Reproduksi Virus – Seperti telah dibahas sebelumnya, virus memerlukan sel hidup untuk berkembang biak. Di dalam sel hidup tersebut, virus
baru dapat memperbanyak diri. Sel hidup tersebut dapat berupa sel
manusia, sel hewan, sel tumbuhan ataupun sel mikroorganisme. Umumnya, virus menyerang dan berkembang pada sel hidup yang spesifik. Contohnya, virus bakteriofage hanya menyerang bakteri, virus
rabies hanya menyerang mamalia, dan virus mosaik hanya menyerang
tumbuhan tembakau. Selain itu, bahkan ada virus yang hanya menyerang sel
atau jaringan saja. Contohnya, HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang sel darah putih dan virus polio yang hanya menyerang sel saraf
tepi dan sel-sel epitel. Siklus reproduksi virus ada dua cara, yakni
siklus litik dan siklus lisogenik. Sebagai contoh, perhatikan kedua
siklus tersebut pada virus bakteriofage T4, yang menyerang bakteri
Escherichia coli.
a. Siklus Litik. Menurut
Campbell (1998: 328), siklus litik atau daur litik merupakan siklus
reproduksi pada virus yang puncaknya ditandai dengan matinya sel inang.
Pada saat membran dinding sel inang pecah atau lisis, virus-virus baru
yang terbentuk di dalam sel inang akan keluar dan siap untuk menginfeksi
sel inang yang baru. Siklus litik pada virus bakteriofage, dimulai
ketika ekor bakteriofage menancap pada bagian luar permukaan sel E.
coli. Selanjutnya, pembungkus ekor akan masuk lebih dalam menembus
membran sel. Melalui ekor tersebut, virus menyuntikkan DNA virus ke
dalam sel E. coli. Sekali DNA virus masuk, sel E.coli mulai mengartikan
gen-gen virus. Salah satu gen pertama yang diartikan oleh sel E. coli
adalah gen untuk menghasilkan enzim penghancur DNA sel E. coli sendiri.
Kini, setelah DNA sel E. coli hancur, DNA virus mengambil alih
metabolisme sel inang DNA virus memerintahkan metabolisme sel inang
untuk membentuk komponen virus. Komponen-komponen tersebut terdiri atas
kepala, ekor, dan serat ekor. Setelah itu, komponen-komponen tersebut
akan membentuk virus-virus baru di dalam sel bakteri tadi. Akhirnya gen
dalam DNA virus memerintahkan metabolisme sel inang untuk memproduksi
enzim (lisozim) yang dapat merusak dinding sel bakteri. Enzim tersebut
menyebabkan dinding sel lisis (pecah) sehingga sekitar 100 hingga 200
virus akan dikeluarkan dari dalam sel bakteri. Keseluruhan tahapan
tersebut memerlukan waktu kurang dari 1 jam.
Daur litik
Keterangan gambar:
1) Virus menempel pada bakteri.
2) Dinding sel bakteri dilarutkan oleh enzim dari virus. Melalui lubang yang sudah dilarutkan oleh enzim virus tersebut, DNA virus dimasukkan ke dalam bakteri. Tahap ini disebut penetrasi.
3) DNA virus mengambil alih tugas DNA bakteri dan menggunakan metabolik bakteri untuk menghasilkan komponen-komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor, dan kepala. Setiap komponen fage kemudian bersatu dalam proses pematangan. Virus baru yang terbentuk dapat mencapai jumlah 200–1.000 virus.
4) Virus yang baru terbentuk mengeluarkan enzim lisozimnya untuk menghancurkan dinding sel bakteri. Setelah dinding bakteri hancur atau lisis, virus-virus baru dapat keluar dan menyerang sel-sel bakteri lainnya. Akhirnya, bakteri mengalami kematian. Virus yang telah menginfeksi sel lain pun mengulangi siklus litiknya kembali. Siklus litik yang menghasilkan virus-virus baru ini hanya membutuhkan waktu lebih kurang 20 menit untuk setiap siklusnya.
1) Virus menempel pada bakteri.
2) Dinding sel bakteri dilarutkan oleh enzim dari virus. Melalui lubang yang sudah dilarutkan oleh enzim virus tersebut, DNA virus dimasukkan ke dalam bakteri. Tahap ini disebut penetrasi.
3) DNA virus mengambil alih tugas DNA bakteri dan menggunakan metabolik bakteri untuk menghasilkan komponen-komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor, dan kepala. Setiap komponen fage kemudian bersatu dalam proses pematangan. Virus baru yang terbentuk dapat mencapai jumlah 200–1.000 virus.
4) Virus yang baru terbentuk mengeluarkan enzim lisozimnya untuk menghancurkan dinding sel bakteri. Setelah dinding bakteri hancur atau lisis, virus-virus baru dapat keluar dan menyerang sel-sel bakteri lainnya. Akhirnya, bakteri mengalami kematian. Virus yang telah menginfeksi sel lain pun mengulangi siklus litiknya kembali. Siklus litik yang menghasilkan virus-virus baru ini hanya membutuhkan waktu lebih kurang 20 menit untuk setiap siklusnya.
b. Siklus Lisogenik. Pada
siklus ini, dinding sel bakteri tidak akan segera lisis (perhatikan
kembali Gambar 2.6). Pada siklus lisogenik, materi genetik virus
diproduksi di dalam sel bakteri tanpa menghancurkan inangnya. Tahap awal
dari siklus ini adalah virus bakteriofage menempel pada dinding sel
bakteri. Kemudian, melalui ekornya disuntikkan DNA ke dalam sel bakteri.
DNA virus kemudian menyisip ke dalam DNA bakteri. DNA virus ini
bersifat laten (tidak aktif membelah) DNA baru tersebut dinamakan
profage. Profage kemudian mengadakan replikasi. Apabila keadaan
lingkungan menguntungkan, profage akan memasuki tahap selanjutnya, yakni
siklus litik. Pada tahap tersebut, terjadi biosintesis yang diakhiri
dengan pembentukan dan pelepasan virus-virus baru
Daur lisogenik
Urutan prosesnya adalah sebagai berikut.
1) Virus hidup pada tempat yang spesifik pada permukaan tubuh sel bakteri. Setelah melisiskan dinding sel, virus melakukan penetrasi materi genetik DNA ke dalam tubuh bakteri.
2) DNA kemudian menyisip ke dalam DNA bakteri dan membentuk profage.
3) Jika bakteri membelah diri, profage ikut membelah sehingga anakan sel bakteri pun mengandung profage. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga jumlah bakteri yang mengandung profage menjadi amat banyak. Jika keadaan lingkungan mendukung, virus akan mengalami pematangan sehingga memasuki keadaan litik.
4) Virus-virus baru pun dibentuk dan siap menyerang sel-sel lainnya.
c. Perbandingan antara siklus litik dan siklus lisogenik.1) Virus hidup pada tempat yang spesifik pada permukaan tubuh sel bakteri. Setelah melisiskan dinding sel, virus melakukan penetrasi materi genetik DNA ke dalam tubuh bakteri.
2) DNA kemudian menyisip ke dalam DNA bakteri dan membentuk profage.
3) Jika bakteri membelah diri, profage ikut membelah sehingga anakan sel bakteri pun mengandung profage. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga jumlah bakteri yang mengandung profage menjadi amat banyak. Jika keadaan lingkungan mendukung, virus akan mengalami pematangan sehingga memasuki keadaan litik.
4) Virus-virus baru pun dibentuk dan siap menyerang sel-sel lainnya.
Keterangan:
1. Virus menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel bakteri.
2. DNA virus bergabung dengan DNA bakteri.
3. DNA virus mengambil alih fungsi DNA bakteri sehingga sel bakteri dikontrol oleh DNA virus. DNA virus bereplikasi sehingga komponen virus terbentuk, seperti ekor dan serat ekor.
4. Pembentukan virus baru.
5. Sel bakteri mengalami lisis, virus baru terbentuk dan keluar dari sel.
6. DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri.
7. DNA bakteri melakukan pembelahan bersama DNA virus.
8. Sel bakteri baru yang mengandung DNA virus telah terbentuk.
1. Virus menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel bakteri.
2. DNA virus bergabung dengan DNA bakteri.
3. DNA virus mengambil alih fungsi DNA bakteri sehingga sel bakteri dikontrol oleh DNA virus. DNA virus bereplikasi sehingga komponen virus terbentuk, seperti ekor dan serat ekor.
4. Pembentukan virus baru.
5. Sel bakteri mengalami lisis, virus baru terbentuk dan keluar dari sel.
6. DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri.
7. DNA bakteri melakukan pembelahan bersama DNA virus.
8. Sel bakteri baru yang mengandung DNA virus telah terbentuk.