Pernahkah Anda pergi ke kebun binatang atau Kebun Raya Bogor? Pernahkah Anda memperhatikan keanekaragaman hewan atau tumbuhan di sana? Anda akan melihat makhluk hidup dalam lingkungan tersebut memiliki bentuk tubuh, habitat serta makanan yang berbeda, bukan? Keanekaragaman hewan dan tumbuhan tersebut merupakan keanekaragaman hayati.
Pengertian Keanekaragaman Hayati- Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Mengapa terjadi keanekaragaman hayati? Ada dua faktor penyebab terjadinya keanekaragaman, yaitu faktor keturunan atau faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen yang akan memberikan sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan secara turun-temurun dari induk kepada keturunannya. Namun, sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. Faktor bawaan sama, tetapi lingkungannya berbeda, akan mengakibatkan sifat yang tampak menjadi berbeda. Jadi, terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Karena adanya kedua faktor tersebut, muncullah keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, kita tanam bunga bougenvill secara setek ke dalam dua pot yang diberi media tanam berbeda. Karena dari tanaman setek, secara genetik tanaman tersebut sama, dalam arti gen yang dikandung di dalamnya sama. Tanaman yang diberi media tanam humus (bersifat asam) akan menghasilkan bunga berwarna oranye, sedangkan yang ditanam di pot yang diberi media tanam kapur (bersifat basa) akan menghasilkan bunga berwarna ungu. Jadi, perbedaan keasaman tanah dapat mengakibatkan keanekaragaman bunga bougenvill.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Semenjak meledaknya jumlah penduduk serta berkembangnya industri, eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati (biodiversitas) semakin meningkat. Setiap tahunnya jutaan hektar hutan alam menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kepentingan manusia. Penggundulan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan, merupakan kegiatan manusia yang secara tidak sadar akan menghancurkan keanekaragaman hayati.
Apabila kegiatan manusia seperti tersebut di atas tidak segera diakhiri, manusia sendirilah yang akan menderita kerugian, jika tindakan penyelamatan keanekaragaman hayati tidak dilaksanakan maka spesies yang hidup hari ini akan menuju kepunahan. Para ilmuwan juga menyatakan bahwa rusaknya hutan hujan tropis menyebabkan hilangnya beberapa tumbuhan yang bermanfaat, karena fungsinya sebagai bank gen atau apotek hidup hilang akibat kepunahan tumbuhan yang bersangkutan.
Pernahkah Anda pergi ke kebun binatang atau Kebun Raya Bogor? Pernahkah Anda memperhatikan keanekaragaman hewan atau tumbuhan di sana? Anda akan melihat makhluk hidup dalam lingkungan tersebut memiliki bentuk tubuh, habitat serta makanan yang berbeda, bukan? Keanekaragaman hewan dan tumbuhan tersebut merupakan keanekaragaman hayati.