Saturday, January 12, 2013

THEORY SISTEM RESPIRASI

RESPIRASI

Sistem pernapasan pada manusia mencakup tiga hal pokok
  1. Saluran pernapasan yang dilalui udara
  2. Mekanisme pernapasan bisa terjadi inspirasi dan ekspirasi
  3. Gangguan yang muncul pada sistem ini

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
  • Rongga hidung - Pharing - Laryng - Trachea - Bronkus - Bronchiolus - Alveolus (Pulmo).
Bisa terjadi aliran karena
  1. Ada perbedaan tekanan partial O2 dan CO2 pada bagian bagian organ respirasi
  2. Tekanan partial PO2 udara 160 mmHg - Alveolus = 46 mmHg Tekanan partial PCO2 Alveolus 40 mmHg - Udara = 0,3mmHg
  3. Maka dipastikan akan terjadi difusi gas gas tersebut dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah begitu juga adanya perbedaan tekanan pada pembuluh darah dan sel /jaringannya . OK jadi ndak mungkin kita membuang Oksigen karena kita lupa hehehe
Gbr. Skema Sistem Respirasi Pada Manusia

Maaf agak Detail siapa tahu soal tanya karakternya organ respirasi detail

Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Ada 3 karakter di hidung
  1. Rongga hidung berlapis selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
  2. Terdapat rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
  3. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk (sebagai heatter)


Faring (pangkal tenggorokan)

  1. Faring merupakan percabangan 2 saluran berupa nasofarings (udara) pada bagian depan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
  2. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
  3. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara (Laring) bergetar dan terdengar sebagai suara.
berikut agar jelas perjalanan udara dan makan di faring .


Catatan
  • Jika makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan ( Keselek) karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

Laring
  • Laring ini terdapat di antara faring dan trakea. 
  • Dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan.
  • Di dalamnya terdapat epiglotis dan pita suara . 
  • Pada saat kita menelan makanan, epiglotisnya ditutup, jadi, kita ga keselek. 
  • epiglotis ditutup agar malanan  bisa diarahkan ke kerongkongan

Tenggorokan (Trakea)
  1. Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak).
  2. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
  3. Pada bagian dalam rongga terdapat epithel bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki/bronchus)
  1. Merupakan cabang Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri ya karena paru 2 nya dua.
  2. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
  3. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

Paru-paru (Pulmo)
    • Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan
    • di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. 
    • Jaringan paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
    • Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, sedangkan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus.
    • Setiap lobus terdiri dari bagian yang lebih kecil disebut lobulus.
    • Sistem vaskularisasi :
      1. Arteria pulmonalis :Fungsi pernafasan
      2. Arteria Brachialis  : Fungsi nutrisi
    • Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. 
    • Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
    • Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. 
    • Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus)
    • Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. 
    • Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan
    •  Paru paru disusun oleh Otot otot pernafasan
    •  Otot - otot pernafasan:
      1. Otot utama :M.Intercostalis, M.Diafragmatika.
      2. Otot tambahan : M.Pectoralis mayor, M.Pectoralis minor, M. Latisimus dorsi, M. Sternocleidomastoideus.
    Pleura
    Pleura merupakan selaput pembungkus paru, terdiri atas : 
    1. Pleura Viscerale : melekat pd paru-paru , selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
    2. Pleura Parietale : melapisi dinding dada
    3. Pleura Costalis    : melapisi iga-iga , berupa selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar
    4. Pleura Diafragmatika : melapisi diafragma
    5. Pleura Servicalis : terletak di leher
    • Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru
    • Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

      Untuk jelasnya dapat pula dilihat ini



      MEKANISME PERNAFASAN
      • Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

      Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
      1. Pernapasan luar (Ekspirasi) terjadinya pertukaran udara antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler
      2. Pernapasan dalam (Inspirasi) adalah pertukaran udara antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

      • Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh.
      • Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
      Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
      1. Pernapasan dada
      2. Pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
      Pernapasan Dada

      Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

      A.Fase inspirasi.
      1. Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk (Inter Costae)
      2. Kontraksi ini membuat rusuk naik terangkat
      3. Terangkatnya rusuk membuat rongga dada membesar
      4. Karena rongga dada membesar tekanan udara di rongga kevil
      5. Akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
      (Expirasi ) Begitu sebaliknya

      2.Fase ekspirasi.
      • Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
      • Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
      Pernapasan Perut
      • Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
      Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
      1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.



      MEKANISME PERTUKARAN UDARA O2 DAN CO2
      • Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
      • Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan.
      • Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.
      • Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.
      • Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
      • Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
      • Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
      • Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
      • Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.
      2.Fase Ekspirasi.
      • Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.


      • Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
      • Hb4 + O2 ----- 4 Hb O2 (oksihemoglobin) berwarna merah jernih

      • Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara.
      • Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.

      • Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg.
      • Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg.
      • Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.

      • Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung.
      • Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg.
      • Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung.
      • Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg.
      • Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg.
      • Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

      • Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah. OK

      Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut:

      • C02 + H20 ----- (karbonat anhidrase) H2CO3

      • Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.

      Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.

      1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
      2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
      3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.

      • CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3

      • Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah.
      • Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni.
      • Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.
      Volume udara pernafasan

      • Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc.
      • Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
      • Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa.
      • Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

      • Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc).
      • Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal.
      • Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc).
      Lihatlah skema udara pernapasan berikut ini!

      ENERGI PERNAFASAN
      • Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari ATP (Adenosin Tri Fosfat) yang ada pada masing-masing sel.
      • ATP berasal dari bahan-bahan karbohidrat yang diubah menjadi fosfat melalui tiga tahapan.
      • Mula-mula proses glikolisis oleh enzim glukokinase membentuk piruvat pada siklus Glukosa (Tahap I) kemudian tahap II, yakni siklus krebs (TCA = Tri Caboxylic Acid Cycle) kemudian tahap III, yakni tahap transfer elektron.
      • Glikolisis terjadi di sitoplasma, siklus krebs terjadi di mitokondria.

      GANGGUAN PERNAFASAN

      Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi.
      Asfiksi ada bermacam-macam misalnya
      1. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
      2. Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.
      3. Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
      4. Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis.
      5. Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab penyakit TBC.
      6. Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
      7. Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
      8. Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
      9. Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

      LATIHAN SOAL ESSAY
      SISTEM RESPIRASI

      1. Jelaskan perbedaan respirasi dengan pernapasan!
      2. Jelaskan perbedaan respirasi eksternal dengan respirasi internal!
      3. Sebutkan alat-alat pernapasan manusia dan fungsinya!
      4. Jelaskan mekanisme ekspirasi dan inspirasi pernapsan dada dan perut!
      5. Jelaskan macam-macam udara pernapasan!
      6. Jelaskan mekanisme pertukaran Oksigen dan Karbon dioksida alveolus!
      7. Jelaskan mekanisme pertukaran Oksigen dan Karbon dioksida pada sel/jaringan!
      8. Jelaskan macam-macam gangguan sistem respirasi!


      JAWABAN

      1. Pernapasan adalah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida sedangkan Respirasi adalah proses penggunaan oksigen dalam pembakaran makanan untuk menghasilkan energi.
      2. Respirasi eksternal meliputi pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) antara cairan interstisial tubuh dengan lingkungan luar. Tujuan dari respirasi eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan respirasi sel sedangkan Respirasi internaladalah proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Proses respirasi internal ini disebut juga respirasi selular, terjadinya di mitokondria.
      3. Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Faring (Tenggorokan) Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.Tenggorokan (Trakea) Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki) Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Paru-paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
      • Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
      • Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
      • Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
      • Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
      • Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
      4. Pernapasan Dada
      1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
      2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
      Pernapasan Perut
      1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
      2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

      5. Udara pernapasan
      • Udara cadangan inspirasi1500
      • Udara pernapasan biasa500
      • Udara cadangan ekspirasi1500
      • Udara sisa (residu)1000
      • Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc.
      • Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan.

      6. Mekanisme pertukatan oksigen di alveolus :
      • Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. Skema pertukaran oksigen di alveolus dapat dilihat pada gamba di bawah ini.







