Ciri-ciri dan klasifikasi Protista Mirip Hewan Protozoa- Kata
protozoa berasal dari bahasa Yunani, yakni proto yang berarti pertama
dan zoa yang berarti hewan. Protozoa merupakan protista yang mirip
hewan. Kebanyakan protozoa tidak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa
jenis bersifat patogen. Bagaimanakah ciri-ciri dan klasifikasinya?
a. Ciri-Ciri dan contoh Protozoa
Menurut Brum et al. (1994: 813), lebih dari 40.000 spesies protozoa
hidup di berbagai tempat, di perairan, tanah yang lembap atau di dalam
organisme lain (parasit). Protozoa merupakan organisme uniselular.
Protozoa mendapatkan makanan dengan cara mengabsorpsi molekul organik,
yang terjadi secara intrasel. Protozoa mampu bergerak bebas (Gambar
3.3). Pernapasan protozoa berlangsung secara difusi.
Gambar 3.3 Contoh hewan protozoa adalah (a) Paramaecium caudatum dan (b) Amoeba.
Protozoa
melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas
dan pembelahan biner. Adapun secara seksual dilakukan dengan cara
konjugasi. Beberapa protozoa ada yang bersifat holozoik. Sementara yang
lainnya bersifat holofitik dan saprozoik. Holo oik artinya memakan
organisme yang berukuran lebih kecil daripada ukuran tubuhnya. Holofitik
artinya mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis.
Adapun sapro oik artinya memakan organisme mati yang telah membusuk.
Alat gerak dari protozoa terdiri atas bulu cambuk (flagela), kaki semu
(pseudopodia), dan bulu getar (silia).
b. Klasifikasi Protozoa
Menurut
Campbell (1998: 524), Protozoa merupakan hewan yang terdiri atas enam
phylum. Keenam phylum tersebut adalah Rhi opoda (Sarcodina), Actinopoda
(Heliozoa dan Radiozoa), Foraminifera, Apicomple a (Sporozoa),
oomastigophora (Zooflagellata), dan Ciliophora (Ciliata). Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai keenam phylum tersebut, perhatikan
uraian berikut.
1) Ciri-ciri dan contoh Rhizopoda (Sarcodina)
Kata
Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang
berarti kaki. Habitat hewan ini ada di air tawar, air laut, di tempat
yang basah, dan sebagian lagi bersifat parasit di dalam tubuh hewan
ataupun manusia. Ciri khas Rhizopoda,
yang sering disebut juga Sarcodina, adalah alat geraknya yang berupa
kaki semu (pseudopodia). Kaki semu terbentuk karena adanya aliran
sitoplasma, sebagai akibat perubahan sitoplasma dari fase padat (sol) ke
fase kental (gel). Gerak yang ditimbulkannya disebut gerak amoeboid.
Contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteus yang umum ditemukan di perairan
tawar. Selain sebagai alat gerak, kaki semu pada Amoeba juga berfungsi
menangkap makanan. Pada saat mengambil makanan, pseudopodianya akan
mengelilingi makanan yang akan dimakan. Proses ini disebut fagositosis
(Gambar 3.4).
Gambar 3.4 Fagositosis pada Amoeba. Amoeba menangkap makanannya menggunakan pseudopodia.
Makanan
yang telah ditangkap akan dicerna oleh vakuola makanan. Kemudian, sisa
makanan hasil pencernaan tersebut akan dikeluarkan melalui vakuola
kontraktil. Selain berfungsi mengeluarkan sisa makanan, vakuola
kontraktil berfungsi juga dalam mengatur kadar air di dalam tubuhnya.
Contoh lain dari phylum Rhizopoda adalah Entamoeba, Arcella, dan
Difflugia.
Gambar 3.5 Beberapa contoh Rhizopoda, adalah (a) Entamoeba dan (b) Diffuglia.
