Kelas Turbellaria memiliki sekitar 3.000 spesies dalam 12 ordo. Sebagian besar hewan laut dan bentik, tetapi beberapa juga mendiami air segar dan habitat darat lembab beriklim sedang dan tropis. Ordo Temnocephalida sepenuhnya komensal atau parasit, tetapi beberapa anggota ordo lainnya adalah komensal juga. Ordo dari Turbellaria yang dikenal oleh Ruppert dan Barnes (1994) adalah: Nemertodermatida, Acoela, Catenulida, Haplopharyngida, Macrostomida, Polycladida, Lecithoepitheliata, Prolecithophora, Proseriata, Temnocephalida, Rhabdocoela, dan Tricaldida. Brusca dan Brusca (2003) meliputi Temnocephalida sebagai subordo Rhabdocoela, dan mengenali kelas tambahan, Proplicastomata, yang mencakup spesimen yang diketahui dari Greenland.
Hampir semua anggautanya hidup bebas, hanya beberapa yang hidup parasit ataupun ektokomensalis. Tubuh tidak bersegmen, bagian luar tertutup oleh epidermis yang bersintium, sebagian dilengkapi dengan bulu getar.
Anggota-anggota Turbellaria hidup soliter dalam air tawar, air laut, atau di daratan yang lembab, jarang yang hidup sebagai parasit. Epidermis bersilia dan tubuh berbentuk seperti tongkat. Umumnya berwarna coklat kehitaman. Contoh Turbellaria antara lain Planaria(Dugesia), Geoplama, Bipalia, Pseudobicero, Prostheceraeus. Planaria merupakan tipe umum untuk mempelajari platyhelmintes yang mempunyai panjang tubuh kira-kira 5-25 mm.
Permukaan tubuh bersilia dan mempunyai sepasang bintik mata. Terdapat celah mulut yang dilengkapi dengan proboscis, yaitu faring yang dapat ditonjolkan ke luar. Faring berlanjut ke ruang digesti yang terdiri dari 3 cabang utama, dua anterior dan satu posterior. Saluran pencernaannya berupa rongga gastrovaskular sehingga tidak terdapat anus.
Anggota kelas ini tidak memiliki sistem respirasi dan sistem sirkulasi darah khusus, sehingga bernapas melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Mampu bergerak secara aktif sebab memiliki silia yang membantunya berpindah tempat. Mekanisme gerak berkaitan dengan sistem saraf dan sistem indera.
Sistem saraf terdiri dari 2 batang saraf yang membujur memanjang, yang di bagian anteriornya berhubungan silang, dan dua ganglion anterior yang terletak di dekat bintik mata. Sistem indera pada hewan kelas ini berkembang cukup baik. Terdapat indera peraba dan sel kemoreseptor yang terletak di sisi kepala. Beberapa spesies mempunyai statosis sebagai alat keseimbangan dan reoreseptor untuk mengetahui arah aliran air.
Sistem ekskresi terdiri dari 2 tabung ekskresi longitudinal yang dimulai dari sel-sel nyala (flame cell) yang di bagian anteriornya berhubungan silang. Seluruh sistem terbuka ke luar melalui porus ekskretorius. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya. Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya. Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.
Sistem reproduksi majemuk karena bersifat hermafrodit dan dapat melangsungkan pembuahan sendiri. Secara aseksual dengan fragmentasi karena memiliki daya regenerasi yang besar. Fragmen tersebut dapat tumbuh menjadi individu baru.
Turbellaria tergolong predator dan pemakan bangkai atau kotoran dengan lubang mulut di partengahan tubuh bagian ventral. Bergerak dengan bulu getar yang menutupi tubuhnya. Bersifat hermaprodit, berkembang biak secara sexual dan asexual. Memiliki alat indra yang berupa bintik mata, dan indera aurikel yang terdapat dibagian kepala. Bintik mata berupa titik hitam, masing-masing dilengkapi dengan sel-sel pigmen yang tersusun dalam bentuk mangkok yang dilengkapi dengan sel-sel syaraf sensoris yang sangat sensitive terhadap sinar. Contoh species Turbellaria antara lain adalah Planaria sp, Dugesia sp dll.