Novia pun sempat menghubungi Henry Yosodiningrat yang merupakan rekannya sebagai pengurus DPP Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat). Diketahui juga Novia Ardhana saat ini tercatat sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat Granat yang dipimpin Henry Yosodiningrat.
"Novia Ardhana sudah telpon saya," ucap Henry saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2013).
Dalam pembicaraan lewat sambungan telepon tersebut, Novia sempat mengadu kepada Henry.
"Mas aku dikaitkan dengan kasusnya Fathanah," kata Henry menirukan kata-kata Novia waktu itu.
Kemudian Henry pun bertanya kepada Novia. "Pernah nggak dalam kurun waktu kasus itu kamu dikasih uang sama dia (Fathanah)?," tanya Henry kepada Novia saat itu.
Novia pun mengaku tidak pernah menerima uang dari Fathanah. "Tidak," ucap Henry kembali menirukan kata-kata Novia di telepon.
Kemudian Henry pun menyarankan supaya tidak menanggapi isu yang menimpanya tersebut. "Ya sudah diamkan saja, nggak usah ditanggapi," kata Henry kepada Novia saat itu.
Henry menjelaskan kedekatannya dengan artis senior tersebut, dikarenakan Novia saat ini menjabat sebagai ketua DPP Granat.
Tentang menyikapi tuduhan terhadap Novia lebih baik ditanyakan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Sekarang jangan tanya saya, jangan tanya Novia Ardhana tanya saja kepada KPK apakah benar ada aliran dana kepada Novia Ardhana, itu saja. Jangan dengar omongan Farhat Abbas yang ngomong sana sini. Si Farhat kan asal nyeplos aja," ungkapnya.
Pengacara Farhat Abbas sebelumnya mengatakan bahwa Novia Ardhana sempat mendapatkan hadiah Honda Jazz, uang Rp 50 juta, dan perhiasan dari Fathanah. Farhat mengaku tahu informasi soal hadiah yang diberikan kepada Novia ini dari pihak kepolisian.
Saat itu Farhat adalah pihak yang melaporkan Fathanah ke kepolisian atas tuduhan penipuan jatah pulsa. Fathanah pun, kata Farhat, dihukum tiga tahun penjara karena kasus penipuan tersebut.
KPK berencana akan memanggil Novia Ardhana, menyikapi hal tersebut Henry menganggap selama KPK memanggil Novia bukan atas dasar perkataan Farhat Abbas tidak jadi masalah.
"Jadi kalau semua omongan Farhat Abbas itu dijadikan bahan untuk memanggil orang-orang yang disebutnya bisa kacau negara ini. Sudah tahu Farhat Abbas yang ngomong itu nggak ada data. Jadi KPK harus melihat dulu benar ada aliran dana nggak, kalau nggak ada, ya sudah nggak usah dipanggil Novia Ardana," ungkapnya.
KPK menetapkan Fathanah sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait penambahan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama. Pria yang memiliki nama lain Olong ini merupakan orang dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq. Belakangan ini Fathanah menjadi sorotan publik karena kedekatannya dengan sejumlah perempuan.
Fathanan juga dikenal dekat dengan wanita bernama Tri Kurnia Rahayu yang diketahui sebagai penyanyi dangdut dengan nama beken Nia Karina. Bukan hanya itu, Fathanah juga diketahui memberikan barang-barang mahal kepada teman wanitanya itu.
Diduga, uang yang digunakan Fathanah untuk membeli barang yang diberikan kepada perempuan-perempuan itu berasal dari tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, KPK menyita sejumlah barang dari perempuan-perempuan Fathanah.
Dari Vitalia, KPK menyita satu unit Honda Jazz dan jam tangan mewah merek Chopard yang harganya sekitar Rp 70 juta. KPK juga menyita Honda Freed, gelang Hermes senilai Rp 50 juta hingga Rp 70 juta, dan jam tangan mewah merek Rolex dari Tri Kurnia. Selain itu, KPK juga menemukan aliran uang Rp 20 juta dan 1.800 dollar AS ke Ayu Azhari. Beberapa waktu lalu, Ayu mengembalikan uang itu kepada KPK.
