Pengertian & Perbedaan Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil – Keragaman makhluk hidup di bumi sangat menarik untuk dipelajari. Begitu pula dengan keragaman kelompok tumbuhan. Pengelompokkan tumbuhan menjadi kelompok sub – sub yang lebih kecil tentu didasarkan atas ciri yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Kelompok angiospermae merupakan divisi tumbuhan dengan jumlah spesies yang besar dibanding dengan gymnospermae. Kemudian, kelompok angiospermae (tumbuhan berbiji tertutu) dibagi menjadi dua kelas yang didasarkan pada jumlah keping biji, monokotil dan dikotil. Namun, perbedaan tak hanya ditemukan pada jumlah keping bijinya, juga ditemukan pada karakteristik lain pada kedua kelompok tumbuhan tersebut. Berikut uraian lengkapnya.
A. PENGERTIAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Baik monokotil dan dikotil merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) yaitu tumbuhan yang mengalami pembuahan ganda serta memiliki daging buah. Lalu angiospermae dikelompokkan menjadi dua kelas yang didasarkan pada jumlah keping biji atau daun lembaga pada bakal embrionya:
1. Monokotil
Kata monokotil berasal dari bahasa latin, mono berarti tunggal atau satu, sedangkan kotiledon merupakan daun lembaga pada biji. Dinamakan monokotil dikarenakan hanya memiliki daun lembaga tunggal pada biji yang terbentuk dari pembuahan. Dengan demikian, embrio yang terletak di dalam biji hanya memiliki daun lembaga yang tunggal yang tidak terbelah ketika biji mulai berkecambah. Daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi untuk mencukupi kebutuhan embrio semasa perkecambahan. Contoh tanaman yang termasuk monokotil ialah bangsa graminales (rumput), termasuk padi, jagung, kelapa, dan lainnya.
2. Dikotil
Arti kata dikotil ialah berkeping dua (di = dua; kotiledon = keping biji atau daun lembaga). Pada kelompok ini biji memiliki dua daun lembaga yang menyatu saat berupa biji. Namun, ketika biji ini berkecambah maka daun biji akan terbelah menjadi dua. Biji berkeping dua dapat dikenali dengan melihat struktur biji yang memiliki arah belahan, seperti yang ditemukan pada biji kacang, mangga, dan lainnya. Seperti pada kelompok monokotil, lempeng daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi sebagai penyedia makanan ketika perkecambahan.
B. PERBEDAAN ANTARA MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Pada dasarnya pengelompokkan dikotil dan monokotil didasarkan pada perbedaan jumlah keping biji. Namun, terdapat beberapa perbedaan ciri lainnya yang dimiliki oleh kedua kelompok tumbuhan tersebut yang memudahkan dalam pengamatan dalam identifikasi tumbuhan. Perbedaan ini dijadikan indikator dalam mengelompokkan tumbuhan ke dalam ke dua kelompok tersebut. Adapun indikator perbedaan yang dapat kita temui guna mengelompokkan kedua jenis tanaman tersebut ialah:
1. Jumlah Keping Biji
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa perbedaan yag mendasari ialah jumlah keping biji yang dimiliki oleh kedua kelompok tanaman ini. Monokotil memiliki daun lembaga (keping biji) tunggal, sementara dikotil memiliki daun lembaga ganda. Perbedaan jumlah keping biji ini akan mempengaruhi perkembangan tumbuhan tersebut seperti struktur akar, batang, daun, dan bunga.
2. Jumlah Mahkota Bunga
Monokotil dan dikotil adalah kelompok tumbuhan beriji tertutup yang juga merupakan tumbuhan berbunga (anthophyta). Bunga merupakan organ reproduksi pada kelompok tumbuhan ini. Bungan dilengkapi bagian alat kelamin dan juga perhiasan. Mahkota bunga merupakan bagian perhiasan yang berwarna – warni khas pada bunga tertentu. Tidak semua tumbuhan memiliki bunga bermahkota, namun jumlah mahkota yang dimiliki oleh bunga pada suatu tumbuhan dapat dijadikan indikasi pengelompokkan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil memiliki jumlah makhota bunga kelipatan tiga (3, 6, 9, 12, dst). Sementara tumbuhan dikotil memilki mahkota bunga berjumlah kelipatan empat atau lima.
3. Bentuk Daun
Bentuk daun yang dimiliki oleh tumbuhan dipengaruhi oleh susunan tulang daun yang menyusunnya. Terdapat perbedaan bentuk daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil memiliki bentuk seperti pita dikarenakan susunan tulang daunnya sejajar. Sementara tumbuhan monokotil memiliki bentuk melengkung yang disusun oleh tulang daun yang menyirip atau memiliki daun berbentuk menjari seperti pada tanaman singkong.
4. Bentuk Batang
Perbedaan monokotil dan dikotil juga dapat diamati melalui bentuk batang. Tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan kambium vaskuler. Dengan demikian, tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder namun tumbuhan monokotil memiliki meristem interkalar yang membentuk ruas – ruas batang. Sehingga, bentuk batang tumbuhan monokotil ialah relatif berdiameter kecil, tidak berkayu, tidak bercabang, dan beruas – ruas.
Sementara, tumbuhan dikotil yang memiliki jaringan kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder senantiasa terjadi. Sehingga batang tumbuhan dikotil relatif berdiameter besar, berkayu, dan bercabang.
5. Susunan Berkas Pengangkut
Pada poin empat diterangkan bahwa tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan kambium sementara tumbuhan dikotil memilikinya. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan tipe berkas pengangkut pada kedua tumbuhan tersebut. Jaringan kambium terletak diantara jaringan pengangkut (xylem dan floem). Susunan berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil teratur dalam lingkaran ketika diamati di bawah mikroskop. Susunan demikian disebut kolateral terbuka (tersusun rapi dalam lingkaran kambium). Sementara pada tumbuhan monokotil, letak berkas pengangkut menyebar hampir di seluruh wilayah batang. Jaringan pengangkut pada monokotil tidak dipisahkan oleh kambium. Struktur demikian pada monokotil disebut kolateral tertutup.
6. Jenis Akar
Akar berfungsi sebagai penopang tumbuhan yang menyokong tegaknya tumbuhan menempel pada substrat seperti tanah. Jenis akar yang dimiliki tumbuhan monokotil ialah akar serabut yaitu akar yang telah kehilangan akar primernya. Akar serabut terdiri atas banyak serabut akar yang memiliki diameter dan panjang yang sama. Sementara tumbuhan dikotil mempertahankan akar primer sehingga disebut akar tunggang. Akar – akar lateral akan bermunjulan di bagian akar dekat dengan permukaan tanah yang berfungsi untuk memperkokoh tegaknya tumbuhan.