Politisi senior Malaysia, Muhyiddin Yassin (73) resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru, menggantikan DR Mahathir Muhammad. Penunjukan dilakukan, Sabtu 29 Februari, sore, kemarin. Keputusan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk Muhyiddin setelah melakukan wawancara terhadap sejumlah kandidat. Muhyiddin dilantik sebagai perdana menteri yang baru negara itu. Pelantikan itu dilakukan di tengah upaya Mahathir Mohamad menggugat penunjukan dirinya sebagai perdana menteri oleh Raja Malaysia.
Muhyiddin Yassin mengucapkan sumpah di depan Yang di Pertuan Agung, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, pada Minggu 1 Maret 2020, dikutip dari Free Malaysia Today yang memiliki dukungan mayoritas di Dewan Rakyat atau DPR-nya Malaysia. Menariknya, pria kelahiran Muar, Johor, 15 Mei 1947, ini adalah pria keturunan Indonesia, baik dari garis ayah maupun ibunya. Menurut informasi di Wikipedia, disebutkan bahwa ayah Muhyiddin berasal dari suku Bugis dan ibunya dari suku Jawa. Sebelum ditunjuk sebagai PM, Muhyidin adalah Wakil Presiden UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) sekaligus Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani. Ia juga merupakan bekas Menteri Besar Johor.
Penunjukkan Muhyiddin tergolong dramatis ketika publik semakin yakin pemimpin senior Mahathir Mohamad (94) akan kembali menduduki jabatan tersebut setelah secara mengejutkan meletakkan jabatan pada hari Senin. Kebuntuan politik selama seminggu di Malaysia dimulai Minggu lalu, ketika anggota parlemen (Dewan Rakyat) bertemu untuk mendorong kudeta politik, mengakibatkan pengunduran diri Mahathir.
Dalam sebuah pernyataan, istana mengatakan Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah melakukan wawancara dengan semua anggota parlemen dan menemukan bahwa Muhyiddin memperoleh dukungan dari mayoritas anggota parlemen. Atas dasar itu, Raja memberikan kepercayaan kepadanya untuk membentuk pemerintahan selanjutnya.
Di bawah undang-undang Malaysia, raja harus menunjuk sosok yang dia yakini memiliki dukungan mayoritas parlemen yang berisi 222 kursi. Sumber-sumber internal menyatakan terkejut saat Muhyiddin terpilih, karena masih banyak yang percaya bahwa Mahathir memiliki dukungan mayoritas parlemen, berkat dukungan partai-partai dari negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia Timur.