Semangat kerja keras orang Jepang memang mengagumkan sehingga pantas kalau negaranya relatif paling maju di Asia. Namun ada harga yang harus dibayar dari semangat gila kerja tersebut, yakni gairah seksnya cepat pudar di usia dini.
Sebuah penelitian yang dilakukan 2 universitas di Osaka dan Okayama menunjukkan, makin serius orang bekerja makin rendah pula kadar testosteronnya. Kadar hormon seks laki-laki tersebut antara lain berfungsi untuk membangkitkan libido atau gairah seksual.
Untuk membuktikannya, para ilmuwan melakukan pemeriksaan terhadap 183 laki-laki di Jepang yang memiliki rentang usia antara 34 hingga 67 tahun. Kalau diambil rata-rata, usia responden yang dilibatkan dalam penelitian tersebut adalah 52 tahun.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes darah, yang tujuannya adalah mengamati kadar testosteron. Hasil pemeriksaan ini lalu dibandingkan dengan intensitas kerja keras para partisipan serta tingkat stres yang dialaminya di tempat kerja masing-masing.
Hasilnya menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat stres dan beban kerja di kantor maka diyakini gairah seksnya makin berkurang karena testosteronnya teramati makin rendah. Penurunan itu umumnya bersifat permanen sehingga memicu andropause, atau semacam menopause pada laki-laki.
“Gejala lesu karena andropause bisa dijelaskan tidak hanya dari perubahan hormon saja, tetapi juga dari stres,” tulis para ilmuwan dalam publikasinya di jurnal Maturitas, seperti dikutip dari TheSun,
Para ilmuwan mengatakan, dampak psikososial yang begitu besar dari pekerjaan yang terlalu membutuhkan kerja keras harus dikurangi jika tidak ingin para laki-laki di Jepang mengalami andropause di usia dini. Mengingat orang Jepang terkenal pekerja keras, diperkirakan andropause dan gangguan kesehatan mental mulai banyak diderita laki-laki di usia paruh baya