Latarbelakang dan Tujuan Konferensi Asia Afrika (KAA)-
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama
kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat
dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar)
dalam Konferensi Colombo.
Konferensi Pendahuluan
Sebelum
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan
konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan
tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi
pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara
Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh
lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
a) Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
b) Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
c) Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
d) Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
e) Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi
Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi
Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi
memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah
Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya
hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama
Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor.
Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
2) Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi
pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29
Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri
negara-negara peserta Konferensi Kolombo.
Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
a) Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
c) Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai
dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada
tanggal 18–24 April 1955. Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh
wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara pengundang dan
negara yang diundang.
1) Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
2)
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18
negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang,
Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi
Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika
(Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara
yang diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah
Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi
Afrika Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh
orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia Afrika
diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
1) Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia-Afrika.
2) Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
3) Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan intelektual.
4) Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
5) Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
6) Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
1) memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
2) memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
3)
memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta
mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
4) bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
5)
membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama
seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi
setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan
negara-negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada
umumnya, segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:
1) memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
2) menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
3) mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
4) menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
5) aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain
menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa
di dunia untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, seperti:
1) menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
2) menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
3) mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
4) tidak melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
5)
menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara
sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
6) a)
tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar;
b) tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;
7)
tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu
negara;
8) menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
9) memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
10) menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh
prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan
nama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
As the person in charge and the manager of the site, which at the same time as the Webmaster for this site, I have attempted wherever possible to provide factual information about,Celebrity and Profil, IPA, National News, International News even attractive and may be very beneficial for you. However, due to limited manpower, time, cost, and the means to be a factor that is very disturbing efforts to up-date the data, especially the news
PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS
IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...