Sebuah alat derek besar (crane) jatuh di komplek Masjidil Haram pada Jumat (11/09) lalu. Peristiiwa ini menewaskan 107 orang dan 238 diantaranya mengalami luka. Jatuhnya crane dipicu angin kencang yang menghantam wilayah Arab Saudi. Ternyata peristiwa seperti ini bukan kali pertama terjadi pada saat musim haji. Tragedi yang merenggut nyawa sebelumnya juga sudah beberapa kali terjadi.
Setiap kali terjadi tragedi maut di tanah suci, pasti menelan banyak korban. Hal ini di sebabkan, ramainya jamaah yang memadati kota suci tersebut untuk menyempurnakan rukun Islam. Peristiwa berdarah di Mekah saat musim haji mulai terjadi ada sejak 1975. Sebanyak 200 jamaah kala itu tewas di dekat kota Makah, setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda. Hingga saat setidaknya sekitar 15 peristiwa sudah terjadi saat pelaksanaan haji dan memakan korban. Apa dan kapan saja persitiwa tersebut terjadi? Berikut ulasannya.
1. Tahun 1975 Tabung Gas Meledak
Sebuah tabung gas meledak dan membakar sepuluh tenda pada Desember 1975. Peristiwa ini menewaskan 200 orang dan membakar 10 tenda. Akibat peristiwa ini, pemerintah Arab Saudi merlarang keras penggunaan kompor gas pada musim-musim haji. Bahkan mereka menyiapkan tim keselamataan yang sering melakukan inspeksi ke tenda-tenda jamaah untuk memastikan tidak ada tabung gas atau kompor gas yang digunakan. Tidak hanya tenda jamaah, hal ini juga berlaku pada semua bangunan dan kantor pemerintahan tanpa perkecualian.
2. 4 Desember 1979 Pembebasan Masjidil Haram
Empat tahun setelah peristiwa ledakan tabung gas, jamaah haji kembali harus mengalami tragedi mematikan. Tepatnya pada 4 Desember 1979, kabbah yang berada di mekkah diserang dan ditawan oleh lebih kurang 500. Militan ini berasal dari pengikut fanatik ajaran dan fahaman Wahhabi yang diketuai oleh Juhaiman ibn Muhammad ibn Saif al Utaibi. Dalam peristiwa terebut sebanyak 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka parah.
Kelompok ini menganggap bahwa semua petinggi-petinggi Islam kala itu sangat korup dan dan menjadi proksi kepada kuasa barat terutamanya Amerika Serikat. Akhirnya dengan perancangan teliti dan rapi beliau dan pengikutnya telah menyerang Masjidil Haram pada 20 November 1979 dan menjadikan ribuan jemaah yang sedang melakukan ibadah di dalamnya telah dijadikan sebagai tebusan. Inilah pertumpahan darah yang pertama di dalam sejarah moden kota Mekah.
3. 31 Juli 1987 Bentrok Antara Pendemo Iran Dengan Polisi Saudi
Bentrokan antara pemerintah Arab Saudi dan demonstran Iran pada 31 Juli 1987 menewaskan 401 orang. 275 diantaranya berasal dari warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain. Sementara korban terlukan pada peristiwa tersebut sebanyak 643 orang yang kebanyakan adalah jemaah haji asal Iran.
Para jemaah haji Iran melakukan pawai protes menentang para musuh Islam, yaitu Israel dan Amerika Serikat, di kota Mekkah. Ketika sampai di depan Masjidil Haram, mereka diblokir oleh aparat keamanan Arab Saudi, namun mereka tetap memaksa masuk. Bentrokan berdarah kemudian terjadi yang mengakibatkan situasi kacau dengan beberapa orang terinjak-injak oleh massa yang panik.
4. 02 Juli 1990 Tragedi Terowongan Al Maaisim
Peristiwa berdarah kembali terjadi pada 02 Juli 1990. Sebanyak 1.426 jemaah tewas karena berdesak-desakan dan terinjak dalam terowongan Al Maaisim. 631 orang diantaranya merupakan jamaah dari Indonesia.