      7. Pertukaran karbondioksida dalam jaringan
      • sesuai dengan reaksi kimia : Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin)berwarna merah jernih
      • Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
      • Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
      • Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
      • Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
      • Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut:
      • C02 + H20 ->(karbonat anhidrase) H2CO3
      • Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
      Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
      1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
      2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
      3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
      • CO2 + H2O -> H2CO3 -> H+ + HCO-3
      • Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.








      8. Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi.
      • Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
      • Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.
      • Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
      • Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebutsinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis.
      • Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab penyakit TBC.
      • Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
      • Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
      • Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
      • Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal. 
      9. Apa sih yang kamu ketahui tentang adenoid ?

        19716
        anak-anak dari serangan penyakit.
      • Adenoids adalah suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang melindungi  
      • Adenoid merupakan organ tubuh yang satu paket dengan amandel sehingga dalam penyebutannya seringkali disebut sebagai tonsil adenoid, kalau amandel letaknya di ujung mulut
      • Adenoid berada di ujung terdalam dari hidung, yang merupakan titik pertemuan antara mulut dengan hidung. 
      • Terletak dibelakang hidung dan di langit-langit mulut. 
      • Untuk melihatnya tidak semudah kita melihat amandel, seorang dokter membutuhkan cermin kecil atau sekup kecil khusus untuk mengintip adenoid.
      • Adenoid merupakan suatu bagian sistem kekebalan tubuh pada anak, berfungsi untuk menangkap penyebab infeksi seperti virus dan bakteri. 
      • Adenoid ini memproduksi antibodi sebagai benteng yang melindungi tubuh dari penyakit terutama yang berasal dari udara yang masuk melalui hidung.
      adenoids 


      • Meski sepertinya berbeda, tonsil dan adenoid sebenarnya satu yaitu amandel. 
      • Sejak bayi, dalam keadaan normal, amandel terus membesar hingga anak berumur 5-6 tahun. 
      • Tonsil bisa dengan mudah terlihat bila anak membuka mulutnya lebar-lebar. 
      • Sementara adenoid terletak pada dinding belakang tengah nasofaring yang di kanan dan kirinya. 
      • Adenoid terus membesar hingga anak berumur 3-4 tahun. 
      • Setelah itu ia akan mengecil dan akhirnya hilang sama sekali ketika anak berumur 12-13 tahun.
      • Seperti halnya amandel, adenoid akan membantu menjaga kesehatan tubuh kita dengan cara menangkap bakteri-bakteri dan virus-virus berbahaya yang masuk melalui udara. 
      • Adenoid juga mengandung sel-sel yang membuat antibody untuk melawan infeksi. 
      • Adenoid berperan penting sebagai pelawan infeksi pada bayi dan anak-anak. 
      • Tapi kemudian menjadi berkurang perannya pada saat anak-anak tersebut bertumbuh besar dan tubuhnya mulai membentuk antibodi untuk melawan bibit-bibit penyakit.
      •  Adenoid tidaklah begitu penting setelah anak-anak mencapai usia 3 tahun. 
      • Kenyataannya adenoid akan mulai mengecil diusia 5 tahun bahkan bisa hilang sama sekali.
      Pembengkakan pada “adenoid” dan amandel.
      • Sehingga menyebabkan penyumbatan pada saluran pernapasan. 
      • Pada perkembangannya ternyata pembengkakan adenoid ini merupakan penyebab dari penyakit – penyakit lainnya pada putri kami, yaitu sinusitis dan infeksi pada gendang telinga.
      HumanEar
      Pengaruh Adenoid pada Telinga

