Gempa tektonik baru saja terjadi di wilayah laut sebelah tenggara Kota Bitung, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (13/10) pada pukul 11.34 WIB. Guncangan diketahui berkekuatan 5,2 SR.
Kabag Humas BMKG Harry Tirto menambahkan, masyarakat diharap tetap tenang lantaran tidak ada potensi tsunami. “Gempa ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya saat dikonfirmasi JawaPos.com, Sabtu (13/10).
Sementara itu, hasil analisis terkini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, gempa bumi terjadi dengan koordinat episenter pada 1.36 LU dan 125.46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 kilometer arah tenggara Bitung pada kedalaman 115 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, berdasarkan laporan dari masyarakat dampak gempabumi dirasakan di daerah Bitung dan Tondano pada skala III MMI, Manado pada skala II MMI dan Airmadidi juga pada skala II-III MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan,” ujar Rahmat melalui keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com.
Lebih lanjut dia menerangkan, gempa Laut Maluku ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.
“Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar berupa sesar oblique naik (oblique thrust),” terang dia.
Hingga pukul 12.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock. “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkasnya.
Kabag Humas BMKG Harry Tirto menambahkan, masyarakat diharap tetap tenang lantaran tidak ada potensi tsunami. “Gempa ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya saat dikonfirmasi JawaPos.com, Sabtu (13/10).
Sementara itu, hasil analisis terkini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, gempa bumi terjadi dengan koordinat episenter pada 1.36 LU dan 125.46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 kilometer arah tenggara Bitung pada kedalaman 115 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, berdasarkan laporan dari masyarakat dampak gempabumi dirasakan di daerah Bitung dan Tondano pada skala III MMI, Manado pada skala II MMI dan Airmadidi juga pada skala II-III MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan,” ujar Rahmat melalui keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com.
Lebih lanjut dia menerangkan, gempa Laut Maluku ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.
“Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar berupa sesar oblique naik (oblique thrust),” terang dia.
Hingga pukul 12.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock. “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkasnya.