Saturday, March 9, 2013

Fadel: Laporan Dahlan Iskan Atas Restu Istana



- Perkara laporan Dahlan Iskan atas pemerah BUMN masih terus bergulir. Laporan yang menyita perhatian publik itu, menurut Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad, tak lepas dari restu Istana. 
 
“Agendanya, untuk mengalihkan kasus-kasus seperti Century dan lain-lain. Kasus yang ada sangkut paut ke Demokrat,” kata dia. Politisi senior kelahiran Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 ini juga mendengar laporan bahwa aksi Dahlan tersebut adalah serangan balasan dari Demokrat kepada Golkar.
 
Lulusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga menjelaskan berbagai kontroversi masa lalunya. Seperti pencopotannya dulu, kasus bagi-bagi duit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hingga tuduhan terhadap keluarganya yang mengatur berbagai tender di Kementerian Kelautan.
 
Terakhir, kepada Arya Sinulingga, Pemimpin Redaksi MNC News, Fadel juga bercerita tentang pertarungan politiknya dengan Jusuf Kalla (JK). Hanya di One on One, MNC news.
 
Arya Sinulingga: Dahlan Iskan mencoba membuat perubahan dengan sepak terjangnya. Dia melaporkan pemerah BUMN. Tapi Anda mengkritik aksi Dahlan.
 
Fadel Muhammad: Menurut saya sesama politisi, membongkar hal yang tidak benar itu harus. Cuma, saya yakin orang menunggu karya pak Dahlan dalam bidang substansi. Contohnya merger perusahaan-perusahaan. Dapat tambahan modal dari luar negri. Masuk daftar bursa internasional, kemudian meningkatkan kinerja. Itu yang kita tunggu! Tapi tiba-tiba malah hal yang lain.
 
Arya Sinulingga: Apa anda mengkritik Dahlan karena ada anggota Golkar yang disebut-sebut dalam laporan itu?
 
Fadel Muhammad: Salah satunya karena itu. Tapi yang utama, dinamika di masyarakat ini ingin agar lebih ke permasalahan substansial. Kinerja yang dibutuhkan oleh rakyat. Itu yang paling penting! Cuma kalau dia memang ingin membongkar korupsi, saya mendukung sepenuhnya.
 
Arya Sinulingga: Dipo Alam juga mengungkapkan soal Kementerian yang kongkalikong anggaran dengan DPR. SBY juga tahu masalah kongkalikong itu.
 
Fadel Muhammad : Itu yang saya bingung, sampai detik ini saya masih bingung. Saya baca di media katanya itu disuruh SBY, istana mendukung. Saya kira ada strategi baru dari pemerintah untuk berbuat sesuatu.
 
Kalau dia (SBY) pemimpin, punya anak buah tidak benar ya berhentikan saja! Seperti saya, ketika saya jadi gubernur ada Kepala Dinas yangtidak benar, saya berhentikan. Sebagai pemimpin punya hak untuk itu kan. Kenapa harus bikin heboh-heboh begitu. Otoritas Presiden, dia punya otoritas memberhentikan. Saya bingung, sampai detik ini saya masih bingung.
 
Arya Sinulingga : Atau ini cara Presiden agar bisa melakukan reshuffle kabinet?
Fadel Muhammad : Hahaha bisa saja. Artinya mengalihkan perhatian, supaya bikin reshuffle, ya mungkin saja.
 
Arya Sinulingga : Menurut anda apa SBY juga yang meminta Dahlan untuk melakukan aksi lapor pemerah BUMN itu? 
 
Fadel Muhammad : Ya. Katanya kan direstui oleh Istana. Kalau saya lihat atau dengar dari kalangan masyarakat agendannya untuk mengalihkan kasus-kasus seperti Century dan lain-lain. Kasus yang ada sangkut paut ke Demokrat.
 
Arya Sinulingga: Apa ini laporan Dahlan ini serangan balik? Selama ini Demokrat terus diserang, dan sekarang balik menyerang Golkar?
 
