Macam-macam Pestisida- Berdasarkan
tingkat toksisitas (racun) dan kegunaannya, ada 4 jenis pestisida,
yaitu golongan A, golongan B, golongan C, dan golongan D. Hama
bersaing dengan manusia untuk mendapatkan makanan yang ditanam oleh
para petani. Oleh karena itu, jika petani ingin meningkatkan hasil
produksinya maka petani harus mengurangi atau membasmi hama tanaman.
Pakar kimia telah mengembangkan material untuk mengatasi masalah hama,
yaitu dengan cara menggunakan pestisida. Pestisida berasal dari kata pest (perusak) dan cide (membunuh) sehingga kata pestisida dapat diartikan sebagai membunuh perusak. Pestisida adalah zat kimia yang berfungsi mencegah, mengendalikan, atau membunuh serangga (insektisida), tumbuhan (herbisida), dan jamur (fungisida). Penggunaan pestisida makin marak sejak ditemukannya senyawa yang disebut DDT (diklorodifenil-trikloroetan). DDT merupakan senyawa organik yang memiliki kemampuan untuk membunuh insektisida, dengan struktur kimia seperti berikut.
DDT (diklorodifenil-trikloroetana)
Kali pertama DDT ditemukan oleh Othmar Zeidler pada 1874. Pada waktu itu belum diketahui manfaatnya. Setelah 65 tahun kemudian, diketahui oleh Paul Mueler bahwa
DDT dapat membunuh serangga. Pada 1942, sebuah perusahaan tempat Mueler
bekerja memproduksi DDT dan dikirim ke Amerika untuk diuji coba. Pada
1984, Mueler mendapat Hadiah Nobel atas penemuan tersebut. Sejak perang
dunia II, DDT digunakan secara luas untuk berbagai tujuan, seperti:
a. menghentikan wabah penyakit yang disebarkan melalui serangga, seperti malaria, demam kuning, dan tifus;
b. membunuh hama tanaman kapas sehingga pada saat itu produksi kapas menjadi melimpah.
Setelah
diketahui manfaat DDT bagi pertanian, pestisida jenis lain mulai banyak
diteliti dan dikembangkan. Penggunaan pestisida harus hati-hati sebab
pestisida yang beredar di pasaran boleh jadi:
a. mengganggu kesehatan manusia;
b. merusak atau mengganggu sistem ekologi lingkungan;
c.
menimbulkan kematian bagi serangga tertentu yang justru dibutuhkan
untuk membantu kesuburan tanah, seperti bakteri nitrifikasi.
a. Penggolongan Pestisida
Berdasarkan
tingkat toksisitas (racun) dan kegunaannya, pestisida dikelompokkan ke
dalam empat golongan, yaitu golongan A, golongan B, golongan C, dan
golongan D.
1) Pestisida golongan A
Pestisida
digolongkan ke dalam kelompok ini didasarkan pada fungsinya, yaitu
sebagai insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida. Isektisida
adalah jenis pestisida yang berfungsi mencegah dan membasmi serangga.
Isektisida juga digunakan di rumah-rumah untuk membasmi nyamuk, kecoa,
laba-laba, dan sejenisnya. Contoh insektisida: DDT, aldrin, paration,
malation, dan karbaril. Namun, saat ini penggunaan produk tersebut dalam
rumah tangga telah dibatasi. Herbisida adalah jenis pestisida yang
berfungsi mencegah dan membasmi tanaman yang merugikan petani seperti
alang-alang dan rumput liar. Contoh herbisida: 2,4–D, 2,4,5–T,
pentaklorofenol, dan amonium sulfonat.
Fungisida
adalah pestisida khusus untuk jamur. Selain racun bagi jamur, juga
dapat dipakai untuk racun tanaman dan racun serangga. Contoh fungisida
adalah organomerkuri dan natrium dikromat. Rodentisida adalah pestisida
khusus untuk membasmi tikus. Contoh rodentisida adalah senyawa arsen.
2) Pestisida Golongan B
Pestisida
digolongkan ke dalam golongan B didasarkan pada jenis bahan kimia yang
terkandung di dalamnya. Jenis-jenis pestisida yang digolongkan menurut
cara ini dapat dilihat pada Tabel 10.8.
