Banyak hasil jepretan komunitas D’Ghosbust Community Surabaya yang menunjukkan keberadaan makhluk gaib. Ada pocong, kuntilanak, gendoruwo, dan lainnya.
Foto-foto penampakan itu didapat dari hasil hunting di sejumlah bangunan tua yang dianggap angker oleh warga setempat.
Salah satu anggota D'Ghostbust Community Surabaya, Pikanto Nugroho Purnomo, menuturkan, ada tiga fase yang harus dilalui oleh makhluk halus untuk menampakkan diri. Dimulai dari orbs, ectoplasma, hingga vortex.
Menurut dia, makhluk halus mengandung gelombang elektromagnetik yang beraksi dengan molekul serta partikel, bisa berupa air, debu, dan udara.
“Inilah fase pertama ketika makhluk halus akan menampakkkan diri. Kami memang lebih sering mendapat jepretan ketika fase ini,” ujar Pikanto.
Gelombang elektromagnetik itulah yang membuat manusia merasa merinding bila bersentuhan. Orbs sendiri bentuknya cenderung bulat dan berwarna-warni.
Dari Fase ini kemudian menjadi ectoplasma atau rekatan partikel yang sangat kuat sehingga membentuk kurva, namun mengeluarkan cahaya. Bila fase ectoplasma berhasil dilalkui, makhluk tersebut akan menuju fase vortex. Vortex ini sudah dalam wujud yang dapat dikenali, seperti pocong, kuntilanak, gendoruwo, dan lainnya.
"Anggota D'Ghostbust pernah menjepret fase vortex dalam bentuk kuntilanak dan ular sangat besar di gudang tua,” timpal Ronny Christian Nataliano, Ketua D'Ghostbust Community Surabaya.
Dia menambahkan, proses tiga fase itu sangat cepat, yakni hanya dalam hitungan detik. Namun, ketika salah satu fase tertangkap kamera, maka ia akan kembali ke fase semula.
Dari jepretan itu, terlihat sosok makhluk halus pembawa santet.
Menurut Ronny, penampakan makhluk halus tidak selalu terjadi di tempat-tempat angker saja. Makhluk tersebut ada di mana-mana. Bahkan, di tempat terbuka yang ramai manusia pun sering ada penampakan orbs dan ectoplasma.
Selain membuat merinding, gelombang elektromagnetik dari makhluk ini juga dapat memengaruhi manusia. Inilah yang disebut kesurupan. Bahkan, saat hunting ada saja anggota D'Ghostbust yang kesurupan.
Kesurupan, kata dia, merupakan masuknya energi yang lebih besar ke dalam tubuh manusia dan memengaruhi saraf otak. Biasanya, yang kesurupan adalah anggota yang tidak fokus atau melamun saat hunting. Termasuk juga kondisi fisik yang lemah menjadikan energi makhluk halus itu mudah masuk.
Solusi penyembuhannya adalah memberikan energi-energi positif dari anggota lainnya disertai dengan relaksasi saraf. “Pengaruh ke saraf otak kadang-kadang orang kesurupan memiliki suara yang berbeda dari aslinya,” jelasnya.
Foto-foto penampakan itu didapat dari hasil hunting di sejumlah bangunan tua yang dianggap angker oleh warga setempat.
Salah satu anggota D'Ghostbust Community Surabaya, Pikanto Nugroho Purnomo, menuturkan, ada tiga fase yang harus dilalui oleh makhluk halus untuk menampakkan diri. Dimulai dari orbs, ectoplasma, hingga vortex.
Menurut dia, makhluk halus mengandung gelombang elektromagnetik yang beraksi dengan molekul serta partikel, bisa berupa air, debu, dan udara.
“Inilah fase pertama ketika makhluk halus akan menampakkkan diri. Kami memang lebih sering mendapat jepretan ketika fase ini,” ujar Pikanto.
Gelombang elektromagnetik itulah yang membuat manusia merasa merinding bila bersentuhan. Orbs sendiri bentuknya cenderung bulat dan berwarna-warni.
Dari Fase ini kemudian menjadi ectoplasma atau rekatan partikel yang sangat kuat sehingga membentuk kurva, namun mengeluarkan cahaya. Bila fase ectoplasma berhasil dilalkui, makhluk tersebut akan menuju fase vortex. Vortex ini sudah dalam wujud yang dapat dikenali, seperti pocong, kuntilanak, gendoruwo, dan lainnya.
"Anggota D'Ghostbust pernah menjepret fase vortex dalam bentuk kuntilanak dan ular sangat besar di gudang tua,” timpal Ronny Christian Nataliano, Ketua D'Ghostbust Community Surabaya.
Dia menambahkan, proses tiga fase itu sangat cepat, yakni hanya dalam hitungan detik. Namun, ketika salah satu fase tertangkap kamera, maka ia akan kembali ke fase semula.
Ronny mengaku pernah mengabadikan bentuk santet di Mojokerto. Pengabadian santet itu tidak disengaja. Saat itu, Ronny sedang beraktivitas di ruang terbuka dan tiba-tiba melihat benda bercahaya terbang.
”Semula saya mengira itu adalah komet. Tapi kalau komet kan terbangnya menurun, ini berputar-putar di atas rumah. Mungkin karena insting, saya langsung menjepret benda itu,” ujar pria yang memiliki keahlian membuat patung dari bahan dasar gips itu.
”Semula saya mengira itu adalah komet. Tapi kalau komet kan terbangnya menurun, ini berputar-putar di atas rumah. Mungkin karena insting, saya langsung menjepret benda itu,” ujar pria yang memiliki keahlian membuat patung dari bahan dasar gips itu.
Dari jepretan itu, terlihat sosok makhluk halus pembawa santet.
Menurut Ronny, penampakan makhluk halus tidak selalu terjadi di tempat-tempat angker saja. Makhluk tersebut ada di mana-mana. Bahkan, di tempat terbuka yang ramai manusia pun sering ada penampakan orbs dan ectoplasma.
Selain membuat merinding, gelombang elektromagnetik dari makhluk ini juga dapat memengaruhi manusia. Inilah yang disebut kesurupan. Bahkan, saat hunting ada saja anggota D'Ghostbust yang kesurupan.
Kesurupan, kata dia, merupakan masuknya energi yang lebih besar ke dalam tubuh manusia dan memengaruhi saraf otak. Biasanya, yang kesurupan adalah anggota yang tidak fokus atau melamun saat hunting. Termasuk juga kondisi fisik yang lemah menjadikan energi makhluk halus itu mudah masuk.
Solusi penyembuhannya adalah memberikan energi-energi positif dari anggota lainnya disertai dengan relaksasi saraf. “Pengaruh ke saraf otak kadang-kadang orang kesurupan memiliki suara yang berbeda dari aslinya,” jelasnya.