Persitiwa mengerikan tersebut diduga terjadi karena jamaah yang akan melempar dan yang sudah melampar jumrah melewati satu terowongan yang sama. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak. Kondisi seperti itu tak tertahankan bagi para jemaah. Terutama mereka yang lanjut usia dengan kondisi fisik yang lemah terpapar terik matahari.
Laju manusia di dalam terowongan tersebut tiba-tiba terhenti. Sementara, dari luar, para jemaah mendesak masuk. Mereka ingin segera mendinginkan tubuh dari teriknya panas yang mencapai 44 derajat Celcius. Akibatnya, terowongan yang dirancang bisa menampung 1.000 orang, dijejali 5.000 jemaah.
5. 24 Mei 1994 Saling Dorong dan Injak di Mina
Empat tahun berselang, peristiwa saling dorong dan Injak kembali terjadi. Pada 24 Mei 1994, kejadian di Mina terulang kembali. Saat jemaah ingin menunaikan jumrah di Mina, para jemaah banyak yang terinjak-injak. Jemaah melempar batu-batu kecil ke sebuah tugu setinggi 18 meter sebagai perlambang iblis yang datang menggoda Nabi Ibrahim dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT -- yang berjarak sekitar 155 meter. Sedikitnya 270 jemaah tewas terinjak-injak saat melakukan jumrah di sana. Lokasi ini seluas 400 meter saja.
6. 7 Mei 1995 Kebakaran di Mina
Kebakaran melanda jemaah di dekat kota Mina terjadi pada 7 Mei 1995. Dalam insiden tersebut, tercatat tiga jemaah tewas dan 99 orang lainnya cedera.
7. 15 April 1997 Kebakaran di Mina
Pada 15 April 1997, dua tahun kemudian, kebakaran yang lebih besar terjadi lagi di tempat yang berbeda di sebuah desa tetapi tetap di kota Mina. Dalam insiden ini jumlah korban lebih banyak. Jumlah jemaah tewas tercatat sebanyak 343 orang dan luka-luka 1.500 orang. Kebakaran hebat ini membuat segalanya lumat.
8. 9 April 1998 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Setahun setelah terjadi kebakaran itu, kembali terulang musibah di Mina. Tetap pada masalah awal, yakni pada saat jemaah haji melaksanakan lemparan jumrah. Tepatnya 9 April 1998, ratusan jemaah terinjak-injak kembali sehingga menewaskan tak kurang dari 118 orang dan mencederai 180 orang lainnya.
9. 5 Maret 2001 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Pada tahun 2001, peristiwa jumrah juga menewaskan 35 jemaah dan belum tercatat jumlah pastinya yang luka-luka dalam ritual melempar jumrah di Mina.
10. 11 Februari 2003 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Dua tahun kemudian, di tempat yang sama, pada 11 Februari 2003, 14 jemaah juga tercatat tewas mengenaskan karena terinjak-injak. Jamaah tewas di Jumrotul Mina dan enam korban diantaranya wanita
11. 1 Februari 2004 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Ritual lempar jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah dan 244 lainnya terluka akibat terkena lemparan batu jemaah lain, serta terinjak-injak. Hal ini terjadi akibat saling dorong antar jemaah.
12. 23 Januari 2005 Banjir Bandang
Setidaknya ada 29 jamaah tewas akibat banjir pada 23 Januari 2005 dan 17 orang jamaah mengalami cidera. Banjir ini merupakan banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah. Banjir tersebut cukup membuat Arab Saudi Porak-Poranda dan satu jembatan rusak berat akibta tragedi ini.
13. 5 Januari 2006 Penginapan Runtuh
Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.
14. 12 Januari 2006 Jamah Tewas Saat Lempar Jumrah
Sebanyak 346 jemaha dan 289 lainnya terluka saat melakukan ritual lempar jumrah. Musibah terjadi ketika ratusan orang yang baru tiba untuk melakukan ritual itu saling bertabrakan dengan jemaah lain di jembatan Jamarat. Akibat kejadian ini, pemerintah Arab Saudi merekontruksi ulang Jamarat agar jamaah tak perlu berdesakan saat melempar jumrah.
