Direktur Komunikasi Change.org Indonesia, Arief Aziz mengatakan jika dari tahun ke tahun, kualitas ujian nasional (UN) kian menurun. Pelajar bahkan kerap menghalalkan segala cara agar untuk lulus UN. Alhasil, tujuan pelaksanaan UN untuk mengukur kualitas pendidikan mustahil tercapai.
"Mungkin Menteri Pendidikan M Nuh seharusnya juga memiliki akun twitter seperti Presiden SBY, agar bisa melihat keluhan dan masukan dari masyarakat. Bila memang terbukti masyarakat tidak puas dengan kinerjanya, ia seharusnya mundur secara ksatria," tutur Arief, dalam keterangan tertulisnya Rabu (1/5/2013).
Dia menyatakan, berbagai protes masyarakat di sosial media hanyalah puncak gunung es dari berbagai permasalahan terkait UN.
"Masyarakat sudah cerdas, tidak bisa dibodohi oleh propaganda pemerintah. Mereka semakin kritis menyikapi berbagai permasalahan, terutama sejak era media sosial. Masyarakat kini bisa mengungkapkan aspirasinya di berbagai platform online," tegasnya.
Menurut dia, tekanan ke Menteri Pendidikan atas berbagai masalah UN 2013 terus berlanjut. Masalah itu khususnya terkait keterlambatan distribusi soal UN SMA 2013 yang jadi sorotan berbagai kalangan masyarakat terutama di jejaring media sosial.
Terkait hal ini, salah satu protes terkait UN 2013 datang dari siswi SMA Negeri 8 Yogyakarta Ana Prasetio. Pada laman petisi change.org berbunyi "Saya, seorang pelajar berusia 16 tahun, mewakili harapan teman-teman seluruh penjuru Indonesia, menginginkan kualitas pendidikan yang baik, atau setidaknya, lebih baik dari saat ini."
"Pendidikan adalah hal yang vital bagi keberlangsungan sebuah negara. Tapi lihatlah keadaan sistem pendidikan kita sekarang, tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seharusnya menjadi pemacu semangat untuk memperbaikinya," pungkasnya.(