As the person in charge and the manager of the site, which at the same time as the Webmaster for this site, I have attempted wherever possible to provide factual information about,Celebrity and Profil, IPA, National News, International News even attractive and may be very beneficial for you. However, due to limited manpower, time, cost, and the means to be a factor that is very disturbing efforts to up-date the data, especially the news
Saturday, March 23, 2013
AK 47 Bukan Senjata Kopassus
Pelaku penyerangan yang menewaskan empat orang tahanan di LP Kelas II Cebongan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga dari oknum Kopassus. Kelompok tersebut mengeksekusi keempat tahahan yang melakukan pembunuhan terhadap Sertu Santosa menggunakan senjata AK 47.
Sebagai Sebagai satuan tempur berkualifikasi, para dan komando (parako), perangkat tempur yang dipergunakan Kopassus, sangat khusus dan terbilang canggih. Namun senjata senjata AK 47, bukanlah senjata yang dipergunakan Kopassus.
Berikut ini senjata tempur yang dipergunakan pasukan Kopassus dalam menjalankan tugasnya yang dihimpun okezone dari berbagai sumber.
Prajurit Kopassus dalam membaca peta, tidak lagi menggunakan kompas prisma, pasukan elite tersebut memakai GPS (Global Positioning System).
Untuk senapan, Kopassus menggunakan H&K MP5, SS1 (satu orang dengan peluncur granat M203 kaliber 40 milimeter) dan dua pilihan senapan mesin: Ultimax 100 dan Minimi, keduanya kaliber 5,56 milimeter. Sementara untuk pistol yang dipakai yaitu Beretta 9 milimeter (45).
Kopassus punya peralatan terjun payung tercanggih untuk melakukan HALO (High Altitude Low Opening) dan HAHO (High Altitude High Opening) yang memakai masker oksigen. Dengan peralatan terjun tersebut, pasukan Kopassus dapat terjun payung dari ketinggian sekitar 10.000 kaki.
Pasukan ini juga mempunyai peralatan pendaratan pantai (LCR/Landing Craft Rubber atau perahu karet dengan mesin yang hampir tanpa bunyi, yang digunakan untuk operasi penyusupan di malam hari), menyelam dan team daki serbu.
Sebelumnya, Pakar Hukum Tatanegara, Yusril Ihza Mahendra, meminta agar pelaku penyerangan LP Cebongan dapat diungkap karena pelaku penyerangan, menggunakan senjata AK 47 yang bukan senjata organik TNI.
"Perlu segera diungkap apakah pelaku anggota TNI atau bukan, mengingat senjata AK 47 yang digunakan bukan senjata organik TNI. Kalau pelaku anggota TNI, maka segera dilakukan tindakan hukum baik tindakan disiplin maupun langkah pidana, apalagi jika terungkap insiden ini adalah kejahatan pembunuhan terencana," ujar Yusril kepada okezone, Sabtu 23 Maret kemarin.
Sementtara itu, Dirjen Keamanan dan Ketertiban (Dir Kamtib) Kementerian Hukum dan HAM, Wibowo Joko, menduga gerombolan bersenjata yang menyerbu Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, DIY, adalah oknum anggota TNI dari satuan Kopassus.
PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS
IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...