Protista Mirip Tumbuhan (ganggang)- Beberapa ahli berpendapat bahwa Protista mirip tumbuhan adalah alga (ganggang) yang mikroskopis, adapun alga yang makroskopis termasuk Plantae. Yang termasuk alga mikroskopis adalah Filum Euglenophyta, Pyrrophyta, dan Chryssophyta.
Alga mikroskopis memiliki ciri-ciri khusus, yaitu dapat berfotosintesis
sama seperti tumbuhan, tersebar luas di alam, dan dijumpai hampir di
segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Alga renik yang
terapung-apung di perairan ini merupakan bagian fitoplankton yang
berguna sebagai sumber makanan penting bagi organisme-organisme lain,
sama seperti fungsi Protozoa yang sudah Anda pelajari di depan.
Alga
sangat berperan atau dikatakan sebagai dasar permulaan dalam rantai
makanan karena kegiatan fotosintesisnya sehingga dinamakan sebagai ‘produsen primer’
bahan organik. Di dalam kegiatan fotosintesisnya, alga menghasilkan
oksigen. Gas ini sangat penting untuk binatang maupun organisme lain
dalam aktivitas respirasi aerobik. Selain itu, juga sangat penting dalam
pengendalian polusi dan bahan buangan. Banyak alga yang mensintesis
vitamin A dan D. Dengan dimakan ikan, maka vitamin-vitamin itu disimpan
di dalam organ (misalnya hati) dan di tempat inilah dapat diekstraksi
atau digunakan secara langsung sebagai sumber makanan yang kaya akan
vitamin sehingga baik dikonsumsi manusia.
1) Ciri Morfologi Protista Mirip Tumbuhan.
Dari hasil Kegiatan Kelompok 3 dapat diketahui bahwa alga seperti
Protista eukariotik lainnya. Bentuk selnya ada yang tunggal dan
multiseluler berbentuk bola, batang, gada, dan kumparan; mempunyai
nukleus yang dibatasi membran dan mengandung butir-butir seperti pati,
tetesan minyak seperti lendir, dan vakuola. Coba amati dan perhatikan
lantai kamar mandi di rumah Anda! Sering lantai kamar mandi licin, hal
ini disebabkan pada lantai kamar mandi ditumbuhi alga.
Setiap
sel alga mempunyai inti dan plastida, dalam plastida terdapat zat-zat
warna derivat klorofil dengan warna-warna yang lain berupa fikosianin (warna biru), fukosantin (warna pirang), fikoeritrin (warna merah). Selain itu, ditemukan pula zat-zat warna xantofil dan karotin sehingga
alga mampu berfotosintesis. Alga tidak mempunyai akar, batang, dan daun
sejati yang disebut sebagai ‘tubuh yang bertalus’. Alga yang bergerak
dilengkapi dengan alat flagela. Ada yang tunggal, berpasangan, atau
bergerombol.
2) Cara Bereproduksi Protista Mirip Tumbuhan.
Sama seperti Protozoa, alga ini berkembang biak secara aseksual dan
seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner sederhana dan secara
seksual melalui konjugasi gamet yang akan menghasilkan zigot.
3) Jenis-Jenis Filum Protista yang Mirip Tumbuhan. Protista ini mempunyai beberapa filum seperti berikut ini.
a) Filum Euglenophyta
Pernahkah Anda melihat plankton? Salah satu penyusun plankton adalah kelompok ini, memiliki sel tunggal, dan mempunyai inti yang sesungguhnya. Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan. Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a dan b, juga ditemukan karotin sehingga dia akan berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan karena dapat bergerak aktif dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk (flagela) yang keluar dari selnya. Karena mempunyai alat gerak, dia dapat hidup di perairan, misalnya air tawar dan air tergenang. Amatilah Euglena pada Gambar 5.17!
Pernahkah Anda melihat plankton? Salah satu penyusun plankton adalah kelompok ini, memiliki sel tunggal, dan mempunyai inti yang sesungguhnya. Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan. Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a dan b, juga ditemukan karotin sehingga dia akan berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan karena dapat bergerak aktif dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk (flagela) yang keluar dari selnya. Karena mempunyai alat gerak, dia dapat hidup di perairan, misalnya air tawar dan air tergenang. Amatilah Euglena pada Gambar 5.17!
Euglena merupakan anggota yang khas dari kelompok ini, jumlahnya sekitar 400 species. Perhatikan bentuk selnya! Sel Euglena berbentuk
oval memanjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding sel yang berisikan
selulose, dan membran luarnya lentur. Dengan demikian, dia dapat berubah
bentuk dengan mudah. Pada bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel
dan dari mulut sel itu tumbuh satu flagela panjang yang digunakan untuk
bergerak. Tampak juga bintik mata berwarna merah yang dinamakan stigma, berfungsi untuk membedakan terang dan gelap. Euglena juga
mempunyai kerongkongan anterior, meskipun tidak digunakan untuk menelan
makanan yang berbentuk partikel. Di dalam sel terdapat juga vakuola
kontraktil fungsinya sama dengan Protozoa, cobalah Anda ingat kembali!
Bagaimana cara Euglena mendapatkan
makanannya? Organisme ini melakukan fotosintesis dalam kloroplas dan
bersifat autotrofik fakultatif. Sebagian besar organisme ini mampu
mengasimilasi substansi organik selama fotosintesis. Bahkan, beberapa
jenis Euglena dapat menelan makanan berbentuk partikel melalui
lubang-lubang sementara yang berdekatan dengan kerongkongan. Bagaimana
pula cara dia memperbanyak diri? Pada dasarnya cara berkembang biak Euglena sama dengan Protozoa, yaitu secara aseksual.
