Manusia terbaik adalah orang yang paling banyak manfaat bagi sesamanya. Manusia terbaik adalah orang yang ketika mendapat tambahan karunia Allah SWT maka secara otomatis kebaikannya semakin banyak dirasakan oleh orang-orang sekitarnya. Sungguh menyenangkan bila orang-orang terbaik itu bertebaran di mana-mana, apalagi mereka menjadi orang pilihan mendapat kepercayaan menjadi pemimpin .
Pemimpin adalah orang yang diberikan amanah (kepercayaan) tertentu yang diharapkan dapat melaksanakan tugas kepemimpinannya sesuai dengan kedudukan dan jabatannya. Rasulullah saw, pernah mengingatkan, bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah melayani dan menolong orang yang dipimpin untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan umat dan keselamatan dunia akhir
Rasululullah saw telah mengingatkan para pemimpin yang tidak amanah bahwa mereka kelak tidak akan pernah mencium wanginya surga. Rasulullah saw bersabda, ”Tidak seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk memelihara dan mengurusi kemaslahatan rakyat lalu dia tidak melingkupi rakyat dengan nasihat kecuali ia tidak akan mencium harumnya surga.” (HR Bukhari).
Dalam riwayat yang lain Rasulullah saw menegaskan, ”Tidak seorang hamba pun yang diserahi Allah memelihara dan mengurus (kepentingan) rakyat, lalu meninggal, sementara ia menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan atas dirinya surga.” (HR Muslim, Ahmad, dan ad-Darimi).
Bahkan, Rasulullah saw mendoakan pemimpin yang menyengsarakan umatnya agar Allah menimpakan kesengsaraan yang sama kepada mereka. Beliau berdoa, ”Ya Allah, siapa saja yang memegang urusan umatku dan bersikap memberatkan atau menyulitkan mereka, maka balaslah dengan perlakuan yang sama. Siapa saja yang memegang urusan umatku lalu bersikap lembut kepada mereka, balaslah dengan perlakuan yang sama.” (HR Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Ada tiga jenis yang Allah tidak akan mengajak berbicara mereka pada hari kiamat, tidak akan mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka dan bagi mereka siksaan yang pedih. Orang tua yang berzina, raja yang berdusta, dan orang miskin yang sombong'," (HR Muslim [107]).
Kezhaliman, kejahatan, dan penipuan yang dilakukan oleh para pemimpin akan menghalanginya untuk mendapatkan syafa'at Rasulullah saw. Dari sini jelaslah bahwa dosa mereka lebih besar daripada pelaku dosa-dosa besar, sebab syafa'at Rasulullah saw. tetapi diberikan kepada ummat beliau yang melakukan dosa besar
Kekuasaan dan kepemimpinan adalah sebuah beban. Bagi orang yang mau menerima bahan tersebut sudah selayaknya melaksanakan semua kewajibannya agar ia tidak menjadi seorang pengkhianat lalu dicampakkan ke dalam Jahannam dalam keadaan yang hina-dina
Pemimpin yang tidak jujur itu memang pandai, tetapi pandai menipu rakyat, mereka licin selicin belut, mereka licik selicik kancil, mereka pandai merangkai kata, seperti pujangga yang menari di atas kata-kata indah hingga rakyat terlena terutama ketika berkampanye dengan janji-janji indah yang selalu berkedok untuk kepentingan rakyat, tapi sesungguhnya adalah orang yang pembohong (khazzab).
Dalam hal ini rasulullah saw bersabda : “sesudahku nanti akan ada pemimpin-pemimpin yang berdusta dan berbuat zalim, siapa yang membenarkan kedustaannya dan membantu kezalimannya, maka ia tidak termasuk golongan dari umatku dan aku juga tidak termasuk darinya dan ia tidak akan datang ketelaga (yang ada di surga)”. (HR. Nasa’i dari ka’ab).
Karena itu kepemimpinan sangat menuntut seorang pemimpin yang fathanah (cerdik), yakni cakap, pandai, cerdas, punya kesanggupan dan memiliki visi jauh kedepan