Anak autis kabur dari rumah lalu tersesat sering terjadi karena anak-anak tersebut punya sifat impulsif dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya. Orang tua bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Cukup diberi aktivitas, misalnya di sekolah juga sering-sering diajak keluar. Weekend juga ditanya, kalau nggak bisa bicara paling tidak mereka bisa menunjuk," kata Dr Adriana Ginanjar, MS, psikolog yang juga Koordinator Klinik Terpadu Mandiga untuk anak berkebutuhan khusus, saat dihubungidetikHealth, Rabu (1/5/2013).
Dr Adriana menyarankan oran tua untuk mengajak anaknya berjalan-jalan agar rasa penasaran anak bisa terpuaskan. Jika anak senang naik bus misalnya, orang tua jangan sungkan-sungkan untuk sekali waktu ikut keliling kota naik bis bersama-sama anaknya.
Selain itu, ajarkan pula pada anak-anak autis bagaimana harus menjawab pertanyaan terutama saat tersesat. Tanamkan pada anak untuk selalu ingat dan bisa menyebut nama sendiri dan nomor telepon rumah, supaya jika tersesat maka orang yang menemukannya bisa menghubungi orang tua.
Seperti dikatakan Dr Adriana sebelumnya, tidak ada salahnya mengajarkan anak untuk menyematkan identitas semacam name tag saat keluar rumah. Bisa juga dengan membordirnya di baju dan pakaian lainnya, atau dengan menggunakan kalung tentara yang ada nama dan alamatnya.
Memberikan 'pagar sosial' dengan mengenalkan anak pada orang-orang di lingkungannya juga termasuk langkah pencegahan yang efektif. Dr Adriana mengisahkan, pernah ada anak autis yang kabur naik sepeda tetapi dipulangkan lagi oleh satpam dan tukang becak yang mengenalinya.
"Coba kalau tidak kenal, mungkin dibiarkan saja karena kalau autis itu wajahnya kadang biasa-biasa saja tidak seperti berkebutuhan khusus," kata Dr Adriana.