Korea Utara (Korut) memang belum mengeluarkan senjata nuklirnya untuk berperang melawan musuh. Namun tanpa disadari, Korut cukup sering memanfaatkan senjatanya yang lain yaitu, "kantor berita pemerintah."
Korean Central News Agency atau yang akrab disapa dengan KCNA adalah penyambung lidah Pemerintah Korut dengan warganya dan juga komunitas internasional. Dengan menggunakan KCNA, dinasti Kim yang menguasai Korut sering menyuarakan ancaman dan peringatan lain ke negara tetangganya.
Kantor berita itu juga memiliki fungsi yang cukup luas. Antara lain adalah membentuk bangsa korut, dan menjelaskan suasana hati Pemimpin Korut ke dunia. Demikian, seperti diberitakan Washington Post, Selasa (30/4/2013).
Pengamat dan beberapa orang pembelot yang pernah bekerja di media negeri komunis itu mengatakan, setiap artikel yang dirilis oleh KCNA adalah bagian dari kebijakan yang sudah terkoordinasi. Bagi mereka yang akrab dengan media tersebut berpendapat, banyak pesan-pesan dalam media itu yang disuarakan oleh pakar strategis, penasihat ideologi, wartawan sayap kiri, dan seorang pendongeng.
KCNA hanyalah satu di antara beberapa media negeri komunis Korea itu. Korut memiliki stasiun radio, dan suratkabar Partai Pekerja Korut, namun KCNA memang dinyatakan sebagai media yang paling berpengaruh.
Secara tidak langsung, kantor berita itu bertindak selayaknya perusahaan humas dari Korut. Kementerian Pertahanan Korea Selatan (KOrsel) membentuk tim pembaca tersendiri untuk menguraikan beberapa hasil artikel KCNA.
"Mereka tidak ragu untuk menyuarakan ancaman bombardir secara verbal. Namun pernyataan itu terlihat berlebihan," ujar salah seorang pejabat Korsel.
Media-media Korut memang diperintahkan untuk tidak terlalu merespons peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri. Mereka sempat mendapat memo dari Pemerintah Korut untuk memperkeras kritiknya terhadap Amerika Serikat