Tabel 10.8 Pestisida Golongan B
Pestisida | Bahan |
Organik | Kimia organik |
Anorganik | Kimia anorganik |
Organoklor | Senyawa karbon mengandung klor |
Organofosfat | Senyawa karbon mengandung fosfat |
Karbamat | Senyawa karbon mengandung asam karbamat |
Fumigan | Racun berasap |
Mikrobial | Bahan kimia dari mikroorganisme |
Botanikal | Bahan kimia tanaman |
a) Organoklor
Selain
DDT, jenis pestisida yang tergolong terklorinasi adalah aldrin,
dieldrin, heksaklorobenzena (BHC), 2,4-D dan 2,4,5-T. Aldrin dan
dieldrin digunakan sebagai racun serangga (insektisida), sedangkan 2,4- D
dan 2,4,5-T digunakan sebagai racun tanaman (herbisida).
Aldrin
Dieldrin
2,4,5-Triklorofenoksiasetat (2,4,5-T)
2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D)
b) Organofosfat
Senyawa pestisida yang mengandung fosfat di antaranya paration dan malation. Kedua senyawa ini tergolong insektisida.
O,O-Dietil-O-p-nitrofeniltiofosfat (Paration)
S-(1,2-Dikarbetoksietil)-0-0-dimetilditiofosfat (Malation)
Paration sangat
efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buah-buahan, tetapi
pestisida ini sangat beracun bagi manusia. Berbeda dengan paration, malation sangat efektif untuk serangga tertentu dan efek racunnya tidak terlalu kuat bagi manusia.
c) Karbamat
Contoh dari pestisida yang mengandung karbamat adalah isopropil N-fenilkarbamat (IPC), sevin, dan baygon.
N-metil-1-naftilkarbamat (Sevin)
Baygon
Isopropil
N–fenilkarbamat digunakan sebagai herbisida terutama untuk mengontrol
pertumbuhan rumput tanpa memengaruhi tanaman utama. Adapun sevin dan
baygon tergolong insektisida.
3. Pestisida Golongan C
Pestisida
digolongkan ke dalam golongan C didasarkan pada pengaruhnya terhadap
hama. Beberapa jenis pestisida menurut golongan ini terdapat pada Tabel 10.9.
Tabel 10.9 Pestisida Golongan C
Jenis | Pengaruh |
Repelant | Dapat menjauhkan serangga |
Defoliant | Dapat menggugurkan daun |
Perencat | Dapat menggagalkan pertumbuhan |
4. Pestisida Golongan D
Pestisida dapat juga digolongkan berdasarkan cara tindakannya terhadap hama. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 10.10 Pestisida Golongan D
Jenis Racun | Cara Tindakan |
Racun perut | Membunuh jika termakan |
Racun sentuh | Membunuh jika menyentuh kulit |
Racun sistemik | Membunuh jika masuk ke dalam sistem organisme |
Racun pracambah | Membunuh terhadap benih |
b. Pengendalian Pestisida
Pestisida
yang digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian dapat menyebar dan
mencemari tempat lain. Jika hal ini terjadi, pestisida dapat meracuni
ikan dan merusak ekologi lingkungan. Pestisida dapat juga terakumulasi
pada makhluk hidup. Konsentrasi pestisida pada mahluk hidup dapat
berlipat ganda akibat berbagai aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan,
pestisida yang mencemari lingkungan dapat terakumulasi melalui alur
seperti pada diagram berikut.
Gambar 10.21 Diagram alir pencemaran Pestisida
Oleh
sebab itu, pemakaian pestisida perlu dikendalikan guna menghindari
masalah-masalah keracunan atau efek samping yang tidak diharapkan.
Keracunan dapat terjadi terhadap seseorang jika pestisida termakan atau
uapnya terhisap. Dengan demikian, penggunaan pestisida harus selalu
mengikuti petunjuk yang benar demi menghindari keracunan terhadap
pengguna atau masyarakat umum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika
menggunakan pestisida adalah sebagai berikut.
(a) Kenali jenis hama atau penyakit tanaman yang akan dibasmi.
(b) Kenali keunggulan dan kelemahan setiap pestisida yang terpilih.
(c) Ikuti aturan pemakaian pestisida yang terpilih dan pastikanpemakaiannya tidak mengancam lingkungan sekitarnya.
(a) Kenali jenis hama atau penyakit tanaman yang akan dibasmi.
(b) Kenali keunggulan dan kelemahan setiap pestisida yang terpilih.
(c) Ikuti aturan pemakaian pestisida yang terpilih dan pastikanpemakaiannya tidak mengancam lingkungan sekitarnya.