5 Orang siswi diduga memaksa rekan wanitanya dan seorang adik kelasnya yang laki-laki untuk beradegan seks di sebuah SMP di Jakarta Pusat. Perbuatan mesum itu kemudian dibuat videonya. Saat ini kasus pelecehan ini masih diselidiki polisi dan pihak sekolah.
Kasus pelecehan seksual ini telah dilaporkan korban ke Polres Jakarta Pusat pada 13 Oktober lalu. Guru-guru di SMP juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 5 siswi yang diduga melakukan pelecehan terhadap rekan-rekannya tersebut.
Seperti dikutip dari news.detik.com, Berikut ini adalah empat fakta mengenai kasus pelecehan seksual tersebut:
Kasus pelecehan seksual ini telah dilaporkan korban ke Polres Jakarta Pusat pada 13 Oktober lalu. Guru-guru di SMP juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 5 siswi yang diduga melakukan pelecehan terhadap rekan-rekannya tersebut.
Seperti dikutip dari news.detik.com, Berikut ini adalah empat fakta mengenai kasus pelecehan seksual tersebut:
Dipaksa Beradegan Seks dengan Ancaman Senjata Tajam
Siswi kelas IX korban pelecehan ini mengaku diancam sejata tajam saat beradegan seks dengan adik kelasnya siswa kelas VIII pada 13 September lalu. Peristiwa ini terjadi saat pulang sekolah di sebuah ruang kelas di sekolah tersebut.
"Di situ pelaku menyuruh siswa yang berada di ruangan mencium korban dan melakukan seks oral serta hubungan intim," ujar salah seorang petugas Polres Jakarta Pusat kepada wartawan, Kamis (17/10/2013).
Siswi kelas IX korban pelecehan ini mengaku diancam sejata tajam saat beradegan seks dengan adik kelasnya siswa kelas VIII pada 13 September lalu. Peristiwa ini terjadi saat pulang sekolah di sebuah ruang kelas di sekolah tersebut.
"Di situ pelaku menyuruh siswa yang berada di ruangan mencium korban dan melakukan seks oral serta hubungan intim," ujar salah seorang petugas Polres Jakarta Pusat kepada wartawan, Kamis (17/10/2013).
Kepala Sekolah Menyatakan Mereka Saling Suka
Kepala Sekolah tempat siswi korban pelecehan seksual itu membantah adanya pelecehan. Menurutnya peristiwa itu terjadi atas dasar saling suka.
"Ada dasar suka sama suka, tanpa ada paksaan dari salah satu pihak," ujar kepala sekolah tempat siswi tersebut belajar di Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).
Sementara itu, Kepala Seksi Manajemen SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Tajuddin, membantah adanya hubungan intim antar siswa kelas VII dan siswi kelas IX ini.
"Bahwa kegiatan pelecehan seks yang dilakukan adalah hanya raba-raba dan cium-ciuman. Jangan dibayangkan itu terjadi buka-bukaan dan sebagainya," kata Tajuddin.
Pihaknya juga membantah adanya ancaman senjata tajam yang dilakukan oleh salah seorang pelaku. Sebab aksi tersebut dilakukan tanpa adanya paksaan.
Kepala Sekolah tempat siswi korban pelecehan seksual itu membantah adanya pelecehan. Menurutnya peristiwa itu terjadi atas dasar saling suka.
"Ada dasar suka sama suka, tanpa ada paksaan dari salah satu pihak," ujar kepala sekolah tempat siswi tersebut belajar di Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).
Sementara itu, Kepala Seksi Manajemen SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Tajuddin, membantah adanya hubungan intim antar siswa kelas VII dan siswi kelas IX ini.
"Bahwa kegiatan pelecehan seks yang dilakukan adalah hanya raba-raba dan cium-ciuman. Jangan dibayangkan itu terjadi buka-bukaan dan sebagainya," kata Tajuddin.
Pihaknya juga membantah adanya ancaman senjata tajam yang dilakukan oleh salah seorang pelaku. Sebab aksi tersebut dilakukan tanpa adanya paksaan.
Video Pelecehan Seksual Siswi SMP Beredar di Kalangan Siswa
Video pelecehan seksual di ruang kelas salah satu SMP di Jakarta Pusat ini menyebar di kalangan siswa SMP tersebut. Pelaku pembuatan video ini masih diselidiki.
