Jakarta:Bursa calon presiden 2014 yang ramai dirilis lewat survei, pollig dan konvensi partai memunculkan gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dalam jajaran kandidat alternatif. Beberapa kali Jokowi menolak mengomentari kesiapannya maju sebagai capres 2014. Alasannya ingin berfokus membenahi Jakarta.
Cuma desakkan yang menggiurkan bagi sebagai besar politikus itu justru membuat khawatir sebagai warga pendukungnya. Sukedris satu di antaranya. Pria paruh baya ini sengaja datang ke Balaikota DKI Jakarta, Rabu, 17 April 2013, petang. Warga Penjaringan, Jakarta Utara, itu sengaja menunggu Gubernur keluar dari kantornya, Rabu petang.
Petugas keamanan dan ajudan Jokowi sempat membujuk Sukedris supaya tak nekat mendekati Gubernur. Tetapi saat Jokowi keluar, Sukedris justru merangsek ke tengah-tengah wartawan yang ingin mewawancarainya. "Saya ingin ngomongdengan Gubernur," kata Sukedris dalam bahasa Jawa halus. Intinya, dia adalah pemilih Jokowi dan ingin berpesan kepada Jokowi.
Rupanya ‘petuah’ Sukedris itu mendapat respon yang sama dengan mantan Walikota Solo itu. "Saya dulu bertemu Bapak sebelum maju menjadi Gubernur, saya ikut memilih dan membuat Bapak menang sebagai Gubernur," kata Sukedris dalam bahasa Jawa halus. "Saya tidak minta apa-apa, cuma ingin Bapak memikirkan provinsi kita, Jakarta."
Sukedris juga meminta Jokowi tak tergiur bujukan partai yang ingin mengusungnya sebagai kandidat Capres maupun Cawapres 2014. "Jangan mau kalau diajak jadi presiden oleh PDI Perjuangan atau Gerindra," ujar Sukedris. Padahal sampai sekarang, Gerindra maupun PDI Perjuangan belum pernah menyatakan keinginannya mengusung Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan.
Usai pesan tersampaikan, Sukedris akhirnya mengikuti bujukan petugas keamanan untuk menjauh dari Gubernur yang akan pulang ke rumah dinas. Menanggapi polah warga itu, Jokowi hanya tersenyum. Dia masih ogah menjadi calon Presiden.
"Pokoknya kalau ditanya soal capres, jawaban saya konsisten," ujarnya tersenyum. "Saya mau berfokus, enggak mau mikir polling dan survei, maunya mikirin MRT, monorel, macet, dan banjir."
Petugas keamanan dan ajudan Jokowi sempat membujuk Sukedris supaya tak nekat mendekati Gubernur. Tetapi saat Jokowi keluar, Sukedris justru merangsek ke tengah-tengah wartawan yang ingin mewawancarainya. "Saya ingin ngomongdengan Gubernur," kata Sukedris dalam bahasa Jawa halus. Intinya, dia adalah pemilih Jokowi dan ingin berpesan kepada Jokowi.
Rupanya ‘petuah’ Sukedris itu mendapat respon yang sama dengan mantan Walikota Solo itu. "Saya dulu bertemu Bapak sebelum maju menjadi Gubernur, saya ikut memilih dan membuat Bapak menang sebagai Gubernur," kata Sukedris dalam bahasa Jawa halus. "Saya tidak minta apa-apa, cuma ingin Bapak memikirkan provinsi kita, Jakarta."
Sukedris juga meminta Jokowi tak tergiur bujukan partai yang ingin mengusungnya sebagai kandidat Capres maupun Cawapres 2014. "Jangan mau kalau diajak jadi presiden oleh PDI Perjuangan atau Gerindra," ujar Sukedris. Padahal sampai sekarang, Gerindra maupun PDI Perjuangan belum pernah menyatakan keinginannya mengusung Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan.
Usai pesan tersampaikan, Sukedris akhirnya mengikuti bujukan petugas keamanan untuk menjauh dari Gubernur yang akan pulang ke rumah dinas. Menanggapi polah warga itu, Jokowi hanya tersenyum. Dia masih ogah menjadi calon Presiden.
"Pokoknya kalau ditanya soal capres, jawaban saya konsisten," ujarnya tersenyum. "Saya mau berfokus, enggak mau mikir polling dan survei, maunya mikirin MRT, monorel, macet, dan banjir."