Enam jasad korban minibus L300 yang terjun bebas ke jurang di Desa Lae Ikan, Kecamatan Panggalan, Kota Subulussalam, Aceh, belum ditemukan. Tim SAR harus menghadapi medan berat untuk menembus lokasi jatuhnya mobil itu.
"Medannya sangat ekstrim, jurang itu ternyata kedalamannya mencapai 200 meter dari badan jalan. Sampai sekarang tim belum menemukan mobilnya, korbannya juga belum ditemukan," kata Kepala Bagian Operasional Polres Aceh Singkil, Kompol Sutan Siregar kepada Okezone, Minggu (12/5/2013).
Menurutnya, tim dari Brimob dan ahli arung jeram dari Aceh Tenggara sudah diturunkan, namun belum bisa menembus titik yang diperkirakan tempat jatuhnya mobil. Di bawah jurang itu ada sebuah palung yang arusnya juga sangat deras.
"Kecepatan air diperkirakan mencapai 120 kilometer per jam, jadi begitu ekstrim ini. Tim harus benar-benar memerhatikan keselamatannya," sebut Sutan.
Minibus milik CV Himpak bernomor polisi BK 1045 GA itu berangkat dari Medan, Sumatera Utara, tujuan Kota Subulussalam. Dalam mobil terdapat tujuh penumpang dan seorang sopir (sebelumnya tertulis tujuh). Minibus nahas itu diketahui jatuh ke jurang di Desa Lae Ikan pada Sabtu, 11 Mei.
Penumpang dalam mobil diketahui masih satu keluarga. Dua korban sudah ditemukan meninggal di Sungai Lae Kombih kemarin. Kedua korban bernama Nurtina (23), warga Simpang Kiri dan Karmina (35), warga Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Enam korban yang masih dicari adalah sopir minibus Manggorom Bancin (40), warga Sibande, Pakpak Barat, Sumatera Utara, Fery (25), Syahyadin Cibro (40), berprofesi sebagai guru MAN di Subulussalam, kemudian isterinya Sri Wahyudin (25) serta dua anaknya Safri dan Fatiah Azija (5).