Fadel Muhammad: Banyak yang mengatakan begitu. Banyak yang melapor kepada Ketua Umum. Ketika saya mendampingi, ada yang mengatakan seperti itu. Bahwa ini adalah serangan balik. Golkar musti hati-hati, atau menjadi teman bersama-sama ketika ada masalah.
 
Arya Sinulingga: Anda juga mengkritisi kinerja Sharif Cicip Sutardjo, Menteri KKP. Apa betul Cicip tidak punya konsep kelautan yang baik?
 
Fadel Muhammad : Ya saya tidak enak bicara, dia teman baik saya. Saya hanya memberikan pandangan-pandangan , tidak boleh impor lagi. Bagaimana menaikkan produksi di perikanan. Ada target produksi yang juga untuk menjadi perhatian utama.
Program-program untuk masyarakat di desa, masih kurang. Paling penting adalah Keppres. Saat saya menjadi Mentri itu ada keppres yang saya hidup mati kerjanya, Keputusan Presiden (Keppres) No 10/2011. Keppres itu menolong nelayan-nelayan yang miskin. Sekarang (Keppres) ini tidak optimum pelaksanaannya.
 
Arya Sinulingga: Apa Cicip khawatir, nanti kalau bicara soal impor-impor lagi dipecat sama SBY. Seperti anda ketika bicara soal impor garam dulu.
 
Fadel Muhammad: Hahaha, banyak yang bilang begitu. Kalau SBY itu kan yang penting aman-aman saja. Damai tidak ada konflik. Kalau saya, berani mengungkapkan pikiran-pikiran. Konflik dengan ibu Mari Elka Pangestu, konflik dengan ibu Sri Mulyani.
 
Arya Sinulingga: Dulu katanya anda diganti karena bertempur dengan Mari. Anda tidak pro impor. Anda terlalu keras di publik.
 
Fadel Muhammad : Jadi begini, sebelum saya menjelaskan yang itu, saya ingin jelaskan mazhab yang ada di kabinet. Ada orang-orang di kabinet yang melihat persoalan seperti kebutuhan masyarakat dan barang-barang ini mutlak musti ada. Satu pendapat mengatakan barang-barang ini tidak masalah ambil darimana. Kamboja boleh, Australia boleh yang penting terpenuhi.
 
Satu lagi mengatakan betul harus terpenuhi kebutuhan rakyat. Tapi jangan ambil dari luar negeri, karena bangsa kita mampu memproduksi. Saya di mazhab yang mengatakan harus dibuat di dalam negeri!. Mazhab yang sering orang katakan neolib-neolib itu ada.
Saat saya Gubernur, saya buat yang namanya limited governor intervention. Intervensi terbatas dari pemerintah daerah untuk kesejahteraan rakyat. Ketika saya jadi Menteri saya ingin menerapkan hal yang sama tapi mentok.
 
Kasus garam itu kasus yang sangat menarik, karena saat itu harga garam Rp 350 per Kg. Saya bilang ke pak Presiden, tidak mungkin rakyat menjual dengan harga semurah itu. Tidak mungkin mereka hanya untung Rp 50. Mohon dinaikkan harganya, kemudian Presiden ke NTT bersama saya. Dia kaget, sederhana ya membuatnya sangat gampang bagi bangsa kita membuatnya. Maka saya katakan naikkan harganya. Ibu Mari semula tidak mau, akhirnya naik dan beliau tidak tanda tangan. Disuruh Dirjennya yang tanda tangan, bagi saya tidak masalah yang penting harganya tinggi.
 
Ketika itu saya terus minta agar produksi rakyat terus naik.  Saya bikin Pugar. Tiba-tiba ditengah kami bikin program itu impor terjadi di beberapa daerah. Saya marah betul! saya suruh kirim pulang! Saya lihat di Madura itu ada perusahaan dia impor 2.000 ton. Saya bongkar gudangnya, itu heboh.
 
