TINGGAL PUING. Rumah warga yang terkena angin kencang atau puting beliung rusak parah bahkan rata dengan tanah di Dusun Pangkaje’ne Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Rabu 9 Januari.
Putting Beliung kembali memporak-porandakan setidaknya sembilan kecamatan di Kabupaten Takalar, Rabu 9 Januari dini hari. Dilaporkan data sementara, sebanyak 167 rumah warga mengalami kerusakan dalam bencana ini.
Kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar, menetapkan siaga satu dan meminta masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan munculnya kembali musibah angin kencang maupun puting beliung tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh kepala desa, lurah, dan camat untuk siaga satu atau waspada munculnya kembali puting beliung. Selain itu, juga dilakukan pendataan terhadap warga yang menjadi korban puting beliung ini," tegas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar, Muhammad Asdar, Rabu, 9 Januari kemarin.
Peringatan waspada ini dikeluarkan menyusul bencana angin puting beliung yang melanda sembilan kecamatan dalam waktu bersamaan. Angin kencang kembali memporak-porandakan 167 rumah warga dalam sekejap.
“Bencana ini terjadi merata di sembilan kecamatan. Terutama kawasan penduduk yang sebagian besar tempat tinggalnya merupakan rumah kayu yang rentan untuk disapu angin kencang,” beber Asdar.
Bencana puting beliung ini, sebut Asdar, terparah melanda rumah warga di Kelurahan Patte'ne Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Sebanyak 56 rumah mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan beberapa di antaranya, rubuh rata dengan tanah.
"Angin kencang hanya beberapa detik menghancurkan rumah kami. Beruntung pada saat kejadian, saya dan bapak langsung berlari ke luar rumah menyelamatkan diri," papar Nasrullah, salah seorang korban yang rumahnya rata dengan tanah, di Dusun Pangkaje'ne Kelurahan Patte'ne.
Di Kecamatan Galesong, ada 67 rumah rusak akibat angin kencang. Sementara itu, 44 rumah warga di Kecamatan Pattallassang, juga ikut mengalami kerusakan. Asdar mengatakan, kerugian yang dialami korban ditaksir telah mencapai Rp500 juta lebih.
“Hingga kini, sejak dua hari Takalar dilanda puting beliung, korban yang telah terdata mencapai hampir 300 rumah. Pemkab masih menginventarisasi jumlah korban. Sesuai instruksi bupati, kemungkinan bantuan yang akan diberikan berupa bahan bangunan untuk perbaikan rumah," jelas Pelaksana Tugas Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Takalar, Nirwan Nasrullah.
Hal ini, tambah dia, untuk memaksimalkan penyaluran bantuan kepada korban agar tidak ada celah untuk diselewengkan. Sementara itu, Pemkab juga menyediakan pos penanggulangan bencana yang aktif 24 jam yang dipusatkan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar.
"Siapa pun yang ingin membantu korban, bisa mendatangi langsung pos tersebut. Kami akan bantu penyalurannya hingga sampai kepada korban," jelas Nirwan.
Saat ini, Pemkab Takalar juga melakukan kerja sama penanggulangan bencana dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk menyiapkan bantuan darurat. Antara lain; bahan makanan siap saji, selimut, sarung, dan terpal. Kemarin juga, Bupati Takalar Burhanuddin Baharuddin dan Wakil Bupati Takalar Natsir Ibrahim, kembali menyerahkan bantuan kepada warga yang menjadi korban
Kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar, menetapkan siaga satu dan meminta masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan munculnya kembali musibah angin kencang maupun puting beliung tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh kepala desa, lurah, dan camat untuk siaga satu atau waspada munculnya kembali puting beliung. Selain itu, juga dilakukan pendataan terhadap warga yang menjadi korban puting beliung ini," tegas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar, Muhammad Asdar, Rabu, 9 Januari kemarin.
Peringatan waspada ini dikeluarkan menyusul bencana angin puting beliung yang melanda sembilan kecamatan dalam waktu bersamaan. Angin kencang kembali memporak-porandakan 167 rumah warga dalam sekejap.
“Bencana ini terjadi merata di sembilan kecamatan. Terutama kawasan penduduk yang sebagian besar tempat tinggalnya merupakan rumah kayu yang rentan untuk disapu angin kencang,” beber Asdar.
Bencana puting beliung ini, sebut Asdar, terparah melanda rumah warga di Kelurahan Patte'ne Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Sebanyak 56 rumah mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan beberapa di antaranya, rubuh rata dengan tanah.
"Angin kencang hanya beberapa detik menghancurkan rumah kami. Beruntung pada saat kejadian, saya dan bapak langsung berlari ke luar rumah menyelamatkan diri," papar Nasrullah, salah seorang korban yang rumahnya rata dengan tanah, di Dusun Pangkaje'ne Kelurahan Patte'ne.
Di Kecamatan Galesong, ada 67 rumah rusak akibat angin kencang. Sementara itu, 44 rumah warga di Kecamatan Pattallassang, juga ikut mengalami kerusakan. Asdar mengatakan, kerugian yang dialami korban ditaksir telah mencapai Rp500 juta lebih.
“Hingga kini, sejak dua hari Takalar dilanda puting beliung, korban yang telah terdata mencapai hampir 300 rumah. Pemkab masih menginventarisasi jumlah korban. Sesuai instruksi bupati, kemungkinan bantuan yang akan diberikan berupa bahan bangunan untuk perbaikan rumah," jelas Pelaksana Tugas Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Takalar, Nirwan Nasrullah.
Hal ini, tambah dia, untuk memaksimalkan penyaluran bantuan kepada korban agar tidak ada celah untuk diselewengkan. Sementara itu, Pemkab juga menyediakan pos penanggulangan bencana yang aktif 24 jam yang dipusatkan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar.
"Siapa pun yang ingin membantu korban, bisa mendatangi langsung pos tersebut. Kami akan bantu penyalurannya hingga sampai kepada korban," jelas Nirwan.
Saat ini, Pemkab Takalar juga melakukan kerja sama penanggulangan bencana dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk menyiapkan bantuan darurat. Antara lain; bahan makanan siap saji, selimut, sarung, dan terpal. Kemarin juga, Bupati Takalar Burhanuddin Baharuddin dan Wakil Bupati Takalar Natsir Ibrahim, kembali menyerahkan bantuan kepada warga yang menjadi korban