15. 11 September 2015 Crane Tumbang karena Angin Kencang
Sebuah alat derek besar (crane) jatuh di komplek Masjidil Haram. Tragedi ini menelan korban 107 orang tewas dan 238 orang lainnya luka-luka. Pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa peristiwa crane tumbang setelah diterpa angin badai
Setiap kali terjadi tragedi maut di tanah suci, pasti menelan banyak korban. Hal ini di sebabkan, ramainya jamaah yang memadati kota suci tersebut untuk menyempurnakan rukun Islam. Peristiwa berdarah di Mekah saat musim haji mulai terjadi ada sejak 1975. Sebanyak 200 jamaah kala itu tewas di dekat kota Makah, setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda. Hingga saat setidaknya sekitar 15 peristiwa sudah terjadi saat pelaksanaan haji dan memakan korban. Apa dan kapan saja persitiwa tersebut terjadi? Berikut ulasannya.
1. Tahun 1975 Tabung Gas Meledak
Sebuah tabung gas meledak dan membakar sepuluh tenda pada Desember 1975. Peristiwa ini menewaskan 200 orang dan membakar 10 tenda. Akibat peristiwa ini, pemerintah Arab Saudi merlarang keras penggunaan kompor gas pada musim-musim haji. Bahkan mereka menyiapkan tim keselamataan yang sering melakukan inspeksi ke tenda-tenda jamaah untuk memastikan tidak ada tabung gas atau kompor gas yang digunakan. Tidak hanya tenda jamaah, hal ini juga berlaku pada semua bangunan dan kantor pemerintahan tanpa perkecualian.
2. 4 Desember 1979 Pembebasan Masjidil Haram
Empat tahun setelah peristiwa ledakan tabung gas, jamaah haji kembali harus mengalami tragedi mematikan. Tepatnya pada 4 Desember 1979, kabbah yang berada di mekkah diserang dan ditawan oleh lebih kurang 500. Militan ini berasal dari pengikut fanatik ajaran dan fahaman Wahhabi yang diketuai oleh Juhaiman ibn Muhammad ibn Saif al Utaibi. Dalam peristiwa terebut sebanyak 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka parah.
Kelompok ini menganggap bahwa semua petinggi-petinggi Islam kala itu sangat korup dan dan menjadi proksi kepada kuasa barat terutamanya Amerika Serikat. Akhirnya dengan perancangan teliti dan rapi beliau dan pengikutnya telah menyerang Masjidil Haram pada 20 November 1979 dan menjadikan ribuan jemaah yang sedang melakukan ibadah di dalamnya telah dijadikan sebagai tebusan. Inilah pertumpahan darah yang pertama di dalam sejarah moden kota Mekah.
3. 31 Juli 1987 Bentrok Antara Pendemo Iran Dengan Polisi Saudi
Bentrokan antara pemerintah Arab Saudi dan demonstran Iran pada 31 Juli 1987 menewaskan 401 orang. 275 diantaranya berasal dari warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain. Sementara korban terlukan pada peristiwa tersebut sebanyak 643 orang yang kebanyakan adalah jemaah haji asal Iran.
Para jemaah haji Iran melakukan pawai protes menentang para musuh Islam, yaitu Israel dan Amerika Serikat, di kota Mekkah. Ketika sampai di depan Masjidil Haram, mereka diblokir oleh aparat keamanan Arab Saudi, namun mereka tetap memaksa masuk. Bentrokan berdarah kemudian terjadi yang mengakibatkan situasi kacau dengan beberapa orang terinjak-injak oleh massa yang panik.
4. 02 Juli 1990 Tragedi Terowongan Al Maaisim
Peristiwa berdarah kembali terjadi pada 02 Juli 1990. Sebanyak 1.426 jemaah tewas karena berdesak-desakan dan terinjak dalam terowongan Al Maaisim. 631 orang diantaranya merupakan jamaah dari Indonesia.
Persitiwa mengerikan tersebut diduga terjadi karena jamaah yang akan melempar dan yang sudah melampar jumrah melewati satu terowongan yang sama. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak. Kondisi seperti itu tak tertahankan bagi para jemaah. Terutama mereka yang lanjut usia dengan kondisi fisik yang lemah terpapar terik matahari.
