Indah Putri Indriani, wanita kelahiran 7 Februari 1977 ini, adalah mantan Wakil Bupati Luwu Utara yang kini terpilih menjadi Bupati di Luwu Utara pada Pilkada 9 Desember 2015 lalu.
Wanita berzodiak Aquarius yang sukan memakai hijab ini, adalah wanita satu si antara wanita cantik yang dimiliki Indonesia di dunia birikrasi.
Cantik, demikian kebanyakan kesan pertama yang muncul di benak banyak orang ketika pertama bertemu dengan Indah Putri Indriani. Dan cerdas mungkin menjadi kesan yang selamanya berbekas di benak setiap orang yang pernah bertemu dan mengenal sosok perempuan yang kini memasuki usia 33 tahun ini. Kekaguman juga mungkin akan menyertai banyak orang ketika mengenal lebih dekat sosok Indah.
Lima tahun lalu Indah bersama Bupati Arifin Junaidi, saat itu masih menjabat bupati incumbent, terpilih melalui dua putaran pilkada. Putaran pertama, pasangan calon bupati Junaidi – Indriani hanya memperoleh dukungan dari beberapa partai kecil. Pada putaran kedua, pasangan ini memperoleh dukungan Partai Golkar dan berhasil memenangi Pilkada Luwu Utara untuk periode 2010 – 2015.
Di Pilkada serentak 2015. Indah tampil sebagai calon bupati berpasangan dengan Thahar Rum. Salah satu lawannya di Pilkada ialah pasangan Arifin Junaidi – A. Abdullah Rahim. Dan ternyata mantan bupatinya Arifin Junaidi dia kalahkan. Luar biasa. Indah lalu naik tahta menjadi bupati Luwu Utara dengan tetap mengajak Arifin Junaidi untuk bergandengan tangan membangun daerahnya ke depan demi kesejahteraan rakyat.
Sebelum memutuskan terjun ke kancah politik Indonesia, sosok ibu dua anak ini lebih dikenal di kalangan akademis sebagai salah satu staf pengajar program Sarjana (S1), program ekstensi dan program pasca-sarjana Ilmu Politik FISIP UI. Di samping itu, Indah juga tercatat sebagai staf pengajar Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial pada dua universitas lain di Jakarta, Universitas Bung Karno dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Selain mengajar, nama Indah Indriani juga pernah tercatat sebagai salah seorang Tenaga Ahli untuk Komisi II DPR RI Bidang Pemerintahan Dalam Negeri & Otonomi Daerah. Dalam kepemimpinannya, Wakil Bupati Luwu Utara ini menginginkan terciptanya sinergi dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Kondisi ini bisa dicapai, menurut Indah, setidaknya dengan dua strategi. Pertama, pengembangan kapasitas yang membisakan peningkatan daya kritis masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam proses penyusunan, pengawasan, dan pemberian solusi terkait implementasi kebijakan publik. Kedua, advokasi kebijakan yang mendorong terciptanya inovasi kebijakan dan peraturan untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat. darna