Penolakan terhadap penerapan kurikulum 2013 datang dari berbagai pihak. Tidak hanya FSGI (Federasi Guru Indonesia) saja yang menolak tetapi juga berbagai institut dan elemen masyarakat. Guntur Ismail, Presidium FSGI mengatakan bahwa dasar penolakan terhadap kurikulum 2013 ini dibagi menjadi 3 hal.
Pertama, kurikulum 2013 akan dilaksanakan tanpa adanya uji coba terlebih dahulu. Padahal, sebelum mengimplementasikan sebuah kurikulum rancangan kurikulum harus diuji dan disosialisasi terlebih dahulu secara terbuka di forum akademik yang juga melibatkan berbagai pihak lain yang mempunyai kompetensi dan kapasitas untuk menilai, termasuk di dalamnya ada kelompok masyarakat pelaku pendidikan.
Forum terbuka sangatlah penting, yang memiliki tujuan selain untuk menampung berbagai pikiran yang komprehensif juga untuk membangun pemahaman bersama sampai mengundang komitmen dari semua komponen masyarakat, terutama yang akan terlibat langsung dalam implementasi kurikulum baru ini. “Namun, sangat disayangkan karena Kemendikbud bersifat antikritik dan beranggapan bahwa penentang adalah pihak yang tidak paham. Sikap kemendikbud ini sangat berbeda dengan pemerintah Inggris dan Singapura yang saat ini juga sedang melakukan perubahan kurikulum,” ucap Guntur. Menurut Guntur, kedua negara ini melakukan uji coba terlebih dahulu selama 2 tahun sebelum kurikulum baru benar-benar diterapkan. Selain itu, dokumen kurikulum juga bisa diakses oleh publik dengan mudah. Pemerintah mereka bahkan berani membuka perdebatan.
Alasan yang kedua adalah ketidaksiapan guru dan sekolah. Padahal langkah utama yang harus dilakukan untuk menerapkan sebuah kurikulum barua dalah menyiapkan guru dan sarana prasarana pendidikan yang tepat. Dalam hal ini, menyiapkan guru tidak hanya sekedar mempersiapkan keterampilan dalam pengetahuan, akan tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan sosok pendidik yang mumpuni.
“Kurikulum 2013 mengambil konsep tematik integratif yang menunjukkan adanya perubahan mendasar dalam struktur kurikulum sampai pola penugasan guru,” tuturnya. Beberapa mata pelajaran akan diintegrasikan ke dalam satu tema menjadi satu mata pelajaran. Untuk melaksanakan konsep ini, diperlukan tenaga pengajar yang menguasai mata pelajaran – mata pelajaran yang akan dikaitkan dan mumpuni dalam mengajar berbasis pada tematik yang merujuk pada lingkungan sekolah.
Alasan yang ketiga adalah kurang siapnya materi yang akan diberikan. Sampai limit waktu penerapan yang menyisakan waktu sekitar 30 hari lagi, buku babon bagi guru dan siswa belum jadi. Jika kurikulum baru harus dilaksanakan mulai 15 Juli 2013, maka pelatihan guru tentu sudah harus dilaksanakan. Namun, sampai saat ini pelatihan guru masih belum optimal.