Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Makassar menurun 21,25 persen untuk perbandingan month to month (mom). BPS mencatat kunjungan wisman pada Juli 2013 mencapai 1.582 orang, sedangkan pada Juni 2013 mencapai 2.009 orang.
Lima negara wisman terbesar yang berkunjung ke Indonesia melalui pintu Makassar berasal dari Malaysia, Singapura, Perancis, Belanda, dan Jerman.
"Jumlah wisman itu berjumlah 927 orang atau berkisar 58,60 persen dari total wisman yang masuk melalui pintu masuk Makassar pada Juli tahun ini," kata Kepala Bidang Distribusi, Khaerul Agus.
Hal ini kemudian berimbas pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sulsel, Juli 2013 yang juga dinilai turun oleh BPS Sulsel. Data bidang distribusi BPS Sulsel mencatat, TPK pada Juni 2013 sebesar 51,66 persen, sedangkan pada Juli 2013 mencapai 42,30 persen.
"Ada penurunan rata-rata TPK kurang lebih 9,36 poin. Penurunan tajam pada TPK hotel bintang empat yang mencapai 20,88 poin. Pada Juni lalu, TPK mencapai 62,05 persen, sedangkan Juli ini, hanya 41,17 persen," kata Khaerul.
Ketua DPD Asita Sulsel, Didi Leonardo Manaba mengatakan, angka yang ditunjukkan BPS tidak menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi dunia usaha perjalanan wisata dan juga perhotelan.
"Perlu dicermati bahwa kondisi Juni dan Juli sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada Juli lalu hingga memasuki bulan Ramadan, tentunya kedatangan wisman memang sangat minim, meski kala itu adalah musim libur," urai Didi, malam tadi.
Di sisi perhotelan, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengatakan, naik turunnya kunjungan wisman ke Makassar sejatinya tidak memberikan efek signifikan terhadap okupansi.
"Karena dalam kondisi kunjungan wisman hanya memberi pengaruh 1-1,5 persen. Artinya, benar-benar tidak memberi pengaruh besar," sebut Anggiat.
GM Grand Clarion Hotel & Convention ini melanjutkan bahwa kunjungan wisman hanya diharapkan sebagai titik awal untuk menaikkan image pariwisata Sulsel di mata internasional, serta mendorong lahirnya diversifikasi arus kunjungan ke Makassar atau Sulsel.
"Karena selama ini kita hanya berharap pada segmen MICE. Sementara ini adalah bidikan semua daerah, dan kemungkinan mengalami titik jenuh ke depan. So, naik turunnya kunjungan wisman tidak memberi efek signifikan untuk dunia pariwisata," papar salah satu komisaris di Hotel Grand Palace Makassar.
Lima negara wisman terbesar yang berkunjung ke Indonesia melalui pintu Makassar berasal dari Malaysia, Singapura, Perancis, Belanda, dan Jerman.
"Jumlah wisman itu berjumlah 927 orang atau berkisar 58,60 persen dari total wisman yang masuk melalui pintu masuk Makassar pada Juli tahun ini," kata Kepala Bidang Distribusi, Khaerul Agus.
Hal ini kemudian berimbas pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sulsel, Juli 2013 yang juga dinilai turun oleh BPS Sulsel. Data bidang distribusi BPS Sulsel mencatat, TPK pada Juni 2013 sebesar 51,66 persen, sedangkan pada Juli 2013 mencapai 42,30 persen.
"Ada penurunan rata-rata TPK kurang lebih 9,36 poin. Penurunan tajam pada TPK hotel bintang empat yang mencapai 20,88 poin. Pada Juni lalu, TPK mencapai 62,05 persen, sedangkan Juli ini, hanya 41,17 persen," kata Khaerul.
Ketua DPD Asita Sulsel, Didi Leonardo Manaba mengatakan, angka yang ditunjukkan BPS tidak menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi dunia usaha perjalanan wisata dan juga perhotelan.
"Perlu dicermati bahwa kondisi Juni dan Juli sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada Juli lalu hingga memasuki bulan Ramadan, tentunya kedatangan wisman memang sangat minim, meski kala itu adalah musim libur," urai Didi, malam tadi.
Di sisi perhotelan, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengatakan, naik turunnya kunjungan wisman ke Makassar sejatinya tidak memberikan efek signifikan terhadap okupansi.
"Karena dalam kondisi kunjungan wisman hanya memberi pengaruh 1-1,5 persen. Artinya, benar-benar tidak memberi pengaruh besar," sebut Anggiat.
GM Grand Clarion Hotel & Convention ini melanjutkan bahwa kunjungan wisman hanya diharapkan sebagai titik awal untuk menaikkan image pariwisata Sulsel di mata internasional, serta mendorong lahirnya diversifikasi arus kunjungan ke Makassar atau Sulsel.
"Karena selama ini kita hanya berharap pada segmen MICE. Sementara ini adalah bidikan semua daerah, dan kemungkinan mengalami titik jenuh ke depan. So, naik turunnya kunjungan wisman tidak memberi efek signifikan untuk dunia pariwisata," papar salah satu komisaris di Hotel Grand Palace Makassar.