Elsya Putri Adiyanti masuk daftar 45 perempuan yang kebagian uang Ahmad Fathanah. Akan tetapi, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) membantah. Ia mengaku tidak pernah menerima transferan Fathanah.
Saat jumpa pers di Warung Kopi Daeng Sija, Jalan Bulevard Makassar, Kamis, 23 Mei kemarin, Elsya justru mengaku mengirim uang ke Fathanah sebesar Rp2 miliar. "Yang benar saya mengirim uang menggunakan rekening anak saya di Mandiri ke Fathanah tertanggal 14 Juni 2012 sebanyak Rp2 miliar. Uang itu saya kirim dua kali, masing-masing Rp1 miliar pada hari yang sama," ungkap Mulyadi yang mendamping Elsya saat jumpa pers kemarin.
Mulyadi merupakan salah satu tim sukses pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) pada Pilgub Sulsel Januari 2013 lalu. Pengusaha tambang di Sulawesi Tenggara ini mengakui mengirim uang itu sebagai uang tambahan dana kampanye Pilgub Sulsel. "Sebenarnya uang itu untuk PKS, tapi diarahkan untuk diserahkan lewat Fathanah," ungkapnya.
Semula, kata Mulyadi, ia ingin mengirim ke Fathanah dengan rekeningnya sendiri. Hanya saja uangnya tersimpan di BCA, sementara Fathanah menggunakan rekening Mandiri. Mulyadi juga menegaskan tidak pernah bertemu langsung dengan pria yang kini menjadi tersangka dugaan korupsi kasus suap impor daging sapi itu.
"Kebetulan anak saya punya Mandiri, jadi uang itu saya setor ke rekening anak saya kemudian ditransfer ke rekening Fathanah. Uang itu sebenarnya, uang hasil kami kumpul-kumpul ke teman-teman sebagai tim sukses yang ingin membantu pak Ilham," katanya.
Elsya juga mengaku dia dan bapaknya sudah diperiksa KPK di Polrestabes Makassar bulan lalu. "Saya bahkan kaget tadi saat ada yang mencari saya ke kampus dan menyebut saya sebagai anak Fathanah dan menerima dana Fathanah.," terangnya.
Sebelumnya Elsya disebut menerima dana Rp2 miliar dari fatanah. Selain Elsya ada dua nama lain di Makassar yang disebut menerima dana Fatanah yaitu Amel Fadly diduga adik Fathanah sebanyak Rp1,271 miliar dan Erna.
Berdasarkan data yang beredar, ada transaksi di rekening Ahmad Fathanah terkait pihak luar. Ada 45 nama yang disebut. Tetapi
PPATK menyangkal data itu bersumber dari institusinya. "PPATK tidak pernah melansir. Bahkan kami tidak pernah melansir perempuan atau laki-laki yang diduga menerima," ujar Wakil Ketua PPATK Agus Santoso.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencurigai uang-uang yang dialirkan ke banyak wanita itu, berasal dari tindak pidana yang dilakukan Fathanah. Juru bicara KPK Johan Budi, mengatakan, akan mengusut tuntas aliran dana Fathanah ke berbagai pihak, termasuk yang mengalir ke daerah asalnya yaitu Makassar.
"Kami akan mengusut tuntas aliran dana Fathanah yang mengalirke banyak pihak.saat ini kami masih mengumpulkan bukti dan saksi untu melengkapi data penyidikan," ujarnya.
Belum Bisa P21
Sementara itu, salah satu saksi kunci dalam kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi, Ahmad Zaki mangkir lagi. Janji untuk kooperatif meski sudah didorong Partai Keadilan Sejahtera (PKS) supaya memenuhi panggilan penyidik ternyata hanya omong kosong belaka. Bisa jadi, gara-gara itu penyelesaian berkas tersangka ikut molor.
Ahmad Zaki sebenarnya sudah dipanggil KPK Rabu, 22 Mei bersamaan dengan pemanggilan oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Rencananya, dia akan menjadi saksi dalam persidangan untuk tersangka Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.
"Penyidik menyarankan dia ke sidang terlebih dahulu. Ternyata sidang sudah selesai, akhirnya dia tidak datang ke persidangan juga," ujarnya. Sebelum pemanggilan itu, sebenarnya KPK sudah melayangkan panggilan sebanyak dua kali. Selama itu pula, Ahmad Zaki selalu mangkir.
Pria yang disebut-sebut sebagai supir pribadi Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) itu sebenarnya sudah pernah diperiksa KPK beberapa waktu lalu. Pemeriksaan itu lantas berujung pada upaya penyitaan enam mobil mewah milik LHI di DPP PKS. Namun, dia melarikan diri saat penyidik bersitegang dengan penjaga kantor.
Namun, sebutan kabur langsung dibantah oleh Wasekjen PKS Fahri Hamzah. Dia menyebut kalau Ahmad Zaki sedang puasa dan kondisinya tidak fit. Versi Fahri, Zaki disuruh mencari kunci mobil yang akan disita KPK. Lantas, dia menuju lantai 5 kantor DPP PKS dan tertidur.
"Keterangan Ahmad Zaki penting. Dia sudah pernah beri keterangan di KPK, tapi masih diperlukan sehingga dipanggil lagi," imbuhnya. Entah sampai kapan kucing-kucingan antara Zaki dan KPK berakhir. Johan juga belum bisa memastikan apakah ada upaya paksa untuk memanggilnya atau tidak.
Nah, bertepatan dengan kesulitannya KPK meminta keterangan pada Zaki, lembaga antirasuah itu juga mengumumkan kalau berkas LHI dan Ahmad Fathanah belum bisa selesai pekan ini. Johan menyebut masih ada beberapa hal yang harus dilengkapi sebelum berkas dinaikkan ke penuntutan.
"Penyidik akan mengajukan kasus ini ke pengadilan dengan bukti-bukti yang firm (kuat)," katanya. Dia tidak menampik saat ditanya pewarta apakah hal itu karena masih ada saksi yang belum bisa diperiksa KPK seperti Ahmad Zaki. Begitu juga dengan pelacakan aset-aset milik LHI dan Fathanah yang masih berlangsung.