Laju manusia di dalam terowongan tersebut tiba-tiba terhenti. Sementara, dari luar, para jemaah mendesak masuk. Mereka ingin segera mendinginkan tubuh dari teriknya panas yang mencapai 44 derajat Celcius. Akibatnya, terowongan yang dirancang bisa menampung 1.000 orang, dijejali 5.000 jemaah.
5. 24 Mei 1994 Saling Dorong dan Injak di Mina
Empat tahun berselang, peristiwa saling dorong dan Injak kembali terjadi. Pada 24 Mei 1994, kejadian di Mina terulang kembali. Saat jemaah ingin menunaikan jumrah di Mina, para jemaah banyak yang terinjak-injak. Jemaah melempar batu-batu kecil ke sebuah tugu setinggi 18 meter sebagai perlambang iblis yang datang menggoda Nabi Ibrahim dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT -- yang berjarak sekitar 155 meter. Sedikitnya 270 jemaah tewas terinjak-injak saat melakukan jumrah di sana. Lokasi ini seluas 400 meter saja.
6. 7 Mei 1995 Kebakaran di Mina
Kebakaran melanda jemaah di dekat kota Mina terjadi pada 7 Mei 1995. Dalam insiden tersebut, tercatat tiga jemaah tewas dan 99 orang lainnya cedera.
7. 15 April 1997 Kebakaran di Mina
Pada 15 April 1997, dua tahun kemudian, kebakaran yang lebih besar terjadi lagi di tempat yang berbeda di sebuah desa tetapi tetap di kota Mina. Dalam insiden ini jumlah korban lebih banyak. Jumlah jemaah tewas tercatat sebanyak 343 orang dan luka-luka 1.500 orang. Kebakaran hebat ini membuat segalanya lumat.
8. 9 April 1998 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Setahun setelah terjadi kebakaran itu, kembali terulang musibah di Mina. Tetap pada masalah awal, yakni pada saat jemaah haji melaksanakan lemparan jumrah. Tepatnya 9 April 1998, ratusan jemaah terinjak-injak kembali sehingga menewaskan tak kurang dari 118 orang dan mencederai 180 orang lainnya.
9. 5 Maret 2001 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Pada tahun 2001, peristiwa jumrah juga menewaskan 35 jemaah dan belum tercatat jumlah pastinya yang luka-luka dalam ritual melempar jumrah di Mina.
10. 11 Februari 2003 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Dua tahun kemudian, di tempat yang sama, pada 11 Februari 2003, 14 jemaah juga tercatat tewas mengenaskan karena terinjak-injak. Jamaah tewas di Jumrotul Mina dan enam korban diantaranya wanita
11. 1 Februari 2004 Lempar Jumrah yang Memakan Korban
Ritual lempar jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah dan 244 lainnya terluka akibat terkena lemparan batu jemaah lain, serta terinjak-injak. Hal ini terjadi akibat saling dorong antar jemaah.
12. 23 Januari 2005 Banjir Bandang
Setidaknya ada 29 jamaah tewas akibat banjir pada 23 Januari 2005 dan 17 orang jamaah mengalami cidera. Banjir ini merupakan banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah. Banjir tersebut cukup membuat Arab Saudi Porak-Poranda dan satu jembatan rusak berat akibta tragedi ini.
13. 5 Januari 2006 Penginapan Runtuh
Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.
14. 12 Januari 2006 Jamah Tewas Saat Lempar Jumrah
Sebanyak 346 jemaha dan 289 lainnya terluka saat melakukan ritual lempar jumrah. Musibah terjadi ketika ratusan orang yang baru tiba untuk melakukan ritual itu saling bertabrakan dengan jemaah lain di jembatan Jamarat. Akibat kejadian ini, pemerintah Arab Saudi merekontruksi ulang Jamarat agar jamaah tak perlu berdesakan saat melempar jumrah.
15. 11 September 2015 Crane Tumbang karena Angin Kencang
Sebuah alat derek besar (crane) jatuh di komplek Masjidil Haram. Tragedi ini menelan korban 107 orang tewas dan 238 orang lainnya luka-luka. Pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa peristiwa crane tumbang setelah diterpa angin badai