Arus Listrik dalam Rangkaian Tertutup- Listrik
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Bayangkanlah bagaimana jadinya
jika tidak ada listrik. Dunia akan gelap pada malam hari, tidak ada
komunikasi, tidak ada penerangan, tidak bisa melihat televisi, dan tidak
tahu dunia luar. Coba kalian perhatikan gambar gardu listrik di
atas. Kabel-kabel besar menghubungkan satu tempat dengan tempat lain
dengan tegangan tinggi. Bagaimana seorang tukang listrik merangkai kabel
itu agar tidak membahayakan? Dan bagaimana listrik dapat sampai ke
rumah ? Untuk mengetahuinya ikuti uraian berikut.
Di
SMP, Anda pernah mempelajari konsep muatan listrik. Masih ingatkah
mengapa sebuah benda dapat bermuatan listrik? Dalam tinjauan
mikroskopik, sebuah benda dikatakan bermuatan listrik
jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron. Oleh karena
elektron bermuatan negatif, benda yang kelebihan elektron akan bermuatan
negatif, sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan
positif.
Gambar 8.1 Aliran muatan positif dari bola A (potensial tinggi) ke bola B (potensial rendah).
Gambar 8.1 memperlihatkan
dua buah bola bermuatan listrik. Bola A memiliki jumlah muatan positif
lebih banyak daripada bola B. Ketika bola A dan bola B dihubungkan
dengan sebuah paku (konduktor), sebagian muatan positif dari bola A akan
mengalir melalui paku menuju bola B sehingga dicapai keadaan setimbang,
yakni muatan listrik bola A dan B menjadi sama. Bola A dikatakan
memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada bola B. Perbedaan
potensial listrik inilah yang mendorong muatan positif mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik
positif ini disebut arus listrik. Arus listrik mengalir secara spontan
dari potensial tinggi ke potensial rendah melalui konduktor, tetapi
tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan
aliran air dari tempat (potensial gravitasi) tinggi ke tempat
(potensial gravitasi) rendah. Bagaimanakah agar air mengalir
terus-menerus dan membentuk siklus, sementara air tidak dapat mengalir
secara spontan dari tempat rendah ke tempat tinggi? Satu-satunya cara
adalah menggunakan pompa untuk menyedot dan mengalirkan air dari tempat
rendah ke tempat tinggi. Demikian pula dengan arus listrik. Arus listrik
dapat mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi menggunakan
sumber energi, misalnya pompa pada air. Sumber energi ini, di antaranya
adalah baterai.
Sejauh ini Anda telah
mempelajari bahwa arus listrik adalah aliran muatan positif. Pada
kenyataannya, pada konduktor padat, aliran muatan yang terjadi adalah
aliran elektron (muatan negatif), sementara muatan positif (inti atom)
tidak bergerak. Aliran elektron ini berlawanan dengan aliran muatan
positif, yakni dari potensial rendah ke potensial tinggi. Oleh karena
arus listrik
telah didefinisikan sebagai aliran muatan positif, arah arus listrik
pada konduktor padat adalah kebalikan dari aliran elektron, seperti
diilustrasikan pada Gambar 8.3.
Gambar 8.3 Arah arus listrik pada konduktor padat berlawanan dengan arah aliran elektron.
Arus
listrik adalah laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan
penampang lintang. Beda potensial listrik adalah dorongan yang
menyebabkan elektron-elektron mengalir dari suatu tempat ke tempat yang
lain.
Alat ukur listrik
Alat ukur kuat arus listrik yang cukup peka adalah basicmeter
(meter dasar) batas maksimim basismeter atar 0,1 mA. Basicmeter ini
dilengkapi dengan penghambat yang disebut shunt, yang dapat dipasang dan
dilepas dari meter dasar. Ada shunt untuk arus 50mA, 100mA, 1 A, dan 5
A. Pada umumnya alat untuk mengukur kuat arus listrik dinamakan
amperemeter.
Meterdasar juga dapat
digunakan sebagai voltmeter, yaitu alat untuk mengukur tegangan listrik.
Agar dapat digunakan sebagai voltmeter, meter dasar ini dilengkapi
dengan susunan penghambat yang disebut multiplier untuk 1 V, 5 V, 10 V
dan 50 V. Alat yang dapat dipakai untuk mengukur kuat arus, tegangan dan
hambatan listrik disebut avometer atau multimeter.
Kuat Arus Listrik
Ketika
sebuah bola lampu dihubungkan pada terminal-terminal baterai dengan
menggunakan konduktor (kabel), muatan listrik akan mengalir melalui
kabel dan lampu sehingga lampu akan menyala. Banyaknya muatan yang
mengalir melalui penampang konduktor tiap satuan waktu disebut kuat arus
listrik atau disebut dengan arus listrik. Secara matematis, kuat arus listrik ditulis sebagai
I =Q/t ……….. (8–1)
dengan: I = kuat arus listrik (ampere; A),
Q = muatan listrik (coulomb; C), dan
t = waktu (sekon; s).
Satu
coulomb adalah muatan listrik yang melalui titik apa saja dalam
rangkaian listrik ketika arus tetap satu ampere mengalir selama satu
detik. Satuan kuat arus listrik dinyatakan dalam ampere, disingkat A. Satu ampere didefinisikan sebagai muatan listrik sebesar satu coulomb yang melewati penampang konduktor dalam satu sekon (1 A = 1 C/s).
Oleh
karena yang mengalir pada konduktor padat adalah elektron, banyaknya
muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar
muatan sebuah elektron, qe = e = 1,6 × 10–19 C. Jika pada konduktor tersebut mengalir n buah elektron, total muatan yang mengalir adalah
Q = ne
Bila
suatu penghantar yang memiliki luas penampang A dan dialiri arus
listrik I maka dapat dikatakan bahwa penghantar tersebut dialiri arus
listrik dengan rapat arus sebesar:
J = I /A
Rapat arus (J) adalah besar kuat arus listrik per satuan luas penampang. Satuan rapat arus dalam sistem SI adalah ampere/m2 atau Am-2.
Contoh soal
Muatan listrik sebesar 20 C mengalir pada penampang konduktor selama 5 sekon.
a. Berapakah kuat arus listrik yang melalui konduktor tersebut?
b. Berapakah jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon, jika diketahui e = 1,6 × 10–19 C?
Jawab
Diketahui: Q = 20 C, t = 5 sekon, dan e = 1,6 × 10–19 C. Maka
a. kuat arus yang mengalir,
I =Q/t = 20 C/5 s =4 A=
b. jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon,
I = Q/e= It/e = (4 A)(1 s)/ 1,6 x 10-19 C = 2,5 10-19 A