gua disana.
Dengan sedikit keraguan gua coba untuk menghubungi dia, gua ambil ponsel jadul gua lalu gua kirim sms padanya.
“Siti Zakiyah?” tanya gua saat itu.
“Iyah, ini siapa?” jawab gadis cantik disana.
“Aku Arif Rahman yang kerja di PT Muramoto juga, sama kaya kamu. Masa gak tau” jelas gua padanya.
“Arif yang mana, aku nggak tau” jawab dia.
Sakit memang hati ini, gua berpikir bahwa dia juga suka merhatiin gua.
Tapi nyatanya? Ohhh tuhan kuatkan aku. *ngenes banget kan. Prett ah*
Gua menghela nafas yang dalam untuk memulihkan semua pikiran-pikiran neagatif yang ada diotak gua, *huhhh*
Dan dengan tekad yang kuat dan dibarengi dengan niat yang sudah bulat, gua terus mencoba mendekatinya, tapi apa yang terjadi?
Semua perhatian dan perlakuan gua sama dia terlalu berlebihan, yang akhirnya menyebabkan gua bersikap Over Protektif padanya.
Bodoh banget ya, pacar juga bukan tapi kenapa bisa gitu coba?
Jelaslah itu semua karena gua sayang sama dia, tapi kalau dipikir-pikir memang salah juga sih kalau kita bersikap gitu sama pasangan. Hehe
Tapi enggak apalah semoga dia ngerti dengan sikap gua seperti ini dia bisa merasakan betapa gua sayang sama dia.
Tanggal 3 Oktober
Dengan diawali membaca basmalah gua berniat untuk mencoba nembak dia. *bukan nembak mau ngebunuh, tapi mengutarakan isi hati. Pada tau kan lu semua bro, sist?*
BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM. Hehe
“Zaky, aku sayang sama kamu, aku cinta kamu. Kamu mau jadi pacar aku?” tanya gua penuh harap.
“Iya aku juga sayang kamu, aku juga mau kok jadi pacar kamu” jawab gadis lucu yang katanya mirip panda disana. Haha
Horeee, hati gua bersorak bisa dapetin cewek secantik dia. gimana gak seneng coba, secara dia tuh idola banget di PT kita kerja *pretttt ah*
Sejak itu kita resmi jadian, hari-hari gua menjadi lebih berwarna karena gua dibuat bahagia dengannya.
Tapi..
Tapi.. Mhhh
Tapi.. Heuheu
Hubungan kita cuma berjalan dua hari aja, gara-gara gua nunjukin catatan gua selama gua masih pacaran sama mantan gua. Bego banget ya gua malah nunjukin catatan yang gak penting kaya gitu. *ngenes banget kan*
Tanggal 5 Oktober 2013 kita PUTUS alias END alias BUBAR alias BERSAMBUNG. Heuheu
Gua nangis deh tuh semaleman, gua telepon dia malah ditolak sama dia. Gimana gua bisa jelasi kalau gini caranya coba.
Dan setelah gua coba lagi ternyata dia mau nerima telepon gua juga.
“Apa sih maksudnya nyuruh aku baca catatan kamu, bikin nyesek tau sumpah sakit banget” kata dia.
“Nggak ada maksud apa-apa, aku nggak ada maksud buat nyakitin hati kamu” jelas gua sambil gemeteran. Hehe
“Udahlah, aku juga tau maksud dari catatan itu, kamu masih sayang kan sama mantan kamu” timbal dia.
“Enggak, aku cuman sayang kamu” jawab gua.
“Udahlah kita emang gak cocok” timbal dia lagi.
Sedih banget hati gua saat dia bilang gitu, sumpah sakit.
Gua tulis coretan ini bersama derai air mata yang terus mengucur dari kedua mata gua, tanpa bisa gua seka untuk sekedar menghapusnya.
Karena memang dengan mengungkit kembali kisah ini sama halnya dengan mencakar kembali luka yang telah terkubur sekian lama bersama abu, mengembalikan gua pada masa buram yang sebenarnya telah lewat bersama angin lalu.
Namun begitu, tetap harus gua rampungkan cerita ini agar menjadi sintesa waktu tentang kerinduan yang tak bertepi, dan sebuah penantian abadi.
Meski jari jemari gua mulai lemah kini untuk merangkai kalimat-kamilat mutiara, sebab mata gua yang selalu saja nanar sembab oleh air mata.
Sejak itu hidup gua berubah!!
Hari demi hari kian berat gua jalani, yang berdapak pada keaktifan gua di tempat kerjaan.
gua lebih memilih berdiam diri di rumah sambil menumpahkan kekecewaan gua pada selembar kertas yang kemudian gua sobek.
“Percuma gua hidup kalau tanpa dia di samping gua, haruskah gua mati?” pikir gua dalam hati.
Nggak. Hidup gua belum berakhir, gua harus bangkit dari keterpurukan ini. Pokonya gua harus bisa nunjukin sama dia kalau gua bener-bener cuman sayang sama dia.
Semoga allah mengabulkan semua doa gua, dimana gua ingin duduk berdua dengan dia di pelaminan cinta, dimana kita memadu kasih sebagai dua sejoli yang tak akan pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Aamiin..