Saturday, March 23, 2013

Polri: Tidak Ada Sabotase

 Penyelidikan kasus kebakaran Sekretariat Negara baru dua hari. Namun tim Mabes Polri sudah memastikan peristiwa yang membuat panik presiden itu kebakaran biasa. 

Polri menegaskan tidak ada unsur sabotase dalam Kesimpulan sementara kebakaran terjadi akibat hubungan pendek arus listrik di bagian air conditioner (ac). "Tidak ada ditemukan unsur itu (sabotase)," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Suhardi Alius, seusai salat Jumat di Markas Besar Polri Jumat, 22 Maret kemarin.

Mantan Wakapolda Metro Jaya itu menyebut timnya sudah bekerja sejak kebakaran berhasil dipadamkan. Menurut dia, berdasarkan penelitian terhadap simpul panel listrik, pemicu kebakaran adalah hubungan arus pendek. Namun, ia tak berani memastikan penyebabnya adalah simpul panel listrik yang tidak rapi. 

"Ada jejak korsleting. Ini yang masih ditelusuri tim Puslabfor, mereka sedang merumuskan hasil finalnya," kata mantan Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri itu.  

Seperti diketahui, lantai tiga gedung Sekretariat Negara (Setneg) terbakar pada Kamis 21 Maret. Api menjalar dengan cepat ke seluruh ruangan. Akibatnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan agenda bertemu sejumlah menteri pada malam harinya.

Suhardi menuturkan, tim forensik sedang mengumpulkan saksi mata saat kebakaran terjadi. Meski ia menolak berspekulasi perihal identitas saksi, tidak tertutup kemungkinan ada pihak dari luar Sekretariat Negara yang bakal dimintai keterangan." 

"Tentu yang utama dari karyawan. Tapi, bisa juga saksi-saksi lain yang non pegawai. Masib berjalan," katanya. Soal keterlambatan petugas pemadam kebakaran, Suhardi menolak mengomentari. "Itu teknis mereka. Mungkin karena macet," katanya. 

Dokumen Penting
Beberapa kalangan menduga banyak dokumen penting yang ikut dilahap si jago merah saat lantai tiga gedung Setneg terbakar. Di antaranya berkas Century hingga SK Gubernur Sulsel. Tetapi rumor ini dibantah Menteri Sekretaris Negara (Setneg) Sudi Silalahi. Sudi memastikan tidak ada dokumen penting yang terbakar dalam insiden itu. 

"Saya memastikan tidak ada dokumen  yang terbakar dan hangus. Yang terbakar lantai tiga, tempat kerja di lantai dua," kata Sudi Silalahi.

Sudi menjelaskan lokasi kebakaran berada di lantai tiga, yang merupakan ruangan yang biasa digunakan untuk sidang kabinet di perluas. Ia memita publik tak berspekulasi dan menduga terlalu jauh bahwa ada sabotase di balik kebakaran tersebut. "Dugaan sementara kami, kebakaran terjadi akibat korsleting listrik," bebernya.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Reydonnyzar Moenek, saat dimintai keterangan terkait dugaan terbakarnya berkas-berkas penting di Setneg malah tidak memberi keterangan yang jelas. Karena menurutnya hal itu bukanlah wewenangnya.

Sementara beredar kabar, kuat dugaan kebakaran di gedung Setneg karena disengaja dan disabotase untuk kepentingan penghilangkan sejumlah berkas dan dukumen penting negara. Tudingan ini datang dari Sekretaris Jenderal Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Adhie Massardi. Ia menilai ada unsur kesengajaan dalam kebakaran gedung Sekretariat Negara. Terutama untuk memusnahkan dokumen penting.

"Saya menduga kebakaran ini sengaja dilakukan untuk menghilangkan dokumen penting. Terutama yang menyangkut masalah Century. Sebelum Wakil Presiden Boediono lengser dia  mengamankan dokumen dulu," kata Adhie Massardi di Jakarta.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...