Saturday, July 27, 2013

SHALAT DAN PUASA

Apabila seseorang telah memilih islam sebagai cara hidupnya, maka menjadi kewajibannya untuk menunaikan rukun Islam yang kedua yaitu shalat. Sesungguhnya tidak lengkap seseorang yang beragama Islam jika tidak menunaikan shalat, disamping itu juga dijelaskan bahwa shalat adalah Tiang / pondasi bagi agama Islam itu sendiri. Sehingga ini berarti bila tanpa shalat berarti kita sudah merobohkan agama islam itu sendiri.
Karena menyadari hakikat dari shalat ini maka ramailah orang Islam menunaikan shalat, kemana saja bila kita pergi dan menjelajah dunia ini tentu kita mendapat orang yang melaksanakan shalat bahkan di Negara komunis sekalipun. Namun sangat jarang dikalangan umat Islam sendiri meluangkan waktu untuk mengkaji hakikat dan pengertian shalat itu sendiri, sebagian besar mereka menerima dan menjalankan shalat karena hanya ikut-ikutan saja baik karena orang tua ataupun masyarakat.
Didalam menguraikan pengertian shalat (sembahyang) sebagian besar para Ulama men-takrifkan sebagai suatu ibadah yang dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam dengan mengikuti syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Bahkan ada juga para Ulama yang mentafsirkan shalat (sembahyang) sebagai aktifitas/ritual menyembah Yang Maha Berkuasa, menyembah Yang Maha Besar, menyembah Yang Maha Pemurah dan Penyayang dan sebagainya.
Kalaulah shalat diartikan sebagai menyembah Yang….., maka dapat disimpulkan bahwa setiap penyembahan sudah tentu ada yang disembah dan ada yang menyembah. Jadi akhirnya kita bertanya “ Adakah didalam Islam terdapat sesuatu penyembahan??” dimana yang menyembah berada dihadapan yang disembah!? Apakah boleh didalam Islam men-takrifkan bahwa saat kita sembahyang Allah swt ada dihadapan kita?? Pemahaman seperti ini tidak benar dan jelas-jelas salah, lagi pula kalau pemahaman kita tentang shalat (sembahyang) seperti diatas, lantas apa bedanya agama Islam dengan agama2 yang menyembah patung dll. mungkin bedanya kalau di Islam yang disembah tidak kelihatan (ghaib) sementara dia agama lain kelihatan apa2 yang disembah, sekali lagi ini pemahaman yang salah dari kita yang tidak pernah mau IQRA.
Sehingga jelaslah bahwa shalat tidak boleh ditakrifkan dengan menyembah Yang….sebagaimana yang sebagian besar awam ketahui dewasa ini. Alangkah baiknya kita bersama-sama mengkaji dan memahami hakekat tentang shalat itu sendiri sebelum kita melaksanakannya agar kita tidak salah sasaran/tujuan dan bukan hanya menjalankan agama Islam ini karena ikut-ikutan atau karena keturunan. Sebagaimana Allah swt berfirman:
“ Mereka berkata kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya (lalu kamipun ikut menyembah)” (QS Al Anbiyaa : 53)
Bagi saudara-saudara yang telah faham tentang hakikat, tentu kita maklum bahwa sebenarnya hakikat dari shalat itu sudah terkandung didalam surat Al Fatihah (maka carilah bagi yang belum faham..!). Dan bila kita bertanya lagi kenapa shalat merupakan pondasi / tiang dari agama Islam, secara singkat dapat dijelaskan :
1. Hakikat 2 kalimah syahadat dalam shalat : berdiri tegak yang berarti keteguhan jiwa dan raga untuk menyaksikan Allah dan Muhammad rasulNya (maqam IHSAN= beribadahlah seolah-olah kita melihat Allah, dan bila ‘belum bisa’ maka sesungguhnya Allah melihat kita) yang diucapkan sampai 9 kali dalam shalat 5 waktu sebanyak 17 rakaat.
2. Hakikat Shalat dalam shalat : adalah untuk ‘melihat’ diri bathin kita yang ‘tidak terlihat’ sehingga hanya orang-orang yang khusyu dlm shalatnya yg dapat ‘melihatnya’ (makanya kenapa kita harus khusyu dalam shalat, karena alasan ini). Kedua adalah untuk melihat jasad kita yang rapuh ini, yg lemah ini, yang hina ini, yang fakir ini, yang tiada berdaya ini sehingga dengan melihat jasad seperti ini muncullah rasa ketergantungan kita dan harapan kita hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa semata. (mungkin pernah saudara-saudara melihat ada orang yang saat shalat bisa menangis sejadi- jadinya kenapa? Salah satunya karena mrk ‘melihat’ hal diatas).
3. Hakikat puasa dalam shalat : meliputi seluruh aktifitas dalam shalat kita tidak boleh makan dan minum (puasa dzahir), hati berpuasa dari memikirkan hal-hal lain diluar shalat, mata kita berpuasa, telinga kita berpuasa, mulut kita berpuasa (puasa bathin) inilah slah satu makna khusyu / focus/ hanya tertuju kepada satu tujuan.
4. Hakikat Zakat dalam shalat : hakikat dari zakat itu sendiri adalah untuk pembersihan diri demikian juga saat shalay memiliki hakikat sebagai pembersihan diri dari syirik kepada Allah swt (baik itu syirik nyata, maupun syirik tersembunyi) hal ini terbukti saat kita membaca do’a iftitah : “ Sesungguhnya shalatku, kebajikanku, hidupku, matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu baginya dank arena itu aku rela diperintah dan aku ini termasuk golongan orang-orang muslim”. Bukti lain bahwa dalam shalat kita tidak menduakan Allah swt adalam dalam bacaan surat al Fatihah : “ Kepada Engkau aku beribadah dan kepada Engkau aku minta pertolongan”. Jadi jelaslah bahwa didalam shalat juga terkandung hakikat dari zakat.
5. Hakikat Haji dalam shalat : Ibadah haji adalah suatu ibadah dimana seluruh manusia di muka bumi ini menuju kearah yang satu yaitu Kaabah di Makkah al Mukharommah. Demikian juga shalat mengarah kepada arah yang satu yaitu KAABAH. Saat ibadah haji kita tidak pilih memilih Jabatan, suku bangsa, ras, warna kulit, usia semua sama dan harus menggunakan baju yang sama saat di Arafah (saat wukuf). Demikian juga saat shalat saat si kaya membaca Al Fatihah si miskin pun sama, saat yg berkulit putih sujud demikian juga yang berkulit hitam, demikan juga arah kiblat yang dituju harus sama, semua tunduk merendah diri kepada yang SATU yaitu Allah Tuhan Semesta Alam.
Sehingga jelaslah bagi kita mengapa shalat menjadi tiangnya/pondasinya agama Islam, karena semua rukun Islam yang 5 sudah terangkum didalamnya. Maka terbuktilah Firman Allah yang mengatakan “bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar”, karena orang yang menjalankan shalat dengan sebenar-benarnya shalat maka dalam keseharianpun dia akan berperilaku didalam masyarakat sebagaimana saat shalat dan tidak akan menjadi orang yang munafik yang lain dihati lain pula dimulut dan perbuatan, Wallahualam. Salam perenungan dan semoga bermanfaat

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...