      • Parahnya, pada saat terserang flu, penderitaan si kecil akan bertambah hebat, yang di akibatkan oleh lendir yang dihasilkan oleh tubuhnya untuk melawan virus influenza tersebut tidak bisa keluar melalui hidung atau mulut karena terhambat oleh besarnya ukuran adenoid dan amandel akibat radang, sehingga lendir tersebut akan mengalir ke bagian gendang telinga yang bisa menimbulkan rasa sakit yang sangat hebat sehingga sepanjang malam putri kami tidak bisa tidur, dan ternyata juga menurunkan kualitas pendengarannya.
      posisi adenoid
      • Pembesaran adenoid dapat menyumbat parsial atau total respirasi hidung sehingga terjadi ngorok, percakapan hiponasal, dan membuat anak akan terus bernapas melalui mulut.
      lokasi adenoid
      bernafas ala adenoid
      • Anak akan mengalami gangguan konsentrasi akibat kekurangan oksigen, mudah mengantuk akibat tidur yang terganggu pada malam hari sehingga juga akan mengganggu prestasi belajarnya. 
      • Pembesaran adenoid dan tonsil yang menyebabkan terjadinya korpulmonal serta penyakit jantung kongestif.
      PENYEBAB  :
      • Sebetulnya, apa penyebab radang tonsil-adenoid itu? 
      • Tak lain dan tak bukan ia sejenis bakteri berbentuk kokus. Ini terjadi lebih pada 50% dari kasus radang tonsil-adenoid akut.
      pic_tonsil
      • Adapun cara penularan radang tonsil-adenoid akut melalui air ludah orang yang sedang menderita radang tonsil yang banyak mengandung bakteri. 
      • Pada anak-anak, lantaran imunitas tubuhnya belumlah sempurna, maka jika ia sekali saja pernah tertular radang tonsil, maka penyakit ini cenderung akan kambuh. 
      • Bahkan jadi kronis.
      Sementara yang menyebabkan radang tonsil-adenoid kronis adalah
      1. bakteri golongan gram negatif 
      2. bakteri berbentuk kokus.
      GEJALA :
      Gejala Radang Tonsil Adenoid Akut:

      Rasa nyeri saat menelan, bahkan nyerinya hingga ke telinga
      1. Rewel
      2. Tak mau makan
      3. Kelenjar getah bening yang terletak diantara dagu dan leher membengkak
      4. Lesu
      5. Nyeri sendi
      6. Panas tinggi hingga 40 derajad celcius
      Gejala Radang Tonsil Adenoid Kronis:
      1. Timbul rasa mengganjal dan kering di tenggorok
      2. Saat tidur mendengkur
      3. Sulit bernafas
      4. Bau mulut tak segar
      Bila Anak Terserang Radang Tonsil Adenoid
      1. Istirahat cukup
      2. Tak banyak beraktifitas, selain memulihkan kondisi juga mencegah penularan ke anak atau saudara lain.
      3. Beri antibiotik (sesuai saran dokter)
      4. Beri penurun panas.
      5. Kompres hangat pada leher dan dada anak 2 kali sehari.
      6. Berkumur dengan air garam hangat 3-4 kali sehari.
      7. Minum sari buah
      KAPAN ADENOID PERLU DIPERHATIKAN?
      • Adenoid yang membesar adalah hal yang biasa. 
      • Ketika hal ini terjadi, amandel juga biasanya membesar. 
      Adenoid yang membesar atau terinfeksi dapat membuat anak-anak susah bernafas dan menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
      1. Hidung tersumbat, sehingga anak-anak hanya bisa bernapas lewat mulut.
      2. Mengorok saat tidur
      3. Tenggorokan sakit
      4. Kelenjar di leher membengkak
      5. Berkurangnya pendengaran
      LANGKAH YANG PERLU DIAMBIL ?
      • ke Dokter THT :
      • Dicek bagian leher, amandel dan sekitarnya. 
      • Begitu dia melihat ukuran tonsil(amandel) dan adenoid yang tidak normal, beliaunya mengecek telinga dengan alat seperti ini :
      • Ternyata gendang telinganya sudah membengkak.
      ear tool

