Ciri-Ciri Ciliata dan Sporozoa. Berdasarkan alat geraknya protozoa ada berbentuk bulu getar (cilia), kaki semu (pseudopodia), dan cambuk (flagela),
tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Dengan dasar inilah
Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, apa saja yang termasuk dalam kelas Protozoa? Pada bagian ini akan dibahas Ciliata (Filum Ciliophora), dan Sporozoa (Filum Sporozoa).
a) Ciri-Ciri Ciliata (Filum Ciliophora). Amatilah kelompok Ciliata pada Gambar 5.11 di bawah ini!
Gambar 5.11 Macam-macam Ciliata
Ciri
khusus apa yang terdapat di dalam kelompok Ciliata? Jika kita amati,
ciri yang ada adalah terdapatnya rambut getar atau disebut “silia”
yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, tetapi ada juga yang
hanya terdapat pada sebagian tubuhnya. Apa fungsi dari silia ini? Silia
berfungsi untuk bergerak, silia yang terdapat di sekitar rongga-rongga
mulut dapat menimbulkan efek pusaran air yang dapat membantu untuk
mengumpulkan makanan. Sesuai dengan organ tubuhnya, Ciliata hidup di
tempat yang berair seperti sawah, rawa, atau tanah yang becek.
Gambar 5.12 Paramecium
Ciliata mempunyai sel yang memiliki dua nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Masing-masing nukleus ini mempunyai tugas sendiri-sendiri, makronukleus mengatur struktur dan metabolisme sel dan mikronukleus bertugas untuk mengatur aktivitas reproduksi. Contoh yang terkenal dari Ciliata adalah species Paramecium, amatilah bentuknya pada Gambar 5.12!
Dilihat
dari bentuknya, Ciliata berbentuk seperti sandal sehingga dikenal
sebagai “hewan sandal”. Ukuran tubuhnya sekitar 250 milimikron. Seluruh
permukaan tubuhnya ditumbuhi beribu-ribu silia dan pangkalnya menancap
pada polikel. Silia berfungsi sebagai alat gerak maju dan mundur atau
berbelok dengan cara menggetarkan silianya. Lekukan pada permukaan sel
seperti yang terlihat pada Gambar 5.12 adalah mulut Paramecium yang disebut sitostoma.
Mulut ini berfungsi sebagai jalan makanan masuk dalam kerongkongan sel (sitofaring) dan ujung sitostoma membentuk vakuola makanan sehingga makanan dapat dicerna kemudian diedarkan ke seluruh sel,
sari makanannya masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanannya berbentuk
padat dan cair, yang padat dikeluarkan melalui membran sel, sedangkan
sisa makanan yang berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola berdenyut
yang berjumlah dua buah dan letaknya di ujung sel. Bagaimana cara Paramecium berkembang biak? Pada dasarnya cara Paramecium berkembang
biak sama seperti yang lain, yaitu secara aseksual dengan pembelahan
biner melintang dan secara seksual dengan konjugasi dua sel.
(1) Aseksual
Perhatikan pada Gambar 5.13! Paramecium berkembang
biak dengan pembelahan biner. Tampak satu sel membelah menjadi 2,
kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan
mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus.
Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran
plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan
alat sel lainnya mempunyai dua nukleus, sitoplasma.
(2) Seksual
Paramecium juga
dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu dengan cara
konjugasi. Tahukah Anda hewan ini tidak dapat dibedakan antara jantan
dan betina. Agar lebih jelas perhatikan Gambar 5.14!
Gambar 5.13 Pembelahan biner pada Paramecium
Gambar 5.14 Konjugasi Paramecium
- Dua Paramecium saling berdekatan lalu saling menempel. Kemudian terjadi dua sel saling menempel pada bagian mulut sel. Membran sel pada sel yang saling menempel tersebut melebar dan terbentuk suatu saluran.
- Pada bagian masing-masing sel terdapat mikronukleus diploid (2n) yang membelah secara meiosis menjadi 4 mikronukleus haploid (n), sedangkan makronukleusnya tidak mengalami perubahan.
- Selanjutnya, masing-masing 4 mikronukleus haploid (n), di setiap sel membelah secara mitosis menjadi 8 mikronukleus (n).