Beberapa
jenis Entamoeba merupakan penyebab berbagai penyakit. Contohnya,
Entamoeba dysentriae (penyebab penyakit disentri) dan Entamoeba
histolitica (penyebab penyakit amebiasis) (Gambar 3.5). Protista patogen
tersebut ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
oleh Protista tersebut.
2) Ciri-ciri dan contoh Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda
memiliki arti kaki yang memancar . Hal tersebut didasarkan pada keadaan
pseudopodia yang tipis menyerupai jarum dalam jumlah banyak dan
memancar yang disebut a opodia. Setiap actinopoda terbentuk dari ikatan
mikrotubulus yang kuat. Mikrotubulus tersebut ditutupi oleh lapisan
tipis dari sitoplasma. Sebagian besar Actinopoda
merupakan plankton. Actinopoda terdiri atas Heliozoa dan Radiozoa
(Gambar 3.6). Kebanyakan Heliozoa (sun animal) hidup di air tawar,
sedangkan Radiozoa hidup di air laut. Radiozoa memiliki kulit yang
lembut, tersusun atas silika yang merupakan bahan dasar gelas. Apabila
organisme tersebut mati, kulit dari organisme tersebut akan berkumpul di
dasar laut. Kulit dari Radiozoa tersebut akan terakumulasi dan
membentuk lumpur yang dapat memiliki ketebalan hingga beberapa meter.
Gambar 3.6 Actinopoda dibedakan menjadi (a) Radiozoa dan (b) Heliozoa.
3) Ciri-ciri dan contoh Foraminifera
Foraminifera
berasal dari kata foramen yang berarti lubang. Sebagian besar hidup di
laut dengan tubuh terlindung oleh kerangka luar yang tersusun atas
kalsium karbonat (CaCO3). Kerangka luar yang telah kosong dan
terendam di dasar laut selama jutaan tahun akan membentuk lapisan tanah
hitam yang disebut tanah globigerina (Gambar 3.7). Globigerina merupakan salah satu satu anggota genus Foraminifera yang paling dikenal.
Gambar 3.7 Beberapa bentuk kerangka Foraminifera yang beraneka ragam dapat membentuk tanah globigerina.
4) Ciri-ciri dan contoh Apicomplexa (Sporozoa)
Seluruh
anggota dari phylum ini adalah parasit di dalam organisme lain.
Beberapa di antaranya menyebabkan penyakit yang serius pada manusia.
Apicomplexa disebut juga Sporozoa. Sporozoa adalah
satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh
Sporozoa yang terkenal adalah Plasmodium. Plasmodium dapat menyebabkan
penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Ada banyak jenis Plasmodium, di antaranya P.
falciparum, penyebab penyakit malaria tropikana dengan masa sporulasi
(pembentukan spora aseksual) setiap 24 jam. Contoh lainnya adalah P.
vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan sporulasi setiap 48
jam. Untuk mengetahui daur hidup P. vivax, perhatikanlah Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Daur hidup Plasmodium vivax
Penyakit
malaria merupakan penyakit menahun karena Plasmodium dapat berada di
dalam darah inangnya selama bertahun-tahun. Pencegahan penyakit ini
lebih baik dilakukan daripada melakukan pengobatan. Plasmodium lainnya
yang terkenal adalah P. malariae, penyebab penyakit malaria uartana
dengan masa sporulasi setiap 72 jam. Contoh Sporozoa yang lain adalah
Pneumocystis carinii dan Toxoplasma gondii. Pneumocystis carinii dapat
menyebabkan penyakit pneumonia (paru-paru basah) yang biasanya terjadi
pada pasien AIDS tahap awal. Adapun Toxoplasma gondii dapat menyebabkan
to oplasmosis pada wanita hamil. Penyakit ini membahayakan bayi yang
dikandungnya.
5) Ciri-ciri dan contoh Zoomastigophora ( Zooflagelata).
