Monday, March 31, 2014

Mengenal Ciri-ciri Trematoda

Trematoda ditandai dengan pengisap di sekitar mulut dan pengisap ventral tambahan yang digunakan untuk penggerak dan perlekatan pada inang. Siklus hidup mereka terjadi pada setidaknya dua inang yang berbeda dan melibatkan beberapa generasi (Mehlhorn, 2001). Moluska biasanya menjadi inang menengah pertama sedangkan amfibi dapat menjadi inang kedua menengah atau definitif.
Kelas Trematoda saat ini dikenal kurang lebih 8.000 jenis, mirip dengan Turbellaria tetapi tidak memiliki bulu getar, dan mulut terletak pada bagian anterior tubuh dan biasanya dilengkapi dengan alat penghisap (sucker). Organ ini terdapat dibagian ventral dan berfungsi sebagai alat untuk menempel pada hospes. Ada tidaknya sucker di bagian oral dan/ atau ventral tubuhnya menjadi salah satu dasar pembagian kelas ini ke dalam beberapa ordo. Contoh species trematoda yang cukup representative sebagai wakil kelas ini adalah Fasciola hepatica atau cacing hati. Cacing dewasa hidup parasit dalam empedu biri-biri, babi, sapi dan kadang ditemukan juga pada manusia.
Ciri-ciri Trematoda
Ciri-ciri Trematoda
Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya disebut pula cacing hisap. Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.
Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata .Ternak , Ikan , Manusia Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikulaPermukaan tubuhnya tidak memiliki silia. Contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).
Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda
Nah, berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda.
  • Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah,telur ini akan menetas menjadi larva bersiliayang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput
    air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).
  • Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama 2 minggu).
  • Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara  PAEDOGENESIS
  • Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan  berkembang menjadi larva berikutnya yang  disebut serkaria yang mempunyai ekor.  Dengan ekornya serkaria dapat menembus  jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
  • Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada  rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.
  • Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai  dua macam tuan rumah
yaitu:
  1. Inang perantara yaitu siput air
  2. Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba.
a. Daur hidup Chlonorchis sinensis
Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti  Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air  tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama
seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang usus l
ateral yang tidak beranting.
b. Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya. Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut. Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping. Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.
Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
  • Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju
    ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
  • Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput.
    Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang  menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit  Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.
Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lainsebagai berikut :
  • Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )    cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.     Inang perantaranya    adalah siput air dan ikan.
  • Schistosoma japonicum Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pada saluran pencernaan manusia. Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi. Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis. Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri,berat badan turun, dan pembengkakan hati. – Paragonimus westermani Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia. Inang perantaranya adalah udang air tawar.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...