Tak jarang muncul aneka gangguan saat berintim-intim. Mengatasinya, dituntut keterbukaan dari suami istri.
Idealnya, jelas dr. Tri Bowo Hasmoro, Sp.And., melakukan hubungan suami-istri merupakan keinginan yang muncul dari kedua belah pihak. Diawali dengan saling memberi rangsangan agar saat melakukannya mereka berdua benar-benar prima kondisi fisik, psikis, maupun emosionalnya. Adanya gangguan pada salah satu aspek saja, jelas bisa mengganggu hubungan tersebut. Tanpa peduli apakah gangguan tersebut muncul sebelum, ketika, dan setelah berhubungan seks.
Kendati umumnya tak sampai berakibat fatal semisal menimbulkan keretakan rumah tangga, aneka gangguan dalam hubungan seks tentu dirasa sangat menyebalkan. Terlebih bila gangguan tersebut dipendam alias tak ada saling keterbukaan yang seharusnya dibina sejak awal perkawinan. Padahal, tegas Tri Bowo, gangguan bisa diatasi asal suami-istri saling mengenal dengan baik pasangannya. Termasuk kebiasaan dan pola hormonalnya, selain kesediaan berkonsultasi pada ahlinya. Berikut beberapa gangguan yang bisa membuat pasangan sebal dan tertekan.
SEBELUM BERHUBUNGAN
* Lupa Gosok Gigi
Pada sebagian orang, kebiasaan tak menggosok gigi sebelum berhubungan seks, boleh jadi merupakan hal yang menyebalkan/menjijikkan. Minimal saat yang bersangkutan ingin mencium pasangannya. Yang pasti, bau mulut bisa mengurangi gairah pasangan.
* Tidak Mandi
Meski hubungan suami-istri barangkali dilakukan hanya dengan saling meraba, tapi bau badan sehabis beraktivitas atau bekas cucuran keringat akan membuat tubuh terasa lengket. Kalau sudah begitu, jangan harap gairah pasangan masih menggebu. Jadi, ada baiknya sebelum berintim-intim tubuh dalam keadaan segar dan bersih. Terutama sehabis bepergian atau beraktivitas yang mengundang keringat.
* Merasa Belum Siap
Semisal istri yang habis melahirkan atau sedang datang bulan sehingga membuatnya tak siap berhubungan seks. Entah melalui vagina, oral, atau sekadar meraba-raba. Ketidaksiapan semacam ini jelas akan mempengaruhi responnya dalam menerima dan memberi rangsangan seksual pada suaminya. Akibatnya, istri terlihat ogah-ogahan sehingga gairah suami merosot (meski semula menggebu) karena merasa tak mendapat respon yang diharapkan. Paling tidak, suami merasa “tak dianggap”. Jangan salah, suami justru akan kianmenggebu kalau istri antusias merespon ajakannya, lo.
* Infeksi/Keputihan
Derita keputihan yang merupakan salah satu pertanda adanya infeksi pada sistem reproduksi istri, bisa mengganggu keintiman hubungan suami-istri. Misalnya tercium bau tak sedap dari alat kelamin yang memadamkan gairah suami.
* Menolak Ajakan
Suami/istri akan merasa sebal bila sedang in the mood ternyata disambut dingin atau malah ditolak pasangannya. Banyak faktor yang jadi penyebabnya. Bisa karena secara fisik sedang dalam kondisi tak enak badan, keletihan, terinfeksi penyakit kelamin sehingga takut menularkan pasangan atau lantaran alasan lain yang dibuat-buat. Apa pun penyebabnya, penolakan hanya akan menyurutkan gelora pasangan. Nah, agar pasangan tak merasa sebal karena ditolak, kemukakan alasan sejujurnya dengan menggunakan bahasa yang santun. Dengan demikian pasangan dapat memahami sekaligus tak memunculkan masalah baru berupa kecurigaan.
