Ada beberapa teori yang memberikan jawaban tentang asal-usul kehidupan di bumi. Teori-teori tersebut adalah sebagai beikut.
Teori Ciptaan
Menurut teori ini kehidupan yang ada di bumi diciptakan oleh Tuhan. Teori ini diakui kebenarannya oleh kalangan agama dan masyarakat saat itu. Mereka mendasari kebenaran teori tersebut atas keajaiban-keajaiban gaib yang pernah terjadi dan dilihatnya.
Teori Kosmozoa
Menurut teori ini kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Teori tersebut didasarkan atas penyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun batu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organik sederhana, misalnya sianogen dan asam hidrosianida. Molekul-molekul sederhana tersebut ketika jatuh ke bumi menjadi benih bagi timbulnya kehidupan. Kehidupan dapat juga terjadi di tempat lain selain bumi.
Teori Keadaan Bumi Selalu Tetap
Teori ini menyatakan bahwa bumi tidak mempunyai asal mula. Bumi selalu dapat menopang kehidupan yang ada di dalamnya, jika ada perubahan, tidak terlalu banyak. Begitu pula makhluk hidup yang ada di dalam bumi juga tidak ada asal mulanya.
Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis)
Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat Yunani, berpendapat bahwa makhluk hidup yang pertama berasal dari benda tak hidup. Makhluk hidup ini terjadi secara spontan sehingga teori ini disebut teori generatio spontanea.
Para pendukung teori ini adalah sebagai berikut:
- Anaximander, menyatakan bahwa tumbuhan, hewan, dan manusia berasal dari lumpur.
- Jan Baptisa Kelmont (1577-1644), beranggapan bahwa tikus berasal dari benda tak hidup. Dia menduga bahwa yang menjadi "daya hidup" adalah keringat manusia yang ada pada pakaian kotor yang disimpan di dalam lemari bersama dengan segenggam biji gandum.
- Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang sarjana Belanda yang menemukan benda-benda renik di dalam setetes air rendaman jerami.
Teori Biogenesis
Teori ini muncul sebagai sanggahan terhadap teori abiogenesis. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan ada karena adanya kehidupan sebelumnya. Teori ini dikemukakan oleh Francesco Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis pasteur.
- Francesco Redi (1126-1697)
Francesco redi adalah ilmuwan Italia yang melakukan percobaan dengan menggunakan sepotong daging segar yang masing-masing ditempatkan dalam gelas dengan perlakuan sebagai berikut:
- Gelas I ditutup rapat
- Gelas II ditutup dengan kasa
- Gelas III dibiarkan terbuka
Gelas-gelas tersebut diletakkan di tempat terbuka. Setelah beberapa hari pada gelas III ditemukan larva yang lebih banyak daripada gelas II dan tidak terdapat larva pada gelas I. - Lazarro Spallanzani (1729-1779)
Lazarro spallanzani adalah ilmuwan dari Italia yang melakukan percobaab dengan menggunakan labu/gelas sebanyak tiga buah yang masing-masing diisi 50 mililiter kaldu.
- Labu I disumbat dengan gabus dan antara sumbat dan labu ditetesi dengan lilin cair
- Labu II disumbat seperti labu I dan dipanaskan selama 15 menit
- Labu III tidak disumbat dan dipanaskan selama 15 menit
Semua labu diletakkan di tempat gelap. Setelah beberapa hari pada labu I dan III terdapat organisme sedangkan pada labu II tidak ada. - Louis Pasteur (1822-1895)
Louis pasteur adalah ilmuwan dari Perancis yang melakukan eksperimen dengan menggunakan alat dari botol kaca berbentuk labu dengan leher memanjang berlekuk dan menyempit ujungnya, sehingga bentuknya menyerupai huruf S atau leher angsa. Sebagai pembanding Pasteur menggunakan labu yang berleher lurus. Ke dalam kedua labu tersebut dimasukkan kaldu dan dipanaskan hingga mendidih. Setelah beberapa hari ternyata kaldu pada labu berleher seperti leher angsa tetap jernih dan kaldu pada labu berleher lurus sudah keruh (ada organisme). Dari hasil percobaab tersebut, muncullah teori biogenesis dengan semboyan "omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo" yang berarti "setiap makhluk hidup berasal dari telur, dan setiap telur berasal dari makhluk hidup"; atau "omne vivum ex vivo", artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Teori Biologi Modern
Pada prinsipnya teori beranggapan bahwa kehidupan berasal dari atmosfer. Beberapa ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah sebagai berikut:
- A.I. Oparin (Rusia)
Oparin berpendapat bahwa di atmosfer terkandung uap air (H2O), metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen (H2), nitrogen (N3), dan sianogen (CNO). Uap air di atmosfer lama-kelamaan mengembun dan mengumpul di atmosfer sehingga menjadi berat dan jatuh ke bumi sebagai hujan lebat yang disetai halilintar. Pada waktu hujan lebat, senyawa-senyawa gas yang ada di atmosfer banyak yang larut dan bereaksi di dalam air hujan membentuk senyawa organik sederhana (penyusun kehidupan) yang ikut jatuh ke bumi. - Harold Urey (Amerika)
Pada masa bumi awal, atmosfer purba mengandung gas hidrogen (H2), amonia (NH3), metana (CH4), dan uap air (H2O). Gas-gas tersebut dengan bantuan energi yang berasal dari loncatan listrik ketika ada hililintar, radiasi sinar kosmik, dan agen lainnya, bereaksi satu dengan lainnya membentuk senyawa organik sederhana. Senyawa organik ini diperkirakan berkembang lebih lanjut menjadi organisme. - Stanley Miller (Amerika)
Miller adalah murid Urey yang menguji teori Urey dengan percobaan tabung saluran yang diisi ua air, metana, amonia, dan hidrogen yang kemudian dialiri listrik bertegangan tinggi. Setelah seminggu Miller menampung zat yang terbentuk, ternyata zat tersebut adalah asam amino. Asam amino merupakan bahan penyusun protein pembentuk protoplasma sebagai dasar kehidupan.