Skip to main content

MUHAMMAD IKHZAN TUGAS PRAKTEK LAPANGAN BIDANG STUDI IPA DI BUJUNG MAKKATOANG


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Mahkluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlah dan ragamnya. Sejak manusia lahir ke muka bumi, mereka telah sadar tentang dua fenomena ini. Sejak itu pula manusia telah berusaha memahami kedua gejala ini dan mengungkap apa maknanya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan salah satu cabang ilmu hayati yang disebut taksonomi .
Ada beberapa pendapat yang saling berbeda tentang istilah taksonomi dan sistematik tumbuhan, ada yang berpendapat bahwa taksonomi merupakan ilmu dasar dan mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan dengan sistematik dan juga ada yang berpendapat sebaliknya. Mason (1950) mengatakan bahwa taksonomi mempunyai bidang studi biologi yang luas, terdiri dari sistematik dan studi perbandingan organisme, sistem taksonomi, nomenclature dan dokumentasi. Sedangakan Simsom (1961), Heywood (1967), Mayor (1969), dan Rose (1974) cit Usman mengatakan bahwa sistematik merupakan ilmu yang mempelajari tentang keanekaragaman, perbedaan dan hubungannya satu sama lain. Taksonomi adalah bagian dari sistematik tumbuhan. Kemudian, Clive a. stace (1979) cit Ustman berpendapat bahwa taksonomi adalah sinonim dari sistematik tumbuhan. Dengan demikian maka tergantung dari sudut mana kita melihat dan mengembangkannya. Dari kebiasaan penggunaan secara institusi kelihatannya untuk mata ajaran bagi pendidikan penunjang ilmu-ilmu teknis semuanya menggunakan istilah sistematik, sedangkan untuk pendidikan basic ilmiah seperti biologi menggunakan istilah atau judul mata ajaran taksonomi .
Empat aspek utama yang dipelajari dalam taksonomi tumbuhan adalah identifikasi, klasifikasi, deskripsi, dan nomenclature. Identifikasi adalah usaha atau cara mendapatkan atau memberikan nama kepada takson atau sekelompok tumbuhan tertentu, sesuai dengan cara-cara yang ditetapkan dalam nomenclature. Klasifikasi adalah cara penempatan suatu takson atau sekelompok tumbuhan pada tingkatan-tingkatan klasifikasi tertentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan nomenclature. Deskripsi adalah uraian lengkap tentang morfologi suatu takson yang dapat menentukan karakter, karakter state, serta karakteristik dari takson tersebut. Nomenclature adalah peraturan atau pedoman tata cara pemberian nama serta pengklasifikasian tumbuhan. Secara lengkap nomenclature disebut International Codes of Botanical Nomenclature atau Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan .
Sasaran study Taksonomi tumbuhan adalah untuk mendapatkan atau memberikan nama ilmiah yang benar kepada semua tumbuhan yang diteliti, untuk mengelompokkannya kedalam taksa seperti yang diatur dalam nomenclature, melakukan study inventarisasi jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan pada suatu daerah tertentu, melakukan study analisis karakter dari setiap jenis atau kelompok tumbuhan hingga menghasilkan nama dan system pengelompokan yang benar dan tepat.
Belajar Lapangan IPA ini, dilakukan dilakukan agar materi pada pembelajaran IPA,khususnya IPA Biologi dapat diaplikasikan secara langsung, disamping itu belajar lapangan ini juga menunjang pemahaman tentang karakteristik dari tumbuhan yang membedakannya dari jenis lain. Kegiatan belajar lapangan ini memberikan pengetahuan tentang pengenalan jenis dengan pengkoleksian sampel pada daerah tersebut.
Dalam Belajar Lapangan ini, pemahaman dalam IPABiologi Khususmya Kelas IX SMPN 3 Mallusetasi sangatlah dibutuhkan untuk dapat melakukan pengelompokan (klasifikasi) dengan memperhatikan persamaan sifat-sifat tertentu pada tumbuhan sehingga didapatkan nama yang tepat untuk setiap kelompok yang dibentuk. Dengan demikian tumbuhan yang dikelompokkan mampu di deskripsikan bagaimana wujud atau bentuk tumbuhan (objek) yang diberi nama itu. Seperti yang kita ketahui, dalam menggambarkan suatu objek kita menggunakan istilah (term) yang berupa kata-kata atau rangkaian kata tertentu yang mengungkapkan makna tertentu pula. Jelas kiranya morfologi dan terminology tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, belajar lapangan ini dilakukan.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari belajar lapangan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati serta mengkoleksi jenis-jenis tumbuhan tingkat tinggi yang terdapat di sekitar Bujung Makkatoang Desa Nepo,Kecamatan Mallusetasi ,Kabupaten Barru