* Tidak Mood
Pada suami, keinginan untuk berhubungan seksual bisa muncul setiap saat. Tidak demikian halnya dengan pihak istri. Soalnya, dalam urusan seks, gairah kaum Hawa dipengaruhi mood/feeling akibat siklus hormonalnya. Menjelang menstruasi, contohnya, istri cenderung jadi uring-uringan, hingga kalaupun dirangsang ia akan menghindar. Nah, agar hal ini tak merusak suasana intim, suami harus bisa mengenali dan memahami kondisi hormonal sang istri. Namun tak semua istri mengalami hal seperti ini.
* Banyak Pikiran
Suami/istri boleh jadi pasti merasa sebal melihat pasangannya yang masih sibuk berkutat dengan urusan kantor saat berada di rumah. Padahal, “pemandangan” seperti itu boleh jadi hanya sesekali saat pekerjaan menumpuk atau harus mengejar target. Apa pun alasannya, keinginan pasangan untuk berhubungan seksual pasti terpengaruh. Bukan tidak mungkin di kesempatan lain, ia balas menolak ajakan pasangan. Itu sebabnya amat dianjurkan masing-masing pihak membagi waktu dan energinya secara proporsional pada tiap-tiap hal.
* Suasana
Jangan salah, suasana lingkungan sebelum berhubungan intim, memegang peranan penting. Ada baiknya masing-masing mengetahui apa saja kebiasaan dan kesukaan suami/istri sebelum melakukan aktivitas seksual. Jangan pelit untuk menyediakan waktu dan anggaran khusus agar bisa melakukan aktivitas bersama. Semisal dengan menghadirkan suasana romantis dengan dinner di kafe atau restoran favorit, mandi bersama atau saling pijat. Kalaupun hal-hal semacam itu sulit dilakukan semisal sudah ada si kecil yang lebih membutuhkan perhatian, jangan salahkan bila gairah pasangan menurun. Jadi, pandai-pandailah “mencuri” waktu di tengah berbagai kesibukan untuk senantiasa menjalin keintiman lewat hal-hal romantis.
* Parfum Berlebihan
Wewangian memang bisa menggugah gairah seks. Tapi penggunaan parfum yang berlebihan sesaat menjelang hubungan seks, bukan tidak mungkin justru membuat pasangan merasa mual. Nah, agar aroma parfum tidak mengganggu, gunakan secukupnya. Ada baiknya pula bila sewaktu membeli, pasangan membantu memilihkan parfum sesuai dengan jenis wewangian yang disukainya.
SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS
* Tanpa Pemanasan
Khusus untuk para suami, sedahsyat apa pun gairah untuk berintim-intim, hendaknya jangan pernah melakukannya tanpa pemanasan. Soalnya, irama seksual istri menanjak secara perlahan lewat pemanasan (foreplay) sebelum benar-benar siap. Nah, komunikasikan kondisi ini secara terbuka. Jangan sampai berintim-intim cuma memberi kenikmatan pada salah satu dan dirasakan menyiksa buat pasangannya.
* Mau Cepat
Entah karena ada urusan lain atau apa, jadi saat bermesraan pikiran tak terkonsentrasi ke situ dan cenderung sesegera mungkin mengakhirinya. Padahal, aktivitas seks membutuhkan suasana santai alias tidak tergesa-gesa. Penyebab lain, karena faktor usia yang tak lagi muda, hingga memang tak menomorsatukan aktivitas seks.
* “Sudah – Belum?”
Pertanyaan semacam ini yang kerap diajukan istri ternyata sering bikin suami sebal. Kenapa istri bertanya seperti itu? Umumnya karena jengkel menunggu suami yang lama mencapai ejakulasi, sementara ia mungkin sudah orgasme. Ada baiknya suami-istri mencapai orgasme secara bersamaan.
Agar istri tak kewalahan sebaiknya setelah sama-sama orgasme, berhentilah lebih dulu sekitar 15-30 menit sebelum melanjutkan “permainan” lagi guna mencapai orgasme berikutnya bila masih menginginkan.