Phylum
Zoomastigophora dikenal juga sebagai Zooflagelata. Makhluk hidup
heterotrof ini mengambil molekul organik dari lingkungannya atau mangsa
melalui fagositosis (Gambar 3.9). Zoomastigophora bergerak menggunakan
bulu cambuk atau flagela. Umumnya hidup sebagai sel soliter, tetapi ada
beberapa yang hidup berkoloni. Zoomastigophora ada yang hidup bebas dan
ada pula yang melakukan simbiosis dengan makhluk hidup lain. Contohnya,
Trichonympha campanula yang hidup dalam usus rayap dan membantu rayap
menguraikan molekul selulosa kayu. Zoomastigophora lainnya merupakan
parasit yang membahayakan pada manusia dan hewan. Trypanosoma,
menyebabkan penyakit tidur di Afrika yang disebarkan oleh gigitan lalat
tse-tse. Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit kelamin
(trichomoniasis) pada wanita dan penyakit saluran kelamin pada pria.
Gambar 3.9 Beberapa spesies Zoomastigophora adalah (a) Trypanosoma brucei; (b) Giardia lamblia; (c) Trichomonas.
6) Ciri-ciri dan contoh Ciliophora (Ciliata)
Karakteristik
dari phylum Ciliophora terlihat dari silia mereka yang digunakan untuk
mencari dan mengumpulkan serta untuk bergerak. Menurut Campbell (1998:
527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup
sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas
dan jarang yang parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari
anggota phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang tersusun atas
protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk
tubuhnya tetap. Contoh spesies dari phylum Ciliophora
adalah Paramaecium caudatum. Protozoa tersebut dapat kita temukan di
perairan sekitar kita, seperti di kolam maupun di sawah. Tubuh
Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium memiliki
inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil
(mikronukleus). Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya
metabolisme sel. Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel.
Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni
vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Paramaecium berkembang biak
secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dilakukan dengan cara membelah diri (perhatikanlah Gambar 3.10). Adapun
perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses konjugasi.
Gambar 3.10 Perkembangbiakan secara seksual pada Paramaecium.
Keterangan1. Dua individu Paramaecium melakukan fusi (penyatuan). Mikronukleus luruh.
2. Luruhnya mikronukleus menyebabkan diproduksinya empat mikronukleus yang haploid.
3. Tiga mikronukleus haploid luruh dan sisanya melakukan mitosis.
4. Terjadi perkawinan, setiap Paramaecium menukarkan mikronukleusnya.
5. Mikronukleus yang secara genetik berbeda melakukan fusi.
6. Mikronukleus melakukan pembelahan secara mitosis dan menghasilkan delapan mikronukleus yang sama.
7. Mikronukleus yang berasal dari individu itu sendiri luruh dan pembentukan makronukleus dimulai.
8. Individu baru terbentuk.
Beberapa
contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium coli,
Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia (Gambar 3.11). Didinium,
Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk yang halus. Didinium mirip teko
air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan Vorticella mirip
lonceng. Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat
dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor.
Balantidium coli hidup parasit di dalam usus besar manusia dan dapat
menyebabkan penyakit balantidiasis (gangguan perut).
Gambar 3.11 (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
Berikut adalah tabel ciri umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
Tabel 3.2 Perbandingan Protista Mirip Hewan
Tabel 3.2 Perbandingan Protista Mirip Hewan
No |
Filum
|
Ciri Umum
| Contoh Spesies |
1 | Zoomastigophora | Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni | Triconympha sp. dan Trypanasoma sp. |
2 | Rhizopoda | Pseudopodia untuk bergerak dan memangsa | Amoeba proteus |
3 | Actinopoda | Memangsa dengan axopodia (pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika | Helizoa dan Radiozoa |
4 | Apicomplexa | Sebelumnya dikenal sebagai sporozoa, parasit pada hewan dan manusia dengan siklus hidup yang rumit | Plasmodium |
5 | Ciliophora | Cilia digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni | Stylonychia sp., Paramaecium sp. |
6 | Foraminifera | Memangsa dan bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling berhubungan | Glo |