      lihat telinga 2

      • Adenoidnya membesar menutup saluran pernafasan sementara amandelnya malahan normal aja.
      • Sehingga tidak bisa bernafas melalui hidung tapi melalui mulut
      • Jika Agenoid lagi kena flu dan pilek sehingga ada cairan yang menumpuk ke bagian dalam telinga yang tertahan oleh gendang telinga menyebabkan telinga terasa sakit dan mengalami penurunan fungsi pendengaran. 
      Apa yang Harus dilakukan :
      • Langkah pertama adalah pemberian obat”an untuk mengurasi rasa sakit di telinga, mengurangi pembesaran adenoid dan menyembuhkan flu n pileknya.
      • Setelah itu, kontrol lagi untuk melihat kondisi adenoidnya, apakah cukup pengobatan rutin aja atokah bisa untuk persiapan operasi.
      • Tentang operasi ini, informasinya adalah untuk pengambilan adenoidnya yang sebetulnya adalah adenoid dikerok agar saluran pernafasan tidak terganggu, pada proses ini, amandel bisa sekalian dipantau (apabila memang  mengganggu maka diambil juga), 
      • Istilah medisnya yaitu ADENOIDEKTOMI yang prosesnya sekitar 10-15 menit saja dan pemulihannya sekitar 3 hari.
      Gambar adenoidektomi suatu alat yang digunakan operasi Adenoid :
      disposable adenoid currettes 
      CERITA ADENOID
      1. Sinusitis maksillaris ethmoidalis bilateral, adenoid hypertrophy.., doktrnya bilang, belum prlu operasi.., karena hnya alergi dingin(es), gmpang pilek n ngorok….
      2. Setelah dioperasi adenoidnya, nafasnya lancar.. sampe sebulan belakangan kok kambuh lagi apakah adenoid yg sudah dioperasi masih bisa membesar lagi ....nanti sesuai dengan pertumbuhan badan, umumnya akan normal sendiri
      3. Pembengkakan adenoid membuat merasa pusing. pusingnya itu ternyata bukan karena radang tenggorokan yg dideritanya , tidak bisa tidur karena tidurnya yang terganggu akibat pernafasannya sering sekali terhenti saat ia tidur. Sehingga, meskipun ia tidur, namun sering sekali terbangun karena dengkurannya.
      4. Adenoidektomi normal, beraktivitas seperti biasa, masih harus minum obat untuk pengobatan jalan terkait alergi-nya sewaktu sebelum operasi, saat adenoidnya bengkak, sudah pasti kena gendang telinga, kenanya gendang telinga akibat efek langsung dari tersumbatnya saluran pernafasan. Adenoid gejalanya sama : sakit sewaktu menelan / mengunyah makanan, susah bernafas , kalo malam untuk mengantisipasi sleep apnea (tersedak akibat penggunaan mulut untuk bernafas).
      5. Seeorang ibu yang anakanya Adenoid yang tetap berusaha ...Dengan serius Operasi ATE itu katanya , tetapi masih bisa di tunda, tunggu sampai usianya 6-7 thn, lagi-lagi hati ini sedikit lega.. Sejak itu makanan ekstra ketat, makan ini tidak boleh, itu tidak boleh, terutama gorengan & es, mungkin sangat menderita dgn larangan2 itu, tapi apa boleh buat, ini untuk kebaikannya. Hingga akhirnya 10 bulan radangnya tidak kambuh..meskipun tidurnya masih mendengkur & bernafas dengan mulut, hidungnya sdh tidak berfungsi lagi untuk bernafas. panas tinggi dan radang tenggorokan lagi Pada kondisi ini, amandelnya sdh pada tingkat pembesaran T4 untuk org normal amandel besarnya T1, lalu diperiksa telinganya dgn alat, sudah ada cairannya.. Akhirnya saat itu juga menyerah, operasi ATE adalah jalan terakhir. Saat selesai operasi, dia sudah bermain spt biasa, minum banyak es krim, dan yg membuat saya menangis bahagia, anaknya bisa tidur nyenyak, nafasnya ringan, full bernafas dgn hidung, dan mulutnya bisa tertutup seperti anak-anak normal.. Operasinya berjalan 1 jam saja, Di rumah sakit hanya 2 malam. Masuk hari senin sore, operasi selasa pagi, rabu siang udah pulang. Demikianlah, sedikit pengalam, semoga bermanfaat…

      PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

      IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...