"Pembuatnya kemungkinan 5 siswi tersebut," kata Kasie Manajemen SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, Tadjuddin Nur, kepada detikcom, Minggu (20/10/2013).
Namun Tadjuddin mengatakan sekolah masih menyelidiki apakah 5 siswi memaksa rekannya ini beradegan seks atau mereka kebetulan memergoki mereka kemudian mengambil videonya. "Ini yang masih kita selidiki," katanya.
Tadjuddin mengaku belum melihat video tersebut, namun menurut keterangan guru-guru tidak ada paksaan dalam video tersebut. "Menurut informasi memang tidak ada paksaan dan saat itu kelas sedang kosong," katanya.
Video pelecehan seksual di ruang kelas salah satu SMP di Jakarta Pusat ini menyebar di kalangan siswa SMP tersebut. Pelaku pembuatan video ini masih diselidiki.
"Pembuatnya kemungkinan 5 siswi tersebut," kata Kasie Manajemen SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, Tadjuddin Nur, kepada detikcom, Minggu (20/10/2013).
Namun Tadjuddin mengatakan sekolah masih menyelidiki apakah 5 siswi memaksa rekannya ini beradegan seks atau mereka kebetulan memergoki mereka kemudian mengambil videonya. "Ini yang masih kita selidiki," katanya.
Tadjuddin mengaku belum melihat video tersebut, namun menurut keterangan guru-guru tidak ada paksaan dalam video tersebut. "Menurut informasi memang tidak ada paksaan dan saat itu kelas sedang kosong," katanya.
Korban Pelecehan Seksual Memilih untuk Pindah Sekolah
Dua orang korban pelecehan seksual di SMP yang ada di Jakarta Pusat memilih untuk pidah sekolah. Video pelecehan sisi kelas IX dan siswa kelas VIII ini beredar di kalangan siswa di sekolah tersebut.
"Yang perempuan kelihatannya akan pindah sekolah. Nampaknya yang bersangkutan penuh kesadaran dan pertimbangan untuk sekolah di tempat lain," kata Kasie Manajemen SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, Tadjuddin Nur dalam jumpa pers di SMP tersebut, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).
Sementara itu, siswa SMP kelas VIII yang ikut menjadi korban pelecehan tersebut juga memilih untuk pindah dari sekolah tersebut. "Bahwa anak yang melakukan ini yang laki-laki kelas VIII sudah minta dengan kesadaran sendiri untuk pindah sekolah. Kelihatannya akan pindah di salah satu pesantren," katanya.
Kasus pelecehan seksual di ruang kelas salah satu SMP di Jakarta Pusat masih terus diselidiki. Pihak sekolah mengakui video adegan pelecehan seksual itu telah beredar di handphone milik para siswa.
"Video itu telah tersebar di HP anak-anak yang lain," ujar Kepala Sekolah SMP tempat pelecehan itu terjadi di Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).
Dua orang korban pelecehan seksual di SMP yang ada di Jakarta Pusat memilih untuk pidah sekolah. Video pelecehan sisi kelas IX dan siswa kelas VIII ini beredar di kalangan siswa di sekolah tersebut.
"Yang perempuan kelihatannya akan pindah sekolah. Nampaknya yang bersangkutan penuh kesadaran dan pertimbangan untuk sekolah di tempat lain," kata Kasie Manajemen SMP-SMA Disdik DKI Jakarta, Tadjuddin Nur dalam jumpa pers di SMP tersebut, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).
Sementara itu, siswa SMP kelas VIII yang ikut menjadi korban pelecehan tersebut juga memilih untuk pindah dari sekolah tersebut. "Bahwa anak yang melakukan ini yang laki-laki kelas VIII sudah minta dengan kesadaran sendiri untuk pindah sekolah. Kelihatannya akan pindah di salah satu pesantren," katanya.
Kasus pelecehan seksual di ruang kelas salah satu SMP di Jakarta Pusat masih terus diselidiki. Pihak sekolah mengakui video adegan pelecehan seksual itu telah beredar di handphone milik para siswa.
"Video itu telah tersebar di HP anak-anak yang lain," ujar Kepala Sekolah SMP tempat pelecehan itu terjadi di Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2013).