Arya Sinulingga: Kalau dari Mazhab tadi SBY tergolong yang mana?
Fadel Muhammad: Sebenarnya saya tidak mengerti. Beliau itu dalam pidato, dalam bicaranya tidak begitu. Tapi ketika orang lain berbuat, beliau diamkan. Ini juga yang saya tidak mengerti. Seperti saya jadi Gubernur Gorontalo, saya instruksikan, bikin jagung bila ada yang impor, saya stop, saya boikot.
 
Arya Sinulingga: Mari dipertahankan, anda dikeluarkan dari kabinet. Apa ini menunjukan SBY pro neolib?
 
Fadel Muhammad : Ga juga, ibu Mari dipindahkan kok... hehehe. Saya juga tidak tahu. Saya tidak mempermasalahkan saya dikabinet atau tidak. Bagi saya yang penting saya bekerja dengan hati. Saya tidak mau saat saya bekerja saya mesti impor ini, impor itu. Lebih baik saya diluar. Saya bisa bebas bicara seperti sekarang. Bisa mengajar dimana-mana dan sebagainya.
 
Arya Sinulingga : Beredar informasi alasan anda dilepas dari kabinet karena kasus tanah UIN itu?
 
Fadel Muhammad: Ya, 25 tahun lalu, salah satu anak perusahaan saya dikasih pekerjaan membebaskan tanah.  Diminta untuk menggabungkan tanah itu. Tapi itu kan masalah kecil, saya cek lagi sudah beres.
 
Arya Sinulingga: Saat anda lengser Sudi Silalahi mengatakan anda bermasalah? Apa masalah yang dimaksud adalah soal Tanah UIN itu?
 
Fadel Muhammad : Ya, Pak Sudi waktu di Bali, di VIP room, dia mengatakan saudara Fadel ada masalah tanah. Langsung besoknya saya buat bantahan di koran untuk meluruskan hal itu, kemudian beliau sudah diam.
 
Arya Sinulingga: Menko Polhukam Djoko Suyanto sampai melakukan investigasi juga?
Fadel Muhammad: Datang, beliau periksa semuanya. Semua dokumen saya siapkan dan kasih ke beliau. Beliau kan juga sering main golf dan baik sama saya. Saya jelaskan seluruhnya, beliau mengerti dan bawa itu ke Presiden
 
Arya Sinulingga: Saat anda menjadi Menteri anda juga dikabarkan menyalahi Izin. Izin PT Morotai Marine Culture (MMC) yang seharusnya budidaya ikan Napoleon malah membudidayakan ikan Kerapu. Anda juga ikut panen ikan Kerapu disana.
 
Fadel Muhammad: Terbalik, yang kita batasi Napoleon. Kerapu sebanyak-banyaknya kita produksi agar kita bisa ekspor ke Hongkong. Saya datang kesana, saya lihat itu bagus. Tiba-tiba Bupatinya,  saya tidak tahu kenapa dia buat gerakan mematikan usaha orang itu. Saya marah juga. Saya tantang dia, padahal dia ini kan Golkar juga yang menjadikan dia. Tapi Alhamdulilah perusahaan itu lapor polisi dan Bupatinya memang salah
 
Arya Sinulingga: Anda kan juga dilaporkan polisi oleh Rusli Sibua, Bupati Morotai
Fadel Muhammad : Ya tetapi tidak diapa-apakan. Perusahaan membuat laporan, Bupati dan aparat yang disalahkan oleh Polisi.
 
Arya Sinulingga: Kabarnya anda ikut andil operasional di perusahaan itu.
Fadel Muhammad : Tidak. Saya sama sekali tidak terlibat dalam perusahaan itu. Mereka sudah lama berusaha sebelum saya jadi Menteri. Cuma saya suka kepada perusahaan yang membuat aquaculture.  Saya berpendapat perikanan itu musti digeser ke aquaculture. Kita bikin banyak pembudidayaan baik di darat atau di laut. Seperti di Pulau Seribu yang dibuat pak Sofyan Alisjahbana, saya dukung sepenuhnya. Ini sangat dibutuhkan untuk menaikkan produksi ikan.
 
