Skip to main content

Kedudukan Kurikulum dan Guru dalam Pendidikan


Kurikulum disebut-sebut sebagai inti pendidikan dan menjadi ciri utama sekolah sebagai institusi yang bergerak pelayanan pendidikan. Kurikulum di dalamnya terdiri dari empat komponen: (1)Tujuan Pendidikan; (2) Isi (3) Strategi(4) Pengelolaan Kurikulum.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengajaran atau sekarang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran dan guru Guru menjadi eksekutif  utama kurikulum.
Kegiatan pembelajaran diwujudkan dalam bentuk  interaksi  antara guru dengan siswa. Siswa memiliki tugas pokok belajar yakni berusaha memperoleh perubahan perilaku atau pencapaian kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajarnya yang diperoleh dalam  berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru berupaya “menyampaikan” sejumlah isi pembelajaran kepada siswa melalui proses atau strategi tertentu, serta melaksanakan evaluasi untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, tentang kedudukan kurikulum dalam pendidikan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Kedudukan Kurikulum dan Guru dalam Pendidikan
Perlu dicatat, meski memiliki kedudukan sentral dalam pendidikan, keberadaan kurikulum tetap saja hanya sebagai alat (instrumental) yang bersifat statis. Kurikulum akan bermakna ketika benar-benar dapat terimplementasikan dengan baik dan tepat dalam setiap praktik pembelajaran (Kurikulum sebagai kegiatan) serta dapat berjalan efektif dan efisien (Kurikulum sebagai hasil).
=========
Jika diibaratkan membuat suatu makanan, guru adalah Koki, -sang pembuat makanan-, dan kurikulum adalah kumpulan resep makanan yang dijadikan pegangan bagi sang Koki untuk membuat suatu makanan, di dalamnya memuat bahan dan cara untuk membuat makanan.
Untuk menghasilkan makanan yang baik tentu tidak cukup mengandalkan pada resep yang ada, tetapi justru yang paling penting adalah bagaimana memproses bahan-bahan yang ada, dengan alat yang ada agar menjadi suatu makanan yang lezat dan menarik. Semua ini akan sangat ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan sang Koki dalam mengolah makanan sedemikian rupa. Sehebat apapun resep makanan yang dibuat, tidak akan banyak berarti manakala sang Koki tidak memiliki kemampuan untuk memproses pembuatan makanan itu.
Saya lebih meyakini bahwa seorang Koki yang hebat dan profesional (tersertifikasi)  akan lebih mampu  menghasilkan makanan-makanan yang bernilai dan bercita rasa tinggi, sekalipun makanan itu terbuat dari bahan yang seadanya dan dengan menggunakan alat yang seadanya pula.  Sebaliknya, di tangan Koki yang amatiran, walau disediakan bahan dan alat yang mewah tampaknya hanya akan menghasilkan kemubaziran,  misalnya: tampilan makanan yang kurang mengundang selera, masih mentah, gosong atau tidak jelas rasanya.
Meski tidak sepenuhnya persis dan identik, analogi ini barangkali bisa menggambarkan tentang sebuah proses pendidikan. Berkaitan dengan perubahan Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013, apakah karena kita sedang berhadapan dengan buku resepnya yang keliru sehingga sulit dipahami dan dijadikan pedoman bagi sang Koki ataukah justru kita sedang menghadapi persoalan dengan kemampuan sang Koki dalam mengolah makanan?
Sejauh ini saya lebih melihatnya pada pilihan kedua dan inilah persoalan yang kerap terjadi dalam setiap pergantian kurikulum. Hingga di akhir ujung hayatnya Kurikulum 2006, saya melihat masih ada sebagian  teman-teman di pelosok negeri ini yang sama sekali belum tersentuh dengan makhluk yang bernama Kurikulum 2006. Bagi mereka Kurikulum 2006  tak ubahnya seperti makhluk gaib. Kenapa bisa demikian? Salah satunya adalah kurangnya mendapatkan akses untuk meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2006.
Oleh karena itu, memasuki era  Kurikulum 2013,  harus bisa memastikan bahwa setiap guru dapat termotivasi dan terlatih untuk mampu menjalankan Kurikulum 2013 ini. Jika tidak dilakukan pembenahan dari sisi ini, maka ide-ide yang tertuang dalam kurikulum 2013 tetap saja hanya akan menjadi sekumpulan ide atau dokumen yang sama sekali tak berguna.
Mendidik tentu sangat berbeda dengan mengolah makanan. Mendidik memang  jauh lebih rumit karena melibatkan faktor manusia dengan segala keunikan dan karakteristiknya yang sangat kompleks. Meski sulit, pendidikan harus tetap dilakukan dan kita semua tidak menginginkan makanan  yang gosong atau tidak matang sehingga harus berujung di tong sampah.  Oleh karena itu, untuk menghindari kemubaziran, bagi guru hanya tersedia dua pilihan: Jadilah guru profesional atau tidak sama sekali!  Yang menjadi pertanyaan berikutmya adalah: “Siapa yang paling bertanggung jawab untuk mewujudkan guru profesional itu?” Jawabannya saya serahkan kepada untuk mengelaborasinya lebih lanjut.

