Cuaca ekstrem yang tidak biasa, mulai dari badai salju hingga suhu panas, tengah melanda berbagai wilayah di belahan dunia. Bukan hanya melumpuhkan aktivitas warga, cuaca buruk ini memakan korban manusia.
Musim dingin di China membuat 1.000 rumah ambruk karena digelayuti salju tebal. Sementara di Mongolia Dalam, 180 ribu ternak mati akibat kedinginan. Suhu terdingin terjadi di wilayah Harbin yang disebut-sebut paling ekstrem dalam 30 tahun terakhir.
Setali tiga uang, kawasan timur Rusia juga mengalami suhu menggigil, mencapai minus 10 derajat celcius. Cuaca ini mengakibatkan lampu lalu lintas mati di kota Yakutsk.
Sementara itu di wilayah yang terkenal panas, Timur Tengah, salju juga mampir. Badai salju tercatat terjadi di Israel, Yordania, Suriah, Lebanon dan Palestina. BBC menjelaskan, tumpukan salju mencapai 10 cm di Yerusalem.
Badai di Palestina menewaskan dua wanita saat mobil yang mereka tumpangi hanyut terseret arus banjir. Seorang bayi di Lebanon juga mengalami nasib yang sama, tersapu banjir.
Di Suriah yang tengah mengalami perang saudara, hujan dan suhu dingin menyiksa. Puluhan ribu warga Suriah yang mengungsi ke negara tetangga terpaksa hidup kedinginan di dalam tenda di Yordania dan Lebanon.
Tenda-tenda rapuh itu banyak yang beterbangan disapu angin dingin musim salju. Sebuah foto mencengangkan diunggah di Facebook. Bocah pengungsi Suriah tidur hanya beralaskan permadani di atas salju di dalam tendanya yang terpapar angin. Selimutnya, sebuah sajadah tipis, dia meringkuk
kedinginan.
Sebaliknya di belahan dunia lain, suhu udara mencapai titik tertinggi. Salah satunya di Brasil yang suhunya meningkat di atas 40 derajat celcius. Sebanyak 32 manula meninggal akibat tidak tahan gelombang panas di Santos, Brasil.
Suhu tinggi juga terjadi di Australia, yang tercatat mencapai 40 derajat celcius. Suhu ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1911. Akibatnya, terjadi kebakaran di sejumlah kawasan padat penduduk di wilayah timur dan tenggara benua kanguru itu.
Paling Basah Di belahan dunia lain, Eropa, curah hujan sangat tinggi membuat banjir di beberapa tempat. Seluruh jalan dan rel kereta wilayah negara Wales Utara, Inggris, kebanjiran saat Natal lalu. Met Office, kantor layanan cuaca Inggris Raya, mengatakan bahwa tahun ini adalah yang paling basah dalam 100
tahun terakhir.
"Setiap tahun kami memiliki cuaca yang ekstrem, tapi kali ini tidak biasa. Banyak perubahan suhu ekstrem terjadi di seluruh dunia sekaligus," kata Omar Baddour, kepala divisi aplikasi manajemen data pada World Meteorological Association di Jenewa, swiss seperti dilansir New York Times,
Jumat, 11 Januari 2013.
Musim dingin di China membuat 1.000 rumah ambruk karena digelayuti salju tebal. Sementara di Mongolia Dalam, 180 ribu ternak mati akibat kedinginan. Suhu terdingin terjadi di wilayah Harbin yang disebut-sebut paling ekstrem dalam 30 tahun terakhir.
Setali tiga uang, kawasan timur Rusia juga mengalami suhu menggigil, mencapai minus 10 derajat celcius. Cuaca ini mengakibatkan lampu lalu lintas mati di kota Yakutsk.
Sementara itu di wilayah yang terkenal panas, Timur Tengah, salju juga mampir. Badai salju tercatat terjadi di Israel, Yordania, Suriah, Lebanon dan Palestina. BBC menjelaskan, tumpukan salju mencapai 10 cm di Yerusalem.
Badai di Palestina menewaskan dua wanita saat mobil yang mereka tumpangi hanyut terseret arus banjir. Seorang bayi di Lebanon juga mengalami nasib yang sama, tersapu banjir.
Di Suriah yang tengah mengalami perang saudara, hujan dan suhu dingin menyiksa. Puluhan ribu warga Suriah yang mengungsi ke negara tetangga terpaksa hidup kedinginan di dalam tenda di Yordania dan Lebanon.
Tenda-tenda rapuh itu banyak yang beterbangan disapu angin dingin musim salju. Sebuah foto mencengangkan diunggah di Facebook. Bocah pengungsi Suriah tidur hanya beralaskan permadani di atas salju di dalam tendanya yang terpapar angin. Selimutnya, sebuah sajadah tipis, dia meringkuk
kedinginan.
Sebaliknya di belahan dunia lain, suhu udara mencapai titik tertinggi. Salah satunya di Brasil yang suhunya meningkat di atas 40 derajat celcius. Sebanyak 32 manula meninggal akibat tidak tahan gelombang panas di Santos, Brasil.
Suhu tinggi juga terjadi di Australia, yang tercatat mencapai 40 derajat celcius. Suhu ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1911. Akibatnya, terjadi kebakaran di sejumlah kawasan padat penduduk di wilayah timur dan tenggara benua kanguru itu.
Paling Basah Di belahan dunia lain, Eropa, curah hujan sangat tinggi membuat banjir di beberapa tempat. Seluruh jalan dan rel kereta wilayah negara Wales Utara, Inggris, kebanjiran saat Natal lalu. Met Office, kantor layanan cuaca Inggris Raya, mengatakan bahwa tahun ini adalah yang paling basah dalam 100
tahun terakhir.
"Setiap tahun kami memiliki cuaca yang ekstrem, tapi kali ini tidak biasa. Banyak perubahan suhu ekstrem terjadi di seluruh dunia sekaligus," kata Omar Baddour, kepala divisi aplikasi manajemen data pada World Meteorological Association di Jenewa, swiss seperti dilansir New York Times,
Jumat, 11 Januari 2013.