Laga ini bisa menjadi cermin laga final Liga Champion di Wembley mendatang.
SEPAK terjang penggawa Borussia Dortmund dan Bayern Munchen musim ini menarik perhatian publik sepak bola dunia. Masing-masing sukses menapak langkah menuju partai puncak perebutan "Si Kuping Lebar" alias The Big Ears--sebutan trofi Liga Champions Eropa.
Sama-sama menyingkirkan dua raksasa spanyol (Barcelona dan Real Madrid) di fase semifinal, Dortmund dan Munchen bentrok di final Liga Champions. Tetapi waktu untuk unjuk gigi di ajang itu masih lama. Masih ada waktu tiga pekan sebelum bersua di Stadion Wembley, Inggris.
Sekarang, perlu bagi mereka menganalisis plus-minus kekuatan. Dan tak butuh waktu lama, kesempatan tepat mencari tahu kekuatan dan kelemahan diri serta lawan bisa diperoleh dari Der Klassiker mereka selepas tengah malam nanti di stadion Signal Iduna Park.
Dortmund dan Munchen kali ini bertemu dalam lanjutan Bundesliga. Meski gelar juara liga domestik sudah disegel Munchen, pertemuan ini tetap saja memberi jaminan seru. Bagi masing-masing manajer Juergen Klopp (Dortmund) dan Jupp Heynckes (Munchen), laga nanti ibarat geladi kotor dari agenda akbar sesungguhnya: final Liga Champions pada 25 Mei.
"Kami ke sana (Signal Iduna Park, red) untuk bermain sepak bola, atmosfer stadion tidak akan mempengaruhi kami. Kami sudah juara Bundesliga, tetapi kami punya kesempatan mengumpulkan lebih banyak poin. Yang menarik, cara bermain kami tak tertandingi. Dan, kami belum selesai," ujar Heynckes dalam ofisial resmi Bundesliga, Jumat, 3 Mei.
Musim ini, superioritas Munchen menjanjikan. Raksasa Bavaria tampil produktif dengan 90 gol dalam 31 laga. Hebatnya, lini belakang mereka juga amat sulit ditembus para rival. Munchen hanya kebobolan 14 gol liga musim ini. Jumlah kebobolan paling sedikit dan menjadi acuan pertahanan terbaik tim-tim Bundesliga.
Tak kalah, Dortmund pun tampil dalam bentuk yang sangat baik. Sayang, mereka gagal menjaga kans hat-trick gelar Bundesliga setelah trofi diambil Munchen. Tetapi mereka tetap konsisten, tak terkalahkan dalam sembilan laga di semua kompetisi. Catatan tersebut baru terhenti saat tunduk 0-2 dari Real Madrid tiga hari lalu.
Seperti Munchen, lini depan Dortmund juga garang. Mereka punya top skor liga asal Polandia, Robert Lewandowski dengan 23 gol. Namun, Dortmund kali ini tanpa Mario Goetze karena cedera hamstring saat melawan Madrid. Sang pelatih pun sempat khawatir Gotze tak bisa tampil di Wembley.
"Pemeriksaan lebih lanjut telah dilakukan oleh dokter klub Markus Braun untuk melakukan diagnosis awal. Mario Gotze mengalami sobek pangkal paha. Dr. Braun menyatakan bahwa tampil di final Liga Champions pada 25 Mei di Wembley melawan Bayern Munchen merupakan tujuan realistis bagi Gotze," ujar Klopp dalam laman resmi Dortmund.
Jika tampil di final nanti, itu adalah laga pamungkas Gotze bagi Dortmund. Musim panas mendatang, dia sudah berlabuh ke Allianz Arena, kandang Munchen. Sementara, skuat Munchen tidak akan diperkuat gelandang Toni Kroos (cedera paha) dan bek Holger Badstuber