Popular posts from this blog

Ngewe ABG SMU yang Super Seksi

Cerita Seks Ngawek Hot Bangat yang akan kuceritakan di Bergairah.org ini adalah pengalamanku ngentot cewek sma bispak tapi aku akui toketnya gede banget dan amoi banget memeknya. Berawal dari aku yang dapat tender gede, aku dan temanku akhirnya ingin sedikit bersenang-senang dan mencoba fantasi seks baru dengan cewek-cewek abg belia. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, ketemu juga dengan yang namanya Novi dan Lisa. 2 cewek ini masih sma kelas 3, tapi mereka sangat liar sekali. Baru kelas 3 sma aja udah jadi lonte perek dan cewek bispak. Apalagi nanti kalo dah gede ya ? memeknya soak kali ye   . Ahh tapi saya ga pernah mikirin itu, yang penting memeknya bisa digoyang saat ini dan bisa muasin kontol saya. Udah itu aja yang penting. Untuk urusan lainnya bukan urusan saya   . Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu. “Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada” “Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?” “Ke Sura

RPP MULOK PERTANIAN KELAS IX

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bermuatan lokal (MuLok) untuk menanamkan pengetahuan tentang arti penting kesetimbangan lingkungan dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Pertanian Organik diantaranya Budidaya Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Organik. Naskah berikut saya sadur dari presentasi seorang guru SLTP di sebuah web (mohon maaf, karena filenya sudah cukup lama saya tidak sempat menyimpan alamat webnya). "Arti Penting Pertanian Organik", itu dia phrase (rangkaian) kata kuncinya. Berikut merupakan contoh Mulok Bidang Pertanian untuk SLTP. RINCIAN MINGGU EFEKTIF                                                 Mata Pelajaran       : Muatan Lokal Pertanian                                                 Satuan Pendidikan : SMP                                                 Kelas/Semester       : IX/II                                                 Tahun Pelajaran    : 2011/2012  1.        Jumlah Minggu Efektif No Bulan Banyaknya Minggu

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel dengan Timur Imam Nugroho

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel atau yang akrab disapa dengan Annie dengan Timur Imam Nugroho atau Imung, sangatlah panjang. Mereka mengawali perkenalan mereka sejak lima tahun, di Australia. Saat itu keduanya sedang menimba ilmu di Australia. Timur merupakan kakak kelas dari Anni, dari situ keduanya saling mengenal satu sama lain, dan akhirnya memutuskan untuk pacaran. “Kita awalnya saling berkenalan, lalu memutuskan untuk kenal lebih dekat sudah sejak 5 tahun lalu,” ungkap Annie, saat diwawancarai Gorontalo Post, di rumah adat Dulohupa, Jumat (23/9). Anni mengatakan selama 5 tahun masa perkenalan tentunya mereka sudah banyak mengenal kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi. Lima tahun merupakan waktu yang sangat cukup, hingga akhirnya keduanya saling memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada tanggal 17 September 2016, di Kalibata, Jakarta. Annie merupakan lulusan dari RMIT University, Bachelo