Pada
umumnya golongan ini berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner membujur. Pada mulanya membelah menurut poros bujur. Selnya yang
mempunyai 2 bulu cambuk dan kloroplas yang berbentuk piala serta
mengandung pirenoid. Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang dan
kedua bulu cambuknya saling berjauhan. Pirenoid dan kloroplas lalu
mengadakan lekukan dan selnya akan membelah menjadi dua individu baru
yang masing-masing dengan satu bulu cambuk disertai dengan pembentukan
stigma. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5.18!
Gambar 5.18 Euglena, pembelahan biner membujur
Keterangan:
- a – c: inti membelah
- d – e: membran plasma menggenting
- f : terbentuk dua sel anak
- a – c: inti membelah
- d – e: membran plasma menggenting
- f : terbentuk dua sel anak
b) Filum Pyrrophyta
Seperti tampak pada Gambar 5.19, Pyrrophyta disebut
sebagai Dinoflagelata yang sering dikenal sebagai ganggang api. Mengapa
disebut sebagai ganggang api? Dia mampu memancarkan cahaya yang
berwarna merah menyala seperti api, terutama pada saat malam hari di air
laut. Hampir seluruh Dinoflagelata uniseluler, yaitu tersusun atas satu
sel dan bergerak aktif, yaitu memiliki satu flagel, mempunyai dinding
sel nyata yang terdiri atas lempenganlempengan yang mengandung selulose,
tetapi ada beberapa yang tidak berdinding sel, misalnya Gymnodinium.
Ciri khas dari sel ini adalah di sebelah luar sel terdapat celah dan
alur serta di dalam sel terdapat plastida yang mengandung klorofil dan
karatinoid sehingga berwarna cokelat kekuning-kuningan.
Gambar 5.19 Dinoflagelata
Cara memperbanyak diri Pyrrophyta sama seperti Euglena, yaitu dengan membelah diri. Dinoflagelata hidup di air tawar maupun di air asin. Beberapa genus, misalnya Gonyaulax dapat dijumpai pertumbuhan yang blooming atau red tides (pasang
merah) yang menyebabkan air pasang merah dan bersifat beracun di alam
sekitar lautan. Beberapa speciesnya sering menghasilkan racun bagi ikan
dalam jumlah yang besar, tetapi tidak pada kerangkerang yang hidup. Jika
suatu saat Anda memakan kerang hendaknya berhati-hati sebab ada kerang
yang terkena racun, bila ini kita makan kita bisa keracunan pula.
Berdasarkan penjelasan tentang Euglena ini, menurut pendapat Anda, apakah Dinoflagelata mempunyai arti penting bagi kita? Pikirkan!
c) Filum Chrysophyta
Chrysophyta sering dinamakan alga pirang atau alga keemasan karena mendapatkan warna dari karatinoid cokelat kuning yang disebut fukosantin dan
juga memiliki klorofil a dan b; memiliki sel yang bersifat uniseluler
dan banyak yang berflagel. Terdiri atas 5300 species, 5000 buah yang
merupakan Diatom. Jadi, sebagian besar kelompok ini adalah Diatom. Bagaimana bentuk dari Diatom? Perhatikan Gambar 5.20 berikut ini!
Gambar 5.20 Bentuk-bentuk kerangka Diatom
Coba Anda perhatikan! Pada gambar di atas, Diatom mempunyai bentuk seperti kotak dan mempunyai dinding sel. Selnya tersusun atas dua belahan, yaitu wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka).
Apabila sel ini membelah, maka pada awalnya antara wadah dan tutup akan
terpisah. Selanjutnya, masing-masing akan membentuk wadah dan tutupnya
sendiri. Jadi, bagian tutup (epiteka) membentuk wadah baru (hipoteka)
dan bagian wadah akan membentuk tutup baru dan mempunyai ukuran lebih
kecil. Setelah terbentuk, jika selnya akan membelah lagi maka prosesnya
sama, demikian seterusnya sampai lama kelamaan selnya berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat untuk membelah lagi. Jika hal ini terjadi,
maka isi sel akan keluar selanjutnya akan membentuk dinding sel baru
yang berukuran normal. Reproduksi seksual dengan cara oogami seperti
yang terlihat pada Gambar 5.21, amati dan pelajarilah!
Gambar 5.21 produksi seksual oogami
Apakah peranan Diatom dalam kehidupan alam? Diatom yang
hidup di air tawar maupun lautan mempunyai bagian yang penting dalam
kehidupan, yaitu sebagai sumber makanan bagi Protista tak berwarna atau
hewan-hewan kecil sehingga dapat memperpanjang kehidupan organisme
lainnya. Setelah mati, cangkangnya tidak akan hancur sehingga cangkang
tersebut lama kelamaan akan menumpuk di dasar laut sampai berjuta-juta
tahun lamanya sehingga dapat membentuk ‘tanah diatom’. “Tanah diatom”
ini sangat berguna, antara lain sebagai agen penyaring untuk
menjernihkan cairan, sebagai bahan tak tembus suara, bahan penggosok,
bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit. Coba Anda
pikirkan jika satu sentimeter kubik tanah diatom mengandung 4,6 juta
cangkang diatom, apabila dimanfaatkan menjadi berbagai produk seperti
telah disebutkan, berapa banyak produk yang bisa dihasilkan? Tentu saja
hal ini sangat berarti bagi perekonomian kita bukan?