Arya Sinulingga: Bagaimana dengan Rosyid Hidayat, Anggota DPR dari Demokrat. Dia pernah mengatakan istri dan adik anda bermain di proyek perikanan.
 
Fadel Muhammad : Ya. Saya tantang saudara Rosyid waktu itu. Dia minta maaf. Namanya juga kita pada kedudukan politik. Kita harus  berani melihat wajah orang. Bila dia mengatakan sesuatu kita harus menjelaskan duduk perkaranya. Karena meluruskan informasi adalah tugas kita. Kelemahan orang yang menjabat, ketika ada informasi dia takut bicara, tapi kalau saya tidak.
 
Arya Sinulingga : Bagaimana dengan kesaksian mantan Dirjen anda Aji Sularso.  Dia mengatakan memang ada keterlibatan keluarga anda diproyek perikanan.
Fadel Muhammad : Saya kira tidak. Saya cek sama Aji, dia bilang tidak. Memang dia waktu itu saya ganti dengan Angkatan Laut yang lain, yang bintang dua. Kalau dia masih Kolonel.
 
Arya Sinulingga : Bagaimana dengan kasus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)? Soal bagi-bagi duit sisa anggaran Rp 5,4 miliar.
 
Fadel Muhammad : Itu dulu tahun 2001 saya jadi Gubernur, ada sisa anggaran dari pejabat gubernur yang lama. Saya baru menjabat jadi gubernur, DPRD yang berhak menentukan anggaran. Sebagian anggaran Rp 5,4 miliar dipakai untuk dana mobilisasi oleh mereka.
 
Saya tidak setuju, berhari-hari tidak setuju. Kemudian mereka datang ke saya dan kita bikin perjanjian, apabila dikemudian hari ada masalah di item nomor empat (dalam perjanjian), mereka menjadi penanggung jawab. Makanya ketua DPRD yang kena, tapi tidak kasus korupsi karena uangnya sudah dikembalikan. Dikenakan sanksi karena penyalahgunaan jabatan.
 
Arya Sinulingga : Kenapa anda waktu itu tidak ke BPK atau KPK?  Bertanya apa langkah itu salah atau tidak. Fadel Muhammad: Ya itu kan diskresi. Seorang Gubernur punya hak untuk itu, kalau seorang Gubernur sama sekali tidak bisa mengambil keputusan bukan pemimpin lagi namanya. Ketika saya buat kebijakan itu, saya buat perjanjian dengan DPRD.
 
Arya Sinulingga : Kasus itu sudah selesai atau anda masih menjadi tersangka?
Fadel Muhammad : Alhamdulilah tidak menjadi beban bagi saya. Sudah Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) tiga kali malah hahaha. Sebagai politisi kita harus menghadapi persoalan dengan tenang dan sungguh-sungguh. Jangan pula anggap enteng, harus sadar diri.
 
Arya Sinulingga: Tentang Jusuf Kalla. Anda tercatat beberapa kali bergesekan dengan JK. Terakhir kemarin anda meminta JK tidak usah mencalonkan diri jadi Presiden. Dan ini bukan kali pertama anda mengatakan itu. 
 
Fadel Muhammad: Kita ini orang berpikir lepas, rasional, kalau ada salah sedikit ya Tidak apa-apa. Saya anggap pak Jusuf itu kayak kakak saja. Kadang saya suka konflik berpikir dengan beliau. Dipolitik pun saya sering tidak sependapat. Ketika dia jadi Ketua Umum Golkar saya katakan Bapak tidak usah mencalonkan diri, itu pun dianggap kontroversial.
 
Arya Sinulingga: Baru saja anda juga mengatakan JK tidak usah maju untuk Capres. Apa anda menganggap JK akan mengganggu Ical?
 
Fadel Muhammad : Sekarang juga begitu. Kita bilang, bapak kan pernah menggunakan kereta ini, gantianlah, adik sendiri pak Aburizal Bakrie ini. Seperti begitu saja yang rasional. Sekarang beliau mau maju, kita bilang bila beliau mau maju kita yang dari timur kan banyak pendukung dari timur, kasihan aja pak Ical itu.
 
