Partai Gerindra yakin koalisi gemuk yang akan mereka bangun nantinya tidak akan berakhir dengan perpecahan. Seperti yang terjadi pada koalisi yang dibangun Partai Demokrat selama 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, partainya sudah mempunyai cara sendiri untuk mencegah perpecahan dalam koalisi besar.
"Kita selalu trauma dengan koalisi gemuk, nantinya takut terulang koalisi seperti pemerintahan SBY. Padahal itu bisa diantisipasi, karena ada ceritanya kenapa koalisi yang dibangun SBY itu tidak efektif," kata Muzani di Habibie Center, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan, kesolidan koalisi yang dibentuk sangat tergantung pada presiden yang memimpin. Muzani menilai, koalisi gemuk yang dibangun Partai Demokrat gagal karena SBY sebagai presiden tidak menggunakan kewenangannya secara maksimal.
"Presiden tidak menggunakan kewenangan secara penuh sebagai kepala pemerintahan. Padahal di dalam Undang-undang dia dapat mandat sebagai kepala pemerintah di mana dia yang mempunyai kebijakan dibantu oleh wakil presiden dan menteri," ujarnya.
Menurut Muzani, "Presiden justru tersandera menteri-menterinya yang berasal dari partai politik rekan koalisi. Harusnya mau menteri atau partai, ya menteri itu pembantu presiden."
Muzani menjamin, Prabowo tak akan seperti SBY. Menurutnya, mantan Danjen Kopassus yang kini menjadi bakal capres Partai Gerindra itu akan menggunakan kewenangannya secara maksimal saat memimpin dalam pemerintahan nanti. Dengan begitu, tak akan ada lagi koalisi yang tidak solid dan terpecah