- 8 mikronukleus (n) yang terbentuk, 7 mikronukleus hancur, sehingga setiap sel hanya memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
- Mikronukleus membelah secara mitosis menjadi 2 mikronukleus, sedangkan makronukleus lenyap, sehingga pada masing-masing sel hanya mengandung mikronukleus.
- Terjadi saling tukar-menukar mikronukleus, yaitu mikronukleus pindah ke sel lain dan sebaliknya. Mikronukleus yang saling tukar-menukar tersebut melebur dengan mikronukleus yang tidak pindah. Jadi, setelah hasil peleburan itu, setiap sel memiliki mikronukleus diploid.
- Setiap sel yang telah memiliki mikronukleus diploid (2n), selnya pisah dan konjugasi berakhir. Kemudian 1 mikronukleus membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus.
- Salah satu dari 2 mikronukleus itu tumbuh menjadi makronukleus, sehingga setiap sel memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
Anggota Ciliata yang hidup bebas, contohnya adalah Stentor yang memiliki bentuk seperti terompet, pada bagian mulutnya ditumbuhi silia, sedangkan tangkainya melekat pada substrat. Vorticella berbentuk seperti lonceng bertangkai panjang dan Didinium sebagai pemangsa Paramecium. Perhatikan Gambar 5.15 berikut!
(a) Stentor
(b) Vorticella
(c) Didinium
Selain hidup bebas, ada juga Paramecium yang hidup sebagai parasit, misalnya Balantidium coli,
yang bersifat parasit pada manusia, yaitu menyebabkan penyakit diare
berdarah yang gejalanya sama dengan penyakit diare. Inang perantara
penyakit ini adalah babi, yaitu melalui makanan/minuman yang tercemar
oleh kotoran babi yang mengandung Balantidium coli.
b) Ciri-Ciri Sporozoa (Filum Sporozoa)
Sporozoa merupakan
satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan
bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya.
Sesuai dengan namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora.
Sporozoa hidup sebagai parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan
menyerap nutrisi inangnya, misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
(1) Jenis-Jenis Plasmodium
Ada empat jenis species Plasmodium yang
dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium
menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
(a) Plasmodium vivax,
merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas,
gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari
sekali (48 jam).
(b) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
(c) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
(d) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.
(2) Cara hidup Plasmodium
Karena Plasmodium ini
dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia
mengalami dua fase siklus hidup. Perhatikan daur hidup yang dijalani
oleh Plasmodium penyebab penyakit malaria pada Gambar 5.16!
Gambar 5.16 Daur hidup Plasmodium
Dari Gambar 5.16 terlihat bahwa daur hidup Plasmodium ada dua, yaitu:
(a) Fase di dalam tubuh nyamuk (fase sporogoni)
Di
dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara
seksual. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan
mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding
usus nyamuk. Di dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi
ookinet ookista sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur
nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk
dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
(b) Fase di dalam tubuh manusia (fase skizogoni)
Setelah
tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam
darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit
akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang
rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit.
Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih
banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi
pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah,
dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari
dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam.
Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk
(pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh
nyamuk, demikian seterusnya. Coba Anda pikirkan fase apakah yang terjadi
di dalam tubuh manusia? Selain Plasmodium, ada juga anggota Sporozoa yang merugikan manusia, yaitu Toxoplasma gandii, yaitu merupakan penyebab penyakit toksoplasmosis yang
menyebabkan meningitis, hepatitis, dan infeksi janin manusia. Jika
menyerang janin dalam kandungan, maka bayi yang lahir akan mati atau
lahir dengan cacat mental, kebutaan, serta terjadinya pembengkakan hati.
Bagaimana
manusia dapat terkena penyakit ini? Penyakit ini antara lain ditularkan
melalui makanan, khususnya daging yang pemasakannya kurang matang, yang
sangat baik sebagai tempat hidupnya tropozoit (kista toksoplasma). Bisa juga ditularkan oleh hewan bangsa kucing dan burung, karena di dalam sel-sel usus kucing akan terjadi fase seksual dari T. gandii.
Adakah kucing atau burung yang menjadi peliharaan di rumah Anda? Jika
ada, maka Anda harus lebih berhati-hati agar tidak tertular penyakit
ini.