Arya Sinulingga : Apa karena popularitas JK lebih tinggi, sehingga bisa mengganggu Ical? Fadel Muhammad: Kita tidak bisa hindari, pak Jusuf itu populer sekali dan antitesa dengan SBY. Orang suka yang seperti ini, dulu media massa itu menempatkan pak Jusuf di halaman depan.  Tapi ketika pemilihan Presiden, dia dimunculkan hanya 9%. Itu pun menjadi pertanyaan saya.
 
Arya Sinulingga: Kenapa anda membela Ical? Dulu waktu anda didepak SBY, Ical tidak berusaha mempertahankan anda?
Fadel Muhammad : Saya kira dia tidak punya hak apa apa. Itu kan hak prerogatif Presiden. Dia punya bargain masukin temannya. Ya itu pak Cicip lah hahaha
 
Arya Sinulingga: Anda juga memiliki potensi untuk dicalonkan sebagai Capres dari Golkar.
 
Fadel Muhammad: Semua manusia ingin berkarya. Semua manusia ingin berbakti untuk kepentingan rakyat. Menjadi pemimpin tidak harus selalu menjadi presiden, bisa saja kita di parlemen, di DPR dan sebagainya. Kedua kita mesti tahu jalan. Aburizal Bakrie telah kita putuskan dari Golkar. Ya sudahlah, kita support beliau saja, yang penting jaga kekompakan.
 
Arya Sinulingga: Berarti kedepan anda legislatif saja?
Fadel Muhammad: Saya kira ada bebarapa hal yang sulit saya ungkapkan di media. Tapi yang paling penting kita berbuat untuk rakyat saja. Terutama saya belum pernah di legislatif, saya sudah jadi Gubernur, Menteri, tapi Legislatif belum pernah. Mudah-mudahan saya bisa kontribusi menjadi calon.
 
Arya Sinulingga : Bagaimana dengan Wakil Presiden?
Fadel Muhammad : Sulit bagi saya. Pak Aburizal calon dari Golkar dan saya tidak mungkin keluar dari Golkar. Sehingga saya pikir sudah kita lihat saja perkembangannya.
 
Arya Sinulingga: Anda berkomitmen betul dengan Ical?
Fadel Muhammad: Hahaha.. Komitmen sama partainya. Calonnya adalah Ketua Umum partai tersebut.
 
Arya Sinulingga: Sebagai Wakil Ketua Umum Golkar untuk Pemilu 2014 apa target anda?
Fadel Muhammad: Ada tiga. Pertama kita usahakan pemilihan Kepala Daerah ini terpenuhi semuanya. Menang pada pemilihan legislatif sehingga Golkar bisa mayoritas jumlah di parlemen, dan yang ketiga dari Golkar yang menjadi Presiden.
 
Arya Sinulingga: Bagaimana dengan Pilkada DKI kemarin?
Fadel Muhammad: Golkar di DKI hanya 7 persen, tidak berhak mencalonkan sendiri. Cuma karena Golkar menguasai media, seakan-akan Golkar bisa mencalonkan diri sendiri padahal tidak.
 
Arya Sinulingga: Bagaimana dengan Chairuman Harahap? Dia sudah dua kali gagal, masih mau maju lagi.
 
Fadel Muhammad: Hahaha, kalau itu saya rasa benar juga pasti ada kebijakan tersendiri yang kita juga sering tidak tahu. Ketua Umum ini punya masalah yang berat ketika calon itu adalah DPD 1 dan ngotot maju. Maka dia suruh DPD 2 harus dorong
 
Arya Sinulingga : Apa ini strategi Ical? Dia melayani Ical DPD1, agar tetap menjadi Calon Presiden dari Golkar?
 
Fadel Muhammad: hahaha kalau itu anda yang ngomong ya. Bukan saya loh. Tapi faktanya karena DPD yang mendesak. Ya sudahlah.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...