* Mendadak Berhenti
Sering terjadi, kan, pasangan yang tengah asyik berintim-intim dan menjelang orgasme tiba-tiba mendadak terhenti saat terdengar dering telepon atau tangisan anak. Kalau sudah begitu, sulit memompa gairah agar bisa menggebu kembali seperti semula.
* Mencontoh Adegan
Biasanya keinginan seperti ini muncul pada individu yang gemar nonton film biru lalu minta pasangannya melakukan adegan serupa seperti yang ditontonnya. Padahal, bukan tak mungkin pasangan tak suka, malah merasa jijik, atau tak siap melakukannya. Nah, keinginan yang tak kesampaian ini bisa menurunkan mood.
* Cuma Organ Tertentu
Hendaknya suami/istri harus saling tahu/mengenal daerah erotis pasangan. Jangan sampai daerah erotis istri yang sebetulnya di sekitar leher tapi suami cuma merangsang daerah lainnya. Atau suami maunya berciuman lama sementara istri justru ogah. Nah, ketidaksinkronan semacam ini seharusnya dikomunikasikan.
* Kelewat Dingin Dan Agresif
Suami/istri mana, sih, yang tak merasa sebal bila pasangannya bersikap dingin? Alhasil, respon terhadap rangsangan seksualnya jadi tak maksimal atau sama sekali tak ada. Gairah suami bisa melorot atau malah tak bisa ereksi. Atau sebaliknya, dalam berhubungan seks suami/istri kelewat aktif dan banyak maunya. Bila pasangannya tak siap atau mungkin termasuk orang yang menganut aliran konservatif, yang muncul hanya rasa sebal. Ia merasa diperalat atau minder karena tak mampu mengimbangi.
* Di Bawah Selimut
Kalau alasannya karena malu, segera singkirkan gaya ini. Toh, sudah menjadi suami-istri, kenapa harus malu? Lain halnya jika suasana mendukung semisal AC atau udara kelewat dingin.
* Gel Pelicin
Agar hubungan lebih mudah dan nikmat, banyak pasangan menggunakan zat pelicin atau gel. Padahal, tak semua individu cocok bahkan bisa menyebabkan alergi berupa gatal-gatal atau warna kemerahan pada vagina atau penis. Bila tak dibersihkan dengan benar, kuman akan berkembang biak dan akhirnya mengganggu hubungan intim. Tanyakan ke dokter sebelum menggunakannya.
* Perangsangan Berlebihan
Rangsangan yang terus-menerus, umumnya dari suami, bisa membuat istri kewalahan. Misalnya, karena suami ingin berkali-kali orgasme dalam setiap permainan. Bisa jadi dorongan yang menggebu ini akibat pengaruh obat-obat perangsang yang dikonsumsi. Agar istri tak kesakitan bahkan trauma terhadap sikap suaminya, sebaiknya ada kesepakatan bersama.
USAI HUBUNGAN
* Bergegas Mencabut
Usai sanggama, amat dianjurkan suami tetap melakukan gerakan-gerakan tertentu yang bersifat merangsang sampai sang istri atau mereka berdua sama-sama menurun intensitas seksualnya. Jangan sampai istri masih dalam keadaan menjelang orgasme, suami yang sudah ejakulasi langsung mencabut penisnya. Lain hal kalau dua-duanya sudah orgasme dan istri sudah memberi aba-aba untuk dilepas.
* Segera Bersih-Bersih
Jangan cepat-cepat ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri karena bisa membuat pasangan dianggap kotor/menjijikkan. Lebih baik saling belai pasangan atau tetap berpelukan sambil menunggu sensasi seksual menurun dengan sendirinya.
* Langsung Mengorok
Begitu selesai, langsung balik badan kemudian mendengkur keras alias mengorok. Ini juga amat menjengkelkan pasangan.