20 Mei 1998
Sebelum 20 Mei 1998, kawasan Bulaksumur (UGM), Karangmalang (IKIP Yogyakarta), Gejayan (USD), Jl. Solo (IAIN Sunan Kalijaga) sudah diwarnai aneka demo menuntut Soeharto mundur. Aku sempat melihat terjadi demo pembakaran boneka Soeharto di Balairung dan hari lainnya melihat ada orasi di barat Balairung oleh Ketua BEM UGM La Ode Ngkowe. Aku melihat pula kejadian mahasiswa SKI dilempari batu di Bunderan UGM. Selain demo juga ada diskusi-diskusi dengan Amien Rais sebagai bintang utamanya. Suatu hari aku sengaja menunggu teman perempuan di UPT Perpustakaan, saat itu pula aku melihat dari UPT Perpustakaan UGM lantai teratas melihat mobil water canon menyemprotkan gas air mata ke kerumunan mahasiswa. Temenku hari itu tak jadi bersua denganku karena kesibukannya sebagai aktivis mahasiswa.
Suatu hari terjadi bentrokan aparat dengan mahasiswa membuat Mozes Gatotkaca terbunuh. Kawasan Gejayan porak poranda. Mahasiswa diburu aparat hingga ke kos-kosan. Suasana mencekam. Aku kos di Klebengan (utara kampus FKH-Fapet UGM) bersama dengan anak-anak UGM dan STTNas. Bersama tetangga kampung, mahasiswa STTNas, aku pada suatu malam berjalan-jalan di Kampung Klebengan dan Karang Bendo (utara Kampus Fahutan UGM). Sepinya malam itu. Hingga sampailah kami di Jl. Kaliurang Km. 5, ada beberapa mobil water canon, gang-gang sudah ditutupi dengan kayu dan bambu dengan penjagaanw arga yang membawa senjata tajam. Karena suasana cenderung bertambah mencekam, kami pun pulang ke kos.
Pagi-pagi, 20 Mei 1998, aku sudah bersiap-siap. Sekira jam 7-8, aku bergabung dengan mahasiswa se-DIY untuk longmarch ke 0 Km Jogja. Kemudian dari Bundaran UGM kami yang berjumlah puluhan ribu berjalan dengan tetap berada di di dalam pembatas dari tali rafia. Sepanjang jalan kami berjalan santai sambil beberapa aktivis mahasiswa berorasi. Sepanjang jalan warga memberi kami minuman kemasan. Ada pula yang memberi makanan snack dan roti. Ternyata ada tambahan dari mahasiswa dari kampus-kampus lain sehingga itu merupakan demo terbesar di Jogja yang pernah ada, nyaris 1 juta. Rutenya Bunderan UGM - Mirota Kampus - Pasar terban - Jembatan Gondolatu - Tugu - Malioboro. Sampailah kami di Malioboro.
Aku tidak bisa merangsek lagi ke 0 Km, hanya di sekitar Gedung Agung-Pasar Beringharjo. Dari kejauhan aku melihat (kalau tidak salah) La Ode Ngkowe berorasi, Sultan HB X juga berorasi, juga Rektor UGM Ichlashul Amal.
Hingga sekira jam 1 siang, demo damai itu pun selesai. Aku bersama kawan-kawan pulang tidak lagi terorganisir seperti keberangkatan. Alhamdulillah selama pulang ke Klebengan, aman dan damai, tidak ada kerusuhan. Rutenya Malioboro - Kotabaru - Kridosono - TB Gramedia - UGM - Klebengan.
Sehari setelahnya, yakni 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia dengan melimpahkan wewenangnya kepada Wakil Preside BJ. Habibie.
Aku tidak ingat persis apa reaksiku waktu mengetahui The Smiling General itu mundur. Susah ataus enang, aku tak ingat persis.
Setelah itu aku kembali kuliah dan berorganisasi.
+++
20 Mei 2013
Kemarin aku ke kampus UGM bersama istri dan kedua anakku. Dari rumah aku gowes, sedangkan istriku memboncengkan anakku naik sepeda motor.
Sampai di kampus motor diparkir di Masjid Kampus UGM. Saat itu seperti biasanya ada Sunday Morning, pasar tiban di kampus terbesar di Indonesia. Aku dan istri berjalan kaki, sedangkan anak-anak bersepeda menuju Grha Sabha Pramana, kemudian ke Balairung. Saat itu pas ada acara jalan sehat dan bersepeda yang finishnya di Balairung. Ada panggung menyanyi pula.
Pagi-pagi, 20 Mei 2013, aku bersih-bersih diri. Kemudian menyalakan notebook untuk ber-Kompasiana dan ber-detikcom ria sambil mendengarkan live streaming sindotrijaya.com. Aku di rumah saja memperingati Hari Kebangkitan Nasional dengan menulis lantas memostingnya di Kompasiana dan juga mengomentari beberapa postingan teman-teman Kompasioner.
Hingga siang ini, setelah disiapin makanan sama istri, aku makan salak pondoh asli Sleman dan makan siang berupa sayur kangkung dan tempe ditemani kedua anakku yang sudah pulang sekolah, aku menulis lagi postingan ini. Istriku berangkat beraktivitas di bimbingan belajar tak jauh dari rumah.