Intensitas Radiasi Benda Hitam-
Radiasi panas adalah radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai
akibat suhunya. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi pada
umumnya, Anda dapat melihat sebuah benda, karena benda itu memantulkan
cahaya yang datang padanya, bukan karena benda itu memancarkan radiasi
panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya
melebihi 1.000 K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah seperti
kumparan pemanas sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2.000 K benda
berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti pijar putih dari filamen
lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif
dari spektrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Hal ini menyebabkan
pergeseran warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk
menentukan suhu suatu benda.
Secara
umum bentuk terperinci dari spektrum radiasi panas yang dipancarkan oleh
suatu benda panas bergantung pada komposisi benda itu. Walaupun
demikian, hasil eksperimen menunjukkan bahwa ada satu kelas benda panas
yang memancarkan spektra panas dengan karakter universal. Benda ini
adalah benda hitam atau black body. Benda hitam didefinisikan
sebagai sebuah benda yang menyerap semua radiasi yang datang padanya.
Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda
hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga absorptansi dan emisivitas yang
besarnya sama dengan satu. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa
emisivitas (daya pancar) merupakan karakteristik suatu materi, yang
menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan per satuan luas oleh
suatu permukaan terhadap daya yang dipancarkan benda hitam pada
temperatur yang sama. Sementara itu, absorptansi (daya serap) merupakan
perbandingan fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu
benda terhadap fluks yang tiba pada benda itu.
Gambar 8.2 Pemantulan yang terjadi pada benda hitam.
Benda
hitam ideal digambarkan oleh suatu rongga hitam dengan lubang kecil.
Sekali suatu cahaya memasuki rongga itu melalui lubang tersebut, berkas
itu akan dipantulkan berkali-kali di dalam rongga tanpa sempat keluar
lagi dari lubang tadi. Setiap kali dipantulkan, sinar akan diserap
dinding-dinding berwarna hitam. Benda hitam akan menyerap cahaya
sekitarnya jika suhunya lebih rendah daripada suhu sekitarnya dan akan
memancarkan cahaya ke sekitarnya jika suhunya lebih tinggi daripada suhu
sekitarnya. Benda hitam yang dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi
akan tampak membara.
Intensitas Radiasi-
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan
oleh sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang
gelombang. Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki
ciri khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu.
Letak nilai maksimum tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke
arah panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur.
Pada
tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam.
Ia menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada
semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat
dirumuskan:
I = e σ T4
dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4.
Gambar berikut memperlihatkan spektrum cahaya yang dipancarkan benda
hitam sempurna pada beberapa suhu yang berbeda. Grafik tersebut
memperlihatkan bahwa antara antara panjang gelombang yang diradiasikan
dengan suhu benda memiliki hubungan yang sangat rumit.
Untuk
kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang
sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil
daripada 1 sehingga:
I total = e.σ.T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa
tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik cahaya,
Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang
diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari gabungan termodinamika
dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas
dikenal juga sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur termodinamikanya”.
Contoh soal radiasi benda
1.
Lampu pijar dapat dianggap berbentuk bola. Jari-jari lampu pijar
pertama 3 kali jari-jari lampu pijar kedua. Suhu lampu pijar pertama 67o C dan suhu lampu pijar kedua 407o C. Tentukan perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua!
Besaran yang diketahui:
T1 = (67 + 273) K = 340 K
T2 = (407 + 273) K = 680 K
R1 = 3 R2
Perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua:
2. sebuah benda dengan suhu 127oC meradiasikan kalor dengan laju 2J/s. berapakan laju radiasi kalor jika suhu benda tersebut 527oC?
Jawab
Diketahui ketika T1 = 127 + 273 = 400K, laju radiasi kalor 2 J/s
T2 = 527+273 = 800K= 2 x 400K = 2T1
Oleh karena P ~ T4 dan T2 = 2T1 paka P2 = 24 x P1 = 16 x 2 J/s = 32 J/s
3. Kawat spiral lampu berpijar memiliki luas permukaan 40mm2 dan bersuhu 727oC.
sebanyak 50% energi listrik pada lampu diubah menjadi panas yang
diradisikan dan emisivitas kawat pijar bersifat seperti benda hitam.
a. tentukan daya yang diradiasikan lampu pijar!
b. berapa daya listrik pada lampu?
c. Jika tegangan pada lampu 220V berapakan besar arus yang mengalir pada lampu?
Diketahui: A = 40 mm2 = 40 x 10-6 m2 , T = 727 + 273 = 1000 K = 103 K, emisivitas benda hitam e=1 Pradiasi= 50% Plistrik dan V = 220 V
a. Daya radiasi kawat pijar adalah
Pradiasi = eσAT4 = (1)(5,67×10-8)(40.10-6)(103) = 0,23 W
b. oleh karena
Pradiasi= 50% Plistrik
Maka daya listrik pada lampu adalah
Plistrik = 2Pradiasi = (2)(0,23) = 0,46W
c. arus yang melalui lampu adalah
i = Plistrik / V = 0,46/220 = 0,0021A = 2,1mA
Penerapan Radiasi Benda Hitam
Setelah
kita membahas konsep radiasi benda hitam, kali ini kita akan
mempelajari penerapannya. Dengan menggunakan prinsip radiasi benda
hitam, kita dapat menentukan daya yang dipancarkan oleh matahari, suhu
matahari, dan radiasi yang dipancarkan oleh tubuh manusia.
1. Penentuan Suhu Permukaan Matahari
Suhu
permukaan matahari atau bintang dapat ditentukan dengan mengukur daya
radiasi matahari yang diterima bumi. Dengan menggunakan hukum
Stefan-Boltzmann, total daya yang dipancarkan oleh matahari adalah:
PM = I.A
Jika diketahui:
I = e . σ . TM4
A = luas permukaan matahari = 4πRM
e = 1
maka PM = e . σ . TM44πRM
Matahari memancarkan daya yang sama ke segala arah. Dengan demikian bumi hanya menyerap sebagian kecil, yaitu:
Keterangan:
PM : daya yang dipancarkan matahari (watt)
TM : suhu permukaan matahari (K)
RM : jari – jari matahari (m)
σTM4 : laju radiasi matahari (watt/m2)
Pabs : daya yang diserap bumi (watt)
RB : jari-jari bumi (m)
D : jarak matahari ke bumi (m)
Meskipun
bumi hanya menyerap sebagian daya dari matahari, namun bumi mampu
memancarkan daya ke segala arah. Besar daya yang dipancarkan bumi
adalah:
Keterangan:
Pemt : daya yang dipancarkan bumi (watt)
TB : suhu permukaan bumi (K)
Misalnya
bumi berada dalam kesetimbangan termal maka daya yang diserap bumi sama
dengan daya yang dipancarkan. Dengan demikian suhu permukaan matahari
adalah:
2. Radiasi Energi yang Dipancarkan Manusia
Penerapan
radiasi benda hitam juga dapat diterapkan pada benda-benda yang tidak
berada dalam kesetimbangan radiasi. Sebagian besar energi manusia
diradiasikan dalam bentuk radiasi elektromagnetik, khususnya inframerah.
Untuk dapat memancarkan suatu energi, tubuh manusia harus menyerap
energi dari lingkungan sekitarnya. Total energi yang dipancarkan oleh
manusia adalah selisih antara energi yang diserap dengan energi yang
dipancarkan.
PT = Ppancar – Pserap
Dengan memasukkan hukum Stefan-Boltzmann diperoleh totalenergi yang dipancarkan manusia sebagai berikut.
PT = σAe(T4 – To4)