Thursday, December 6, 2012

SPECIES MONOKOTIL DAN DIKOTIL


TUMBUHAN MONOKOTIL
  • Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang.
  • Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daunmelengkung atau sejajar.
  • Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium.
  • Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok.
Beberapa contoh yang penting misalnya;
  • Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).
  • Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal).
  • Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut).
  • Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
  • Famili Musaceae. Contohnya adalahMusa paradisica (pisang), Musa textilis(manila henep).
  • Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).
  • Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).
  • Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas),Xanthosoma violaceum (bentul),Alocasia macrorhiza (sente).

DIKOTIL
  • Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua).
  • Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip
  • Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder.
  • Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris).
  •  Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung.
  • Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.
Beberapa contoh yang penting antara lain:
  • Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).
  • Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih).
  • Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau),Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang)
  • .Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica(asam).
  • Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkiaspeciosa (petai).
  • Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru).
  • Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok).
  • Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis).
  • Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji).
  • Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
  • Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam).
  • Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans (kangkung).
  • Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica (alamanda).
  • Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu).
 BEDA MONNOCOTYLEDONEAE DENGAN DICOTYLEDONEAE

     

  • Tumbuhan monokotil : Famili Liliaceae, Famili Amaryllidaceae, Famili Poaceae, Famili Zingibera ceae. Famili Musaceae , Famili Orchidaceae , Famili Arecaceae , Famili Areceae         
  • Tumbuhan dikotil : Euphorbiaceae , Moraceae , Papilionaceae , Caesalpiniaceae , Mimosaceae , Malvaceae , Bombacaceae , Rutaceae , Myrtaceae , Verbenaceae ,Labiatae , Convolvulaceae , Apocynaceae , Rubiaceae.                                                                                                                         
 CONTOH WERKSTUK

Waru (Hibiscus tiliaceus L.) 


Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Sinonim : Tanduran Waru
Familia : malvaceae.

Uraian :
  • Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. 
  • Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. 
  • Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. 
  • Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. 
  • Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. 
  • Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. 
  • Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. 
  • Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. 
  • Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
  • Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. 
  • Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. 
  • Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. 
  • Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. 
  • Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. 
  • Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. 
  • NAMA ASING Tree hibiscus. 
  • NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
  • Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. 
  • Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Komposisi :
  • Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
  • Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
INDIKASI
  • Daun waru digunakan untuk pengobatan : TB paru-paru, batuk, sesak napas, Radang amandel (tonsilitis), Demam, Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, Radang usus, Bisul, abses, Keracunan singkong, Penyubur rambut, rambut rontok.
  • Akar digunakan untuk mengatasi : terlambat haid, demam.
  • Bunga digunakan untuk pengobatan : radang mata.
CARA PEMAKAIAN
  • Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. 
  • Rebus dan air rebusannya diminum.
  • Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. 
  • Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
  1. Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
  2. Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya. 
  3. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
  • Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. 
  • Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. 
  • Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. 
  • Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Radang amandel
  • Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. 
  • Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
Radang usus
  • Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
  • Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih. 
  • Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. 
  • Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. 
  • Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
  • Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus. 
  • Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. 
  • Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
Penyubur rambut
  • Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai. 
  • Selanjutnya, peras dan saring menggunakan sepotong kain. 
  • Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. 
  • Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. 
  • Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...