Peringatan Hari Buruh pada 1 Mei mendatang menjadi peringatan yang
kesekiankalinya bagi kaum buruh di Tanah Air. Namun, dari
kesekiankalinya menggelar aksi tuntutan untuk perbaikan nasib buruh,
selalu menemui jalan buntu.
Para pendemo dari kesatuan buruh memang sangat semangat menggelar aksi besar-besaran di sejumlah kota besar di Tanah Air. Perbaikan upah, hapus sistem outsourcing dan sejumlah tuntutan buruh lainnya digaungkan saat mereka turun ke jalan. Tapi, hasilnya tak pernah langsung cespleng.
Meski demikian sejumlah serikat kerja buruh tak pernah putus asa untuk menuntut perbaikan nasib. Buruh yang di era penjajahan dianggap sebagai kuli dan pantas dieksploitasi, kini sedikit demi sedikit sudah mulai mendapatkan perbaikan, meski belum seperti yang diharapkan.
Pola tripatrit dan sejumlah ide lainnya sudah digelar pemerintah, pengusaha dan buruh guna mencapai titik temu persoalan buruh. Namun, pertemuan juga masih belum dapat memenuhi harapan ketiga pihak yang berunding. Bagi para buruh, selama tuntutan mereka belum dipenuhi, maka selama itu juga mereka akan terus turun ke jalan.
Ketika para buruh konsisten untuk terus turun ke jalan, sikap konsisten juga ditunjukkan Presiden SBY. Jarang sekali selama peringatan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, SBY hadir menemui para pendemo. Selalu saja SBY pergi dari istana di Medan Merdeka Utara. Khusus peringatan May Day tahun ini SBY juga sama, tak ada di Istana. SBY selalu punya cara sendiri untuk memperingati Hari Buruh dengan mengunjungi sejumlah pabrik di Tanah Air.
Namun, SBY pada tahun ini sedikit memberikan kado bagi para buruh yakni menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari Libur Nasional.
Hal itu akan SBY umumkan saat peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2013, saat melakukan kunjungan ke PT Maspion dan PT Unilever di Surabaya, Jawa Timur.
Selain itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa pada tahun-tahun berikutnya setiap Mei dan Oktober akan dilakukan pertemuan rutin antara pimpinan buruh dengan pemerintah dan jajaran kementerian terkait. Pertemuan itu dilakukan sebagai forum untuk melakukan dialog antara pemerintah dan buruh.
Mudah-mudahan kebijakan sedikit pro terhadap buruh itu merupakan niat tulus pemerintah dan tidak perlu ada embel-embel lain di belakangnya. Maklum, karena satu tahun lagi Pemilu 2014 digelar. So, May Day Mr President!
Para pendemo dari kesatuan buruh memang sangat semangat menggelar aksi besar-besaran di sejumlah kota besar di Tanah Air. Perbaikan upah, hapus sistem outsourcing dan sejumlah tuntutan buruh lainnya digaungkan saat mereka turun ke jalan. Tapi, hasilnya tak pernah langsung cespleng.
Meski demikian sejumlah serikat kerja buruh tak pernah putus asa untuk menuntut perbaikan nasib. Buruh yang di era penjajahan dianggap sebagai kuli dan pantas dieksploitasi, kini sedikit demi sedikit sudah mulai mendapatkan perbaikan, meski belum seperti yang diharapkan.
Pola tripatrit dan sejumlah ide lainnya sudah digelar pemerintah, pengusaha dan buruh guna mencapai titik temu persoalan buruh. Namun, pertemuan juga masih belum dapat memenuhi harapan ketiga pihak yang berunding. Bagi para buruh, selama tuntutan mereka belum dipenuhi, maka selama itu juga mereka akan terus turun ke jalan.
Ketika para buruh konsisten untuk terus turun ke jalan, sikap konsisten juga ditunjukkan Presiden SBY. Jarang sekali selama peringatan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, SBY hadir menemui para pendemo. Selalu saja SBY pergi dari istana di Medan Merdeka Utara. Khusus peringatan May Day tahun ini SBY juga sama, tak ada di Istana. SBY selalu punya cara sendiri untuk memperingati Hari Buruh dengan mengunjungi sejumlah pabrik di Tanah Air.
Namun, SBY pada tahun ini sedikit memberikan kado bagi para buruh yakni menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari Libur Nasional.
Hal itu akan SBY umumkan saat peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2013, saat melakukan kunjungan ke PT Maspion dan PT Unilever di Surabaya, Jawa Timur.
Selain itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa pada tahun-tahun berikutnya setiap Mei dan Oktober akan dilakukan pertemuan rutin antara pimpinan buruh dengan pemerintah dan jajaran kementerian terkait. Pertemuan itu dilakukan sebagai forum untuk melakukan dialog antara pemerintah dan buruh.
Mudah-mudahan kebijakan sedikit pro terhadap buruh itu merupakan niat tulus pemerintah dan tidak perlu ada embel-embel lain di belakangnya. Maklum, karena satu tahun lagi Pemilu 2014 digelar. So, May Day Mr President!