I.3 Waktu dan Tempat
Belajar Lapangan ini  dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 21 Maret 2015. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan di lokasi tempat pemandian alam Bujung Makkatoang Desa Nepo,Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Taksonomi Tumbuhan
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.
II.2 Sistematika Tumbuhan
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu sepertifilogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini.
Klasifikasi  Ø Penempatan tumbuhan kedalam takson tertentu yang sesuai dengan sistem tata nama
Sistematika tumbuhan:
1.       Kingdom
2.      Divisio
3.      Sub-divisio
4.      Class / Klas
5.      Sub-class / Sub-klass
6.      Ordo / bangsa
7.      Sub-ordo / sub-bangsa
8.      Familia / suku
9.      Genus / marga
10.   Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
1.      Dasar-dasar pencirian
2.      Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
3.      Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal.
Biosistematik
-  Biosistematik menurut Camp dan Gilly (1943) menekankan pada penentuan batasan kesatuan biotik alami dan menerapkan pada nila-nilai unit suatu sistem penamaan yang memadai ini kepada tugas pemberitahuan informasi yang tepat tentang batasan yang ditentukan hubungan kekerabatan, variabilitas dan struktur dinamikanya.
-  Biosistematik menurut Clausen (1945), ia memandang bahwa genetika, morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data yang diperlukan, diambil dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari spesiasi untuk mengambil suatu keputusan biosistematisnya.
Kunci Taksonomi
Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk dentifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya. Skema proses ini sering disebut kunci taksonomi. Nomenklatur adalah penerapan teknik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang tertera di dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (KITT)
Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
1. Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan lain-lain.
2.  Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada dengan cepat.
3.  Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan.
4. Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya.
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
II.3  Spermatophyta
Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae), dimasukkan dalam satu divisio, Spermatophyta yang terbagi atas dua takson :
A.    Gymnospermae
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Bakal biji terdapat pada daun yang bermotidifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (strobilus). Tumbuhan Gymnospermae ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang. Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang.
Tumbuhan yang termasuk golongan ini terdiri atas tumbuh-tumbuhan berkayu  dengan bermacam-macam habitus.Dalam bagian xylem, tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayu , melainkan hanya trakeida saja dan di dalam bagian floem berlainan juga dengan tumbuhan biji tertutup (angiospermae). Tidak terdapat sel-sel pengiring. Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam,kaku dan selalu hijau dengan di dalamnya berkas berkas pengangkutan yang tidak bercabang. Bakal biji yang hanya mempunyai satu integumen terbuka ,tidak seperti pada angiospermae ,terbungkus dalam daun buah yang telah menjadi satu merupakan putik. Gametofit telah mengalami reduksi, tetapi belum begitu jauh seperti pada angiospermae.
Ciri-ciri tumbuhan berbiji terbuka
1.      Akar :
-          Tunggang
-          Berkambium
-          Terdapat trakeid, yaitu fasis (berkas pembuluh pengangkut) yang belum berfungsi secara sempurna
-          Berkaliptra dengan batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas
2.      Batang
-          Memiliki kambium
-          Terdapat trakeid
-          Batngbtua maupun muda tidak memiliki floeterma (sarung tepung), yaitu endodermis yng menghasilkan zat tepung
3.      Daun
-          Tidak terlalu lebar
-          Tebal
-          Kaku
-          Seperti jarum
4.      Biji
-          Bakal biji tidak terlindungi oleh bakal buah
-          Terjadi pebuahan tunggal
