Komentar tidak pantasnya tentang mantan budak seks Jepang membuat Wali Kota Osaka Toru Hashimoto, dalam tekanan. Dia pun meminta maaf atas kata-katanya itu.
Hashimoto membuat heboh setelah menyebut keberadaan budak seks Jepang pada masa Perang Dunia II adalah hal yang wajar. Budak seks diperlukan untuk menghibur para tentara Jepang yang sibuk beperang.
“Saya ingin meminta maaf. Semua ini hanyalah kesalahpahaman,” ujar Hashimoto, seperti dikutip Al Jazeera, Minggu (26/5/2013).
“Saya telah melukai mereka dengan kata-kata saya. Adalah hal yang wajar jika saya meminta maaf,” tambahnya.
Walaupun meminta maaf, Hashimoto tetap bersikukuh dengan pendapatnya. Menurutnya, dia hanya menggunakan kata yang salah untuk menjelaskan pemikirannya.
“Saya menyebut budak seks perlu, namun bukan itu maksud saya. Saya sebenarnya ingin bilang bahwa budak seks adalah sebuah fakta sejarah. Dalam perang, tentara memang kerap memanfaatkan perempuan,” terang wali kota itu.
Permintaan maaf dari Hashomoto terang tidak diterima oleh mantan budak seks Jepang. Wali kota itu dianggap tidak sunguh-sungguh menyesali perbuatannya.
“Dia harus menarik semua komentar yang dikeluarkannya jika ingin mendapat maaf kami,” ujar aktivis pendukung mantan budak seks Jepang, Pang Chung Ja.