Saturday, June 29, 2013

Menanamkan Cinta Al Quran dan Menghapus Penyakit Jununush shaba

cinta Al Quran Menanamkan Cinta Al Quran dan Menghapus Penyakit Jununush shaba. “Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. ” (Q.S. An Nisaa’ 9).
Sebelum kami smpaikan perihal penyakit anak-anak yang disebut dengan Jununush Shaba, perlu kami ingatkan bahwa anak adalah amanat Allah yang harus dipelihara, dicukupi kebutuhannya, dididik, dilindungi, dicintai, sekaligus dijadikan aset (modal) bagi orang tua, agar kelak bisa menolongnya, yaitu di kala orang tua membutuhkan pertolongan, khususnya ketika masuk usia lanjut hingga akherat kelak.
Sayangnya. banyak orang tua yang lengah dalam mensikapi anak-anaknya, dianggapnya pendidikan agama di sekolah sudah cukup, padahal amat kurang. Anak dibiarkan jauh dari Al Quran. Mereka dibiarkan ikut nonton TV konsumsi orang dewasa.
Di sore hari, di saat pulang sekolah, anak lain mengaji di TPQ, masjid atau lainnva. Anaknya dibiarkan main PS an dan main video games secara berlebihan. Lebih memprihatinkan lagi jika anak orang Islam disekolahkan di suatu sekolah semacam Yayasan Nasrani.
Padahal Imam Al Ghazali menyatakan, " Anak adalah amanah di tangan ibu bapaknya. Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Jika dibiasakan pada sesuatu yang baik dan dididik dengan ajaran agama (Islam), niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-sifat baik dan akan bahagia dunia akherat.
Sebaliknya jika anak dibiarkan pada tradisi-tradisi buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, niscaya dia akan hancur dan binasa. Di sisi lain, anak itu ibarat selembar kertas yang putih bersih. Apa yang ditorehkan di sana itulah yang akan membentuk karakter dirinya.
Bila yang pertama ditorehkan adalah warna agama dan keluhuran budi pekerti, maka akan menjadi antibodi (zat kebal) awal bagi anak untuk melawan sifat-sifat negatif, seperti sifat benci, sombong, malas beribadah, malas belajar, gila pujian, angkuh dan sebagainya.
Selanjutnya, masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak utama. Jika anak dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik dan terbiasa melakukan seperti itu , maka kebiasaan buruk itu akan mewarnai hidupnya hingga dewasa. Pepatah Arab mengatakan : "Barang siapa membiasakan sesuatu semenjak kecil, maka ia akan terbiasa dengannya hingga dewasa. "
Penyakit Jununush Shaba
Ahmad Syarifuddin dalam bukunya “Mendidik Anak” mengatakan, bahwa para ulama menyatakan, ada penyakit berbahaya yang biasa hinggap di kalangan anak kecil yang disebut dengan penyakit “Jununush shaba (kegilaan masa kecil), yaitu suatu kecenderungan buruk, noda hitam kedurhakaan, dan bibit kesesatan pada anak yang berasal dari semaian hawa nafsu ataupun syetan.
Penyakit ini kerap kali berjangkit pada anak yang tidak ditanamkan pendidikan yang baik dan benar sejak dini . Atas dasar itulah maka mendidik anak dengan didikan agama sejak kecil itu sangatlah perlu. Kita harus ingat pepatah yang mengatakan :
  1. Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu
  2. Belajar sesudah dewasa, bagai melukis di atas air.
Mengingat akan pentingnya pendidikan bagi anak. Allah SWT telah memerintahkan kepada insan beriman dengan firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka " (QS. At Tahrim 6).
Dalam menafsiri ayat itu, sahabat Abdullah Ibnu Umar RA berkata, "Didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang haik, karena itu merupakan tanggungjawabmu, sementara kelak anak-anakmu bertanggung jawab pula untuk berbuat baik dan patuh kepadamu. "
Mendidik anak itu juga berfungsi agar kehanifan anak (kelurusannya dalam meniti kebenaran) tetap terjaga. Keberagamaannya bagus, akrab dan dekat sekaligus teguh dalam kebenaran.Tipu daya syetan yang hendak menghilangkan kehapifan bisa dihindari.
Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah SWT berfirman :” Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku secara hanif (lurus, cenderung pada fithrah beragama Islam) seluruhnya. Sesungguhnya setan-setan datang lalu mengalihkan hamba-hamba-Ku itu dari agama mereka semula. ” (H.R.Muslim).
Menanamkan Cinta Anak Terhadap Al Quran
Untuk menghindari penyakit Jununusshaba sekaligus melestarikan fithrah dan kehanifan anak serta meningkatkan mentalitas keimanannya , maka satu-satunya dasar Islam yang anggun adalah melalui usaha menanamkan pada anak pendidikan yang berorientasi kecintaan terhadap Al Quran sejak dini.
Ahmad Syarifuddin dalam bukunya “Mendidik Anak” mengutip perkataan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya, bahwa pendidikan Al Quran merupakan pondasi seluruh kurikulum pendidikan di dunia Islam, karena Al Quran merupakan syi’ar agama yang mampu menguatkan akidah dan mengokohkan keimanan.
Ibnu Sina juga memberikan nasehatnya agar orang tua memperhatikan pendidikan Al Quran kepada anak. Segenap potensi anak. baik jasmani maupun akal, hendaknya dicurahkan untuk menerima pendidikan yang utama ini, agar anak mendapatkan bahasa aslinya dan agar akidah bisa mengalir dan tertanam pada kalbunya.
Dengan menanamkan kecintaan anak terhadap Al Quran sejak dini, maka kecintaan itu akan bersemi pada masa dewasanya kelak, dan mengalahkan kecintaan anak terhadap hal lain, karena masa kanak-kanak itulah masa pembentukan watak utama.
Pepatah Arab mengatakan : “Datang kepadaku mencintainya sebelum aku mengenal cinta, Maka cinta itu bertemu secara kebetulan pada jiwa yang kosong, lalu kemudian cinta pun bersemi. ”
Selanjutnya, seperti sudah kami sampaikan bahwa anak itu ibaratnya bagai lembaran kertas yang masih polos dan putih. Bila sejak dini ditanamkan kecintaan terhadap Al Quran, maka benih-benih kecintaan itu akan membekas pada jiwanya dan kelak akan berpengaruh pada perilakunya seharihari. Berbeda dengan kecintaan yang ditanamkan secara terlambat di masa dewasa.

Satu contoh adalah beliau Prof. Dr. M.Quraish Shihab. Beliau sebagai seorang pakar tafsir di Indonesia. Kecintaannya terhadap studi Al Quran tersem

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...