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Sub Divisi Gymnospermae hidup melimpah di muka bumi pada zaman Palaeozoic dan Mesozoic, dan tergolong ke dlm 7 ordo.
Ordo yg sudah punah :
1.      Cycadofilicales
2.      Bennettitales
3.      Cordaitales
Spesies yg masih hidup berjumlah sekitar 700 yang terbagi menjadi empat kelas, yaitu:
a.    Kelas Cycadinae: Cycas rumphii (pakis haji), Zamia sp, Dioon edulis, Microcycas sp, Bowenia serrulata.
Ciri-ciri umum:
  Daun tersusun dalam bentuk rozet batang, menyirip, dan daun muda menggulung seperti pada paku-pakuan
  Strobili terminal, berkelamin tunggal dan berumah dua (dioesis)
  Makrosporofilnya berbagi menyirip dengan 2-5 ovula
  Biasanya akar membentuk akar bunga karang yang   didalamnya terdapat ganggang biru Anabaena
b.    Kelas Gnetinae:
1)   Ordo Gnetales: Gnetum gnemon (melinjo)
2)   Ordo Ephedrales: Ephedra altissima
3)   Ordo WelwitschialesWelwitschia mirabilis
Ciri-ciri umum:
  Tumbuhan berkayu
  Terdiri dari hypocotyl yang menebal
  Dalam kayu sekundernya mengandung unsur  trachea
  Daun tunggal dan berhadapan
  Bunga majemuk berkelamin satu tumbuh dalam ketiak bractea yang besar
c.    Kelas Coniferae
Tumbuhan runjung atau Pinophyta, atau lebih dikenal dengan nama konifer (Coniferae), merupakan sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dengan ciri yang paling jelas yaitu memiliki runjung("cone") sebagai pembawa biji. Kelompok ini dulu dalam klasifikasi berada pada takson "kelas" namun sekarang menjadi divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistikadalah polifiletik. Kurang lebih ada 550 spesies anggota divisio ini, berbentuk berupa semakperdu atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi. Terdiri atas tujuh ordo, yaitu:
1)      Podocarpaceae: Podocarpus imbricate
2)      Araucariaceae: Araucaria cunninghamii, Agathis dammara
3)      Pinaceae: Pinus merkusii
4)      TaxaceaeTaxus baccata
5)      Cephalotaxaceae: Chepalotaxus fartanei
6)      Taxodiaceae: Taxodium distichum
7)      Cupressaceae: Juniperus communis
d.    Kelas Ginkyoinae: Ordo Ginkgoales (tinggal 1 spesies : Ginkgo biloba).
Ciri-ciri umum:
  Daun bertangkai panjang melebar berbentuk kipas
  tulang daun dichotomis
  Strobili betina terdapat  dalam ketiak-ketiak daun
  Mikrosporofil tidak banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantung sari
  Bunga betina tidak jelas susunannya
  Ovule 2 buah terletak pada 1 tangkai yang panjang
B.                       Angiospermae
Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma, bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang menempati takson sebagai subdivisio. Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Jenis tumbuhan angiospermae diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000. Penyebutan kelompok ini sekarang lebih disukai menggunakan tumbuhan berbunga daripada tumbuhan berbiji tertutup. Anthophyta ("tumbuhan bunga") namanya diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya yang lain, sehingga kelompok ini dikenal pula sebagai Angiospermae ("berbiji terbungkus/tertutup").
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
1.      Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
2.      Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
3.      Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
4.      Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
5.      Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah wilayah yang jauh lebih luas.
6.      Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau keping yang disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
No
Perbedaan ciri
Monokotil
Dikotil
1
Bentuk akar
Memiliki system akar serabut
Memiliki system akar tunggang
2
Bentuk sumsum dan pola tulang daun
Melengkung atau sejajar
Menyirip atau menjari
3
Kaliptrogen/tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
Tidak terdapat tudung akar
4
Jumlah keping biji/kotiledon
Satu buah keping biji saja
Ada dua buah keping biji
5
Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat cambium
Ada cambium
6
Jumlah kelopak bunga
Umumnya kelipatan tiga
Biasanya kelipatan empat atau lima
7
Pelindung akar dan batang tembaga
Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/kelorhiza
Tidak ada pelindung kelorhiza maupun keleoptil
8
Pertumbuhan akar dan batang
Tidak dapat tumbuh besar
Bisa tumbuh menjadi besar

II.4 Uraian Umum Bujung Makkatoang


Bujung Makkatoang merupakan tempat permandian alam,yang habitatnya ditumbuhi berbagai macam tumbuhan.Daerah ini  merupakan wilayah dusun Nepo,Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru


       

BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat
            Alat yang digunakan ialah sasak, kamera, toples, batang pengaduk,  dan timbangan digital.
III.2 Bahan
            Bahan yang digunakan ialah kantung plastik besar, koran, air, kertas karton manila, kertas minyak putih, benang, selotip, lem, air suling, formalin, asam sulfat, dan asam asetat.
III.3 Cara Kerja
            Adapun cra kerja yang dilakukan pada pelaksanaan belajar lapangan ini adalah sebagai berikut:
1.      Melakukan pengamatan dan observasi dengan menjelajahi kawasan Bujung Makkatoang, lalu menyusuri jalan menuju Pemandian Alam Bujung Makkatoang, 
2.      Mengambil sampel tanaman yang ditemui sepanjang jalan, lalu diselipkan diantara koran kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik besar.
3.      Memindahkan sampel tanaman ke dalam booklet khusus herbarium yang terbuat dari kertas karton yang didalamnya dilapisi kertas minyak. Sampel diberi perekat atau selotip agar tidak jatuh.
4.      Menumpukkan Booklet herbarium ke dalam satu tempat yang kering agar sampel dapat mengering dengan bagus dan tidak berjamur.
5.      Mengidentifikasi sampel yang telah mengering dengan melihat ciri khas yang terdapat pada sampel.
6.      Melakukan penamaan pada sampel jika telah diketahui nama ilmiahnya.
7.      Membuat etiket gantung dan etiket tempel berupa kalsifikasi, kunci determinasi dan dekripsi sebagai identitas dari sampel tersebut kemudian digantung (etiket gantung) diantara sampel dan ditempel (etiket tempel) pada bookletnya.
8.      Untuk herbarium basah, cukup dengan merendam buah dari suatu tanaman sampel dan membuat etiket tempel.


BAB IV
HASIL INVENTARISASI TANAMAN


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera odorata
Gambar: pohon Mangifera odorata
Tumbuhan ini berbentuk pohon, berumur panjang (perenial). Batang berkayu (lignosus), silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar.

Gambar: Daun Mangifera odorata
Daun pada Mangifera odorata merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun tunggal tersebar, berbentuk memanjang (oblongus), karena memiliki panjang : lebar = 2,5-3 : 1 (11,5-35 x 4-10cm). Daun bertulang menyirip, ibu tulang daun (costa) dan tulang-tulang cabang (nervus lateralis) tampak jelas, urat-urat daun (vena) tidak terlihat jelas. Memiliki daun bertepi rata (integer), daging daun tebal dan kaku seperti kulit (coriaceus). Permukaan daun licin mengkilat (nitidus).
Gambar: Ujung daun tumpul
Gambar: Pangkal daun lancip
Ujung daun tumpul (obtusus), karena membentuk sudut tumpul (lebih besar dari 90o). Pangkal daun runcing (acutus), karena membentuk sudut lancip (lebih kecil dari 90o).
Gambar: pangkal daun menebal
Kuweni mempunyai daun tunggal, tersebar merata, dan bertangkai 3-7 cm, berbentuk slinder, dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.

Manfaat Mangifera odorata:
Sebagaimana mangga, kuweni juga populer sebagai tanaman pekarangan. Pohon ini ditanam terutama untuk diambil buahnya, yang disukai orang karena keharumannya. Buah ini, manakala masak, dimakan sebagai buah meja atau dijadikan campuran minuman. Mutu buah kuweni bervariasi bergantung pada kultivarnya, yang dianggap paling baik ialah yang baunya tak begitu menyengat, manis, dengan daging yang tak begitu berserat dan banyak sari buahnya. Inti bijinya ditumbuk untuk dijadikan tepung, sebagai bahan pembuatan makanan sejenis dodol. Kulit batang kuweni digunakan sebagai bahan obat tradisional.

Popular posts from this blog

Ngewe ABG SMU yang Super Seksi

Cerita Seks Ngawek Hot Bangat yang akan kuceritakan di Bergairah.org ini adalah pengalamanku ngentot cewek sma bispak tapi aku akui toketnya gede banget dan amoi banget memeknya. Berawal dari aku yang dapat tender gede, aku dan temanku akhirnya ingin sedikit bersenang-senang dan mencoba fantasi seks baru dengan cewek-cewek abg belia. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, ketemu juga dengan yang namanya Novi dan Lisa. 2 cewek ini masih sma kelas 3, tapi mereka sangat liar sekali. Baru kelas 3 sma aja udah jadi lonte perek dan cewek bispak. Apalagi nanti kalo dah gede ya ? memeknya soak kali ye   . Ahh tapi saya ga pernah mikirin itu, yang penting memeknya bisa digoyang saat ini dan bisa muasin kontol saya. Udah itu aja yang penting. Untuk urusan lainnya bukan urusan saya   . Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu. “Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada” “Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?” “Ke Sura

RPP MULOK PERTANIAN KELAS IX

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bermuatan lokal (MuLok) untuk menanamkan pengetahuan tentang arti penting kesetimbangan lingkungan dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Pertanian Organik diantaranya Budidaya Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Organik. Naskah berikut saya sadur dari presentasi seorang guru SLTP di sebuah web (mohon maaf, karena filenya sudah cukup lama saya tidak sempat menyimpan alamat webnya). "Arti Penting Pertanian Organik", itu dia phrase (rangkaian) kata kuncinya. Berikut merupakan contoh Mulok Bidang Pertanian untuk SLTP. RINCIAN MINGGU EFEKTIF                                                 Mata Pelajaran       : Muatan Lokal Pertanian                                                 Satuan Pendidikan : SMP                                                 Kelas/Semester       : IX/II                                                 Tahun Pelajaran    : 2011/2012  1.        Jumlah Minggu Efektif No Bulan Banyaknya Minggu

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel dengan Timur Imam Nugroho

Kisah cinta antara Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani Gobel atau yang akrab disapa dengan Annie dengan Timur Imam Nugroho atau Imung, sangatlah panjang. Mereka mengawali perkenalan mereka sejak lima tahun, di Australia. Saat itu keduanya sedang menimba ilmu di Australia. Timur merupakan kakak kelas dari Anni, dari situ keduanya saling mengenal satu sama lain, dan akhirnya memutuskan untuk pacaran. “Kita awalnya saling berkenalan, lalu memutuskan untuk kenal lebih dekat sudah sejak 5 tahun lalu,” ungkap Annie, saat diwawancarai Gorontalo Post, di rumah adat Dulohupa, Jumat (23/9). Anni mengatakan selama 5 tahun masa perkenalan tentunya mereka sudah banyak mengenal kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi. Lima tahun merupakan waktu yang sangat cukup, hingga akhirnya keduanya saling memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada tanggal 17 September 2016, di Kalibata, Jakarta. Annie merupakan